- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Stories From the Letter


TS
dwianggieprase
Stories From the Letter
Chapter 1
Dengan mengenderai sepeda motor Honda Tiger 2000 aku pulang dari sekolah menuju ke rumah sekitar jam 11 pagi. Kebetulan hari ini adalah hari bebas dikarenakan senin depan kami, siswa kelas 10 dan 11 akan mengikuti ujian akhir semester 2. Dibanding ikut nongkrong bersama teman-teman sekelasku ke Taman Kota, aku lebih memilih pulang lebih cepat dan beristirahat di rumah.
“Aku pulang buk” Ucapku pada ibu begitu sampai dirumah
“Makan dulu sini Neiv,” Tawar Ibuku.
“Entar aja bu, aku mau ke kamar dulu istirahat”
Kurebahkan tubuhku di ranjang di kamarku. Sambil rebahan aku memainkan ponsel nokia C5 milikku ini sembari membalas beberapa chat dari temanku.
Ketika aku sedang rebahan mendadak aku teringat dengan mimpi-mimpi yang beberapa hari ini menghinggapi tidurku. Entah kenapa beberapa minggu belakangan aku sering bermimpi seolah-olah aku kembali ke masa-masa Sd-ku dulu. Didalam mimpiku aku bermain bersama dengan teman-teman lamaku di sd seperti Harry, Andreas, Ozwell, Wegner, Sheva, dan Alessa juga tentunya. Bahkan Alessalah yang lebih sering muncul di mimpiku dibanding yang lainnya.
Karena mimpi-mimpi itulah aku jadi merindukan teman-teman lamaku di SD dulu terutama Alessa. Bagaiman wujud mereka sekarang yak? Pasti sekarang mereka telah tumbuh remaja. Sudah 5 tahun berlalu aku tidak pernah bertemu dengan mereka bahkan kabar-kabarnya saja aku tidak tahu karena aku sudah loss kontak dengan mereka sejak lulus sd.
Hmmm, Alessa. . . Bagaimana kamu sekarang yak? Pasti kamu telah menjadi Perempuan remaja yang cantik dan manis sekarang” Pikirku sambil senyum-senyum sendiri. Tapi di sisi lain masih ada perasaan kecewaku terhadap Alessa yang tidak pernah membalas suratku 5 tahun lalu.
Tiba-tiba saja aku terpikirkan untuk melihat kembali buku-bukuku sewaktu masa sd dulu sekedar untuk bernostalgia.
“Bu, buku-bukuku sewaktu sd dulu disimpan dimana?” Tanyaku pada ibu yang sedang sibuk menjemur pakaian.
“Owh ada di loteng atas, tumben kamu nanyain buku-buku sd dulu?”
“Gak Apa2 bu... Cuma pengin liat aja udah lama”
“yaudah sekalian dibersihin lotengnya yak. Buku-buku itu juga pasti udah sangat berdebu karena semenjak kita pindah kesinikan belum pernah dibuka masih tersimpan rapi dalam satu kardus besar”
“Siap buk” Tegasku
Aku lalu segera menuju ke loteng atas rumah kami. Huh, banyak sekali sarang laba-laba disana sini. Ada banyak sekali kardus disini dan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Kubersihkan setiap sisi loteng sembari mencari kardus yang bertuliskan “Buku-buku SD”. Setelah hampir 15 menit akhirnya aku berhasil menemukan kardus yang kucari. Benar-benar sangat berdebu dan sangat kotor maklumlah sudah 5 tahun kardus itu dibiarkan begitu saja.
Kubuka dan kulihat satu per satu sambil mengenang masa-masa sd ku dulu. Tiba-tiba saja perhatian tertuju pada salah satu buku tulis/catatan besar milik kami berlima. Kutarik buku itu dari himpitan buku-buku yang ada diatasnya. Harusnya buku inikan Alessa yang nyimpan, kenapa bisa ada disini?. Hmmm, apa jangan-jangan sewaktu malam terakhir dia datang dia menitipkan buku ini pada ibu?. Iya mungkin saja.
Saat kusentuh buku itu kumerasakan seperti ada yang mengganjal di tengah-tengah buku catatan itu. Jangan-jangan di dalamnya ada . . . . Penasaran aku pun langsung membuka halaman tengah dari buku itu. Saat kubuka halaman tengahnya terjatuhlah sebuah amplop surat bermotif hello kity dan 3 lembar kartu Yugi-Oh yang dibungkus plastik.
