Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Ratusan Warga Geruduk Batalyon Armed, Bawa Mayat Korban Pengeroyokan TNI di Deli
Ratusan Warga Geruduk Batalyon Armed, Bawa Mayat Korban Pengeroyokan Oknum TNI di Deli Serdang
Ratusan Warga Geruduk Batalyon Armed, Bawa Mayat Korban Pengeroyokan TNI di Deli

Azmi Ardianto
4 min baca
Selasa, 12 November 2024 - 06:38 WIB
3144


MEDAN – Ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang yang kampungnya diserang sekelompok personel TNI pada Jumat malam hingga Sabtu dinihari menggeruduk Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan.

Mereka membawa mayat Raden Barus (60) korban dugaan penganiayaan yang dilakukan personel TNI dengan kondisi kepala luka dan perut diduga kena tusuk senjata tajam.

Pantauan di lokasi, awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang sejak pagi menunggu jenazah korban tiba seusai diautopsi.

Setibanya mobil ambulans, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulans berisi mayat korban ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan yang berjarak sekitar 2 Kilometer.

Mobil ambulans dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki juga menaiki sepeda motor dari belakang.

Sambil berjalan menuju Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan.

Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulans mogok.

Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.

Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari Batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.

Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke Batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.

Namun dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang Batalyon untuk menghalau massa masuk.

Setibanya di depan Armed situasi sempat memanas karena warga berusaha masuk ke dalam menemui petinggi Batalyon.

Salah satu warga, Herna mengatakan Raden Barus merupakan korban kekejaman personel TNI.

Ia menyebut, aparat negara itu beramai-ramai membantai pria 60 tahun tanpa belas kasih.

Kedatangan mereka ke Batalyon menuntut keadilan tewasnya Raden Barus diduga akibat digebuki dan ditusuk.

“Ke sini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh,”kata Herna, dijumpai di depan Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, Sabtu (9/11/2024).

Herna mengungkapkan sejauh ini korban tewas akibat penyerangan ini baru satu orang.

Ada belasan korban luka tapi dikabarkan hanya tujuh orang yang luka parah.

Dari tujuh orang itu, satu diantaranya tangannya hampir putus akibat ditebas.

Diperkirakan Herna, saat kejadian Jumat malam sekitar pukul 22:30 WIB hingga Sabtu dinihari ada 100 lebih personel TNI berseragam preman dan berseragam lengkap menyerbu kampungnya.

Mereka datang membantai warga tak peduli muda, tua maupun orang yang melintas..

Bahkan mereka nekat mendobrak pintu rumah warga lalu menyeret dan menghajarnya.

Rata-rata 1 kompi, 2 kali orang ini datang. Pertama ada 100 orang, baru kedua kalinya satu kompi orang ini datang,”ungkapnya.”

“Kami gak tahu masalahnya apa, gak ada kami bermusuhan sama Armed ini. Setahu kami satu kampung sibiru-biru ini kami tidak bermusuhan dengan Armed,” katanya.

Atas kejadian ini, warga Kecamatan Sibiru-biru meminta Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan mengungkap siapa saja pelakunya dan memecat mereka dari TNI.

“Itu kan pemburu bukan pelindung, pecat saja.”

Sebelumnya, seorang korban penganiayaan, Rofikar Sanjaya Tarigan, 18 tahun mengatakan, kejadian begitu mencekam.

Saat itu dirinya baru keluar rumah hendak membeli rokok tiba-tiba melihat segerombolan orang datang ke kampungnya.

Melihat situasi memanas karena gerombolan pria berambut cepak membawa senjata tajam berbagai jenis ia melarikan diri ke rumah neneknya.

Rupanya, dia dikejar sekitar puluhan orang hingga merangsek masuk ke rumah neneknya.

Awalnya, orang tak dikenal itu menanyakan keberadaan yang disebut adiknya dan Rofikar mengaku tak mengetahui orang yang disebut.

Ternyata, puluhan orang mendobrak pintu dan langsung menyeretnya keluar dari rumah dan menghajar nya.

Katanya, ia dipukuli menggunakan berbagai jenis benda tumpul.

“Saya keluar dari rumah mau membeli rokok, rupanya melihat keramaian masuk ke gang atau perkampungan. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya,”ungkapnya.

“Di situ pintu didobrak dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah itu saya buka pintu, saya diseret keluar dan saya dipukuli,”sambungnya.

Setelah diseret dan dipukuli, pria berusia 18 tahun ini dibawa ke Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan.

Di sini dia diperlakukan seperti penjahat.

Akibat kejadian ini, satu korban meninggal dunia dan belasan warga dikabarkan luka-luka.

“Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol.”
https://koma.id/2024/11/12/ratusan-w...-deli-serdang/



Warga Deli Serdang Was-was Usai Diserang Prajurit TNI, Anak Sekolah Takut ke Sekolah

Ratusan Warga Geruduk Batalyon Armed, Bawa Mayat Korban Pengeroyokan TNI di Deli
Kompas.com - 11/11/2024, 22:07 WIB Goklas Wisely , Reni Susanti Tim Redaksi 1 Lihat Foto Binawati selaku Kepala Dusun III Desa Selamat saat diwawancarai di Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang pada Senin (11/11/2024). (KOMPAS.com/GOKLAS WISELY ) MEDAN, KOMPAS.com - Penyerangan yang dilakukan prajurit Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan pada Jumat (9/11/2024) malam masih menyisakan rasa was-was di benak masyarakat Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Kepala Dusun III Desa Selamat, Binawati mengungkapkan dampak psikologis yang dialami warga, terutama anak-anak.

“Wah ini aja sampai sekarang, banyak anak sekolah bilang ‘Mak, kayak mana ini, aku takut sekolah.’ Itu lah karena sudah takut dengan si cepak ini tadi kan,” ujarnya saat diwawancarai di lokasi pada Senin (11/11/2024).

Ia menambahkan, warga laki-laki pun merasa takut untuk keluar rumah. Binawati juga mengaku masih merasa was-was saat hendak mengendarai sepeda motor ke kantor desa.

Menurutnya, kejadian penyerangan itu sangat berbekas dan melukai hati masyarakat.

Tony Seno Aji (55), warga Dusun IV Desa Selamat menyatakan, setelah penyerangan, seluruh anak sekolah di dusunnya tidak berani pergi ke sekolah.

“Satu pun anak sekolah tak berani ke sekolah. Baru-baru ini lah, ada beberapa anak yang berani ke sekolah,” ungkapnya.

Kondisi psikologis warga mulai membaik setelah pihak Danramil, Kodam I/BB, dan staf ahli Pangdam I/BB menjumpai masyarakat pada Minggu (10/11/2024).

“Mereka sudah mengatakan, bahwasannya jangan takut. Untuk penjagaan, sampai bapak ibu merasa tenang, kami tetap menjaga kampung ini,” kata Tony.

Sebagai langkah untuk meningkatkan rasa aman, jalan menuju sekolah kini telah dijaga beberapa personel dari Babinsa dan Kodam I/BB.

Sebelumnya, penyerangan yang dilakukan oleh sejumlah prajurit Armed mengakibatkan seorang warga, Raden Barus (61), tewas dan belasan lainnya terluka.

Panglima Kodam I Bukit Barisan, Letjen Mochammad Hasan, telah menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut.

“Sekali lagi, bersama keluarga besar Bukit Barisan, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya ikhlas,” ungkap Hasan saat mengikuti acara adat pemakaman Raden Barus di Jambur Desa Selamat, Minggu (10/11/2024).

Kejadian ini mencerminkan perlunya perhatian lebih terhadap keamanan dan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam situasi yang penuh ketegangan seperti ini.

https://medan.kompas.com/read/2024/1...olah-takut-ke.


Menko BG Pastikan Proses Hukum Prajurit TNI Serang Warga Deli Serdang
Ratusan Warga Geruduk Batalyon Armed, Bawa Mayat Korban Pengeroyokan TNI di Deli
Menko Polkam Budi Gunawan (BG) memastikan proses hukum berjalan terhadap anggota TNI yang diduga terlibat penyerangan warga sipil di Deli Serdang. (Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menko Politik dan Keamanan Budi Gunawan (BG) memastikan proses hukum berjalan terhadap anggota TNI yang diduga terlibat penyerangan warga sipil di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Ia mengatakan saat ini sudah ada anggota Yonarmed 2/Kilap Sumagan yang telah diproses terkait peristiwa itu.

"Proses hukum saat ini sedang berjalan. Ada beberapa oknum anggota Yonarmed yang diproses," kata BG di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (11/11).

BG menjelaskan situasi di Desa Cinta Adil kini sudah kondusif. Ia menyebut Pangdam I/Bukit Barisan Letjen Moch Hasan juga telah mengatakan akan terbuka mengenai proses hukum kasus tersebut.

"Sehingga publik bisa mengawal dan mengikuti perkembangan kasusnya, dan akan dijamin dan dipastikan bahwa para pelakunya yang terbukti bersalah akan ditindak dan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ujarnya.

Sebelumnya, sebanyak 33 prajurit TNI diduga terlibat penyerangan warga sipil di Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (8/11) malam.

Satu warga meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka akibat peristiwa itu.

Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha mengatakan puluhan prajurit yang terlibat diperiksa di Pomdam I Bukit Barisan.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, yang diduga terkonfirmasi (terlibat) ada 33 orang. Oknum pelaku yang sudah terkonfirmasi diduga terlibat sudah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Pomdam I Bukit Barisan," kata Dody dalam keterangannya, Minggu (10/11).

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan peristiwa berawal saat dua anggota TNI menegur pemuda yang kebut-kebutan menggunakan sepeda motor.

Menurutnya, pemuda yang ditegur itu tidak terima hingga terjadi adu mulut dan perkelahian massal.

"Diawali oleh ya anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota, karena kan mengganggu masyarakat, meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan. Anggota Kodam I (Bukit Barisan) menegur, tidak terima," kata Agus usai menyambut 24 prajurit Satgas TNI dari Filipina di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/11).

"Terjadi adu mulut, perkelahian, kemudian maka terjadilah perkelahian massal," imbuh dia.

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...-deli-serdang.

Aksi 33 prajurit TNI di Sumatra Utara yang membuat rakyat ketakutan dan kakek-kakek terbunuh
itkgidAvatar border
aldonisticAvatar border
aldonistic dan itkgid memberi reputasi
2
508
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan