Universitas Indonesia (UI) menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas polemik yang timbul seputar kelulusan Bahlil Lahadalia, mahasiswa Program Doktor (S3) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG). Dalam pernyataannya, UI mengakui adanya kekurangan dalam proses tata kelola dan prosedur akademik yang diterapkan di program tersebut dan berkomitmen mengambil tindakan serius guna mengatasinya.

Sebagai langkah awal, UI telah melakukan evaluasi mendalam terhadap pengelolaan Program Doktor di SKSG demi menjaga standar kualitas dan integritas akademik. Tim Investigasi Pengawasan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari unsur Senat Akademik dan Dewan Guru Besar melakukan audit menyeluruh. Audit ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pemenuhan syarat penerimaan mahasiswa, proses pembimbingan, hingga syarat kelulusan.

Berdasarkan hasil audit awal, UI memutuskan untuk menunda penerimaan mahasiswa baru di Program Doktor (S3) SKSG melalui kebijakan moratorium sementara. Keputusan ini bertujuan memastikan perbaikan tata kelola akademik berjalan sesuai aturan serta menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari konflik kepentingan. Moratorium ini akan berlaku hingga audit komprehensif selesai dilaksanakan.

Dewan Guru Besar UI juga akan mengadakan sidang etik guna menilai potensi pelanggaran etika dalam proses pembimbingan mahasiswa Program Doktor di SKSG. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk memastikan setiap proses akademik di UI berlandaskan profesionalisme dan etika yang tinggi.

Keputusan menangguhkan kelulusan Bahlil ini diambil berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Empat Organ UI, yang menggarisbawahi pentingnya tata kelola akademik yang lebih baik, transparan, dan adil. Kelulusan Bahlil akan ditinjau lebih lanjut dalam sidang etik yang berlandaskan Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2022, dengan harapan setiap keputusan didasarkan pada prinsip transparansi.

Langkah-langkah UI ini menegaskan komitmen universitas dalam menjaga kredibilitas akademik