Seperti dugaanku ini adalah sebuah surat. Apa ini adalah surat balasan dari Alessa. Dengan tergesa-gesa aku membereskan buku-buku sd ku yang lain dan meinggalkannya lalu membawa buku catatan besar itu beserta Amplop dan Kartu Yugi-Oh ke kamarku.
Di dalam kamar perlahan aku buka amplop surat itu yang ternyata memang surat dari Alessa untukku 5 tahun lalu. Bagaimana mungkin setelah selama ini aku baru menyadari kalau Alessa menitipakan surat balasan untukku 5 tahun lalu. Segera kubuka dan kubaca surat itu
Teruntuk teman baikku Neivans Redfield
Sebelumnya aku sangat berterima kasih atas hadiah ulang tahun sekaligus perpisahan yang kau berikan padaku ini. Aku sangat menyukai hadiah jam weker dari kamu ini Neivans, terima kasih ya...
Sejujurnya aku masih tidak percaya kalau anak pemurung sepertimu itu bisa punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya kepadaku.
Saat ini aku senang sekaligus sedih ketika menuliskan surat balasan ini untukmu Neivans. Aku senang karena akhirnya kau mau mengakui perasaanmu terhadapku dan sedih karena hari ini adalah pertemuan kita yang terakhir.
Tujuanku menuliskan surat ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perkataanmu tadi sore di danau. Aku juga Neivans..... sama selama ini aku juga menyukaimu lebih dari seorang sahabat.
Andaikan saat ini kamu memintaku untuk menjadi kekasihmu aku pasti akan mengiyakannya. Seperti yang sebelumnya aku bilang padamu Neivs, coba yang nembak aku waktu itu kamu bukan Ozwell pasti aku bakal menerimanya. Karena sosok yang aku maksud “dia yang Kusuka” adalah kamu Neivans.
Terima kasih banyak Neivans karena selama ini kamu udah sering bantuin aku, terutama kejadian yang paling tekenang buatku adalah ketika kamu berkelahi denga Ozwell karena membelaku yang selalu dijahili olehnya. Saat itu aku benar-benar merasa bangga punya teman sepertimu. Meskipun krempeng dan kecil tapi punya keberanian yang besar heheheeh.
Awalnya aku hanya menganggapmu sebagai seorang Anak Pemurung yang pemalu dan tidak punya teman. Tapi setelah lama berteman denganmmu ternyata kau tidak sesuram kelihatannya. Aku juga senang karena kau selalu baik kepadaku dan sering membantu jika aku dalam kesulitan. Tapi terkadang aku kesal denganmu saat-saat dimana kau lebih sering membantu Sheva dan akrab dengannya. Entah kenapa aku sedikt kesal saat kau terlalu akrab dengannya padahalkan kita berlima ini kan teman baik. Hingga akhirnya aku menyadari yang membuatku kesal ternyata adalah karena aku memiliki perasaan yang lebih terhadapmu tapi aku lebih memlih memendam sendiri perasaan tersebut saat itu karena menurutku belum waktunya aku menyukai seorang lawan jenis.
Sesuai permintaanmu, aku menuliskan dalam suratku ini jawaban dari perasaanmu terhadapku. Aku juga menyukaimu Neivans, meskipun saat ini kita tidak mungkin untuk menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih karena usia kita yang masih sangat belia ditambah lagi kamu yang akan meniggalkan kota ini tetapi aku berharap suatu saat nanti kita bisa melakukannya. Aku juga minta padamu untuk tidak menghilang dari kehidupanku.
Aku harap kamu membalas suratku ini dengan segera agar kita bisa terus saling berbalas surat. Oh ya aku juga mencantumkan Alamat rumahku yang lengkap loh, di balik amplop surat ini. Nanti kamu kirim aja lewat pos surat balasan kamu ke alamat rumahku. Jangan lupa kamu juga tulis Alamat lengkap rumah kamu yang sekarang. Aku tunggu yak . . .
Your Special Friend
Alessa Ashford
----------------------------------------------------------




bukhorigan dan i4munited memberi reputasi
2
269
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan