- Beranda
- Komunitas
- BERITA KASkUS
Keraton Pajagalan: Sejarah Songennep yang hampir Terlupakan
1/1


TS
whyabd08
Keraton Pajagalan: Sejarah Songennep yang hampir Terlupakan
Dusun Seddung Pandeman, Desa Batang-Batang Daja, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep - Jawa Timur
Keraton Pajagalan ini bukanlah keraton utama seperti Keraton Songennep di pusat kota, namun memiliki nilai sejarah tersendiri bagi masyarakat setempat karena merupakan bagian dari sejarah pemerintahan lokal Songennep. Keraton ini eksis pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman, yang merupakan sultan ke-3 dari Kerajaan Songennep. Sultan Abdurrahman memerintah pada abad ke-17 Masehi, sekitar tahun 1640 hingga 1670.
Pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman, Kerajaan Songennep mengalami perkembangan yang signifikan, baik dalam aspek pemerintahan maupun kebudayaan. Keraton Pajagalan ini berfungsi sebagai salah satu tempat kediaman atau istana pembantu dari penguasa Songennep yang terpisah dari keraton utama. Secara umum, keberadaannya menunjukkan adanya bentuk pemerintahan yang lebih terdesentralisasi di Songennep pada masa lalu, di mana para bangsawan atau keluarga kerajaan ditempatkan di beberapa wilayah sekitar untuk mengatur daerah-daerah tertentu dan menjaga kekuasaan kerajaan.
Keraton ini juga merupakan saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Songennep dan masih dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi hingga saat ini meski tidak sebesar keraton utama (Keraton Agung) yang didirikan oleh Panembahan Somala pada akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19, sekitar tahun 1762 hingga 1811.
Bagi masyarakat Batang-Batang, Keraton Pajagalan memiliki cerita turun-temurun yang menyebutkan bahwa lokasi ini merupakan tempat bersejarah bagi keluarga
kerajaan kecil atau penguasa lokal. Meski saat ini tidak banyak bangunan asli yang tersisa, tempat ini tetap dihormati dan sering dikunjungi untuk ziarah serta mengenang sejarah meski yang berkunjung hanyalah masyarakat-masyarakat setempat.
Oleh : Wahyu Abadi
Keraton Pajagalan ini bukanlah keraton utama seperti Keraton Songennep di pusat kota, namun memiliki nilai sejarah tersendiri bagi masyarakat setempat karena merupakan bagian dari sejarah pemerintahan lokal Songennep. Keraton ini eksis pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman, yang merupakan sultan ke-3 dari Kerajaan Songennep. Sultan Abdurrahman memerintah pada abad ke-17 Masehi, sekitar tahun 1640 hingga 1670.
Pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman, Kerajaan Songennep mengalami perkembangan yang signifikan, baik dalam aspek pemerintahan maupun kebudayaan. Keraton Pajagalan ini berfungsi sebagai salah satu tempat kediaman atau istana pembantu dari penguasa Songennep yang terpisah dari keraton utama. Secara umum, keberadaannya menunjukkan adanya bentuk pemerintahan yang lebih terdesentralisasi di Songennep pada masa lalu, di mana para bangsawan atau keluarga kerajaan ditempatkan di beberapa wilayah sekitar untuk mengatur daerah-daerah tertentu dan menjaga kekuasaan kerajaan.
Keraton ini juga merupakan saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Songennep dan masih dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi hingga saat ini meski tidak sebesar keraton utama (Keraton Agung) yang didirikan oleh Panembahan Somala pada akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19, sekitar tahun 1762 hingga 1811.
Bagi masyarakat Batang-Batang, Keraton Pajagalan memiliki cerita turun-temurun yang menyebutkan bahwa lokasi ini merupakan tempat bersejarah bagi keluarga
kerajaan kecil atau penguasa lokal. Meski saat ini tidak banyak bangunan asli yang tersisa, tempat ini tetap dihormati dan sering dikunjungi untuk ziarah serta mengenang sejarah meski yang berkunjung hanyalah masyarakat-masyarakat setempat.
Oleh : Wahyu Abadi





mammendtz dan 2 lainnya memberi reputasi
3
265
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan