Halo gan, iseng-iseng nge-thread lagi di tengah hamparan gurun pasir. Di thread ini ane bakalan cerita pengalaman menggunakan smartphone Android, tapi tanpa Google Mobile Services (GMS)! Sebagai gantinya, Android yang ane pakai menggunakan microG sebagai alternatif implementasi GMS yang bersifat bebas merdeka dan sumber terbuka (free and open source).

Sekadar latar belakang, banyak orang menganggap Android sebagai sistem operasi bebas merdeka karena berbasis kernel Linux. Faktanya, memang Android sebagai sistem operasi sendiri berlisensi Apache yang mana merupakan lisensi open source software, namun sistem operasi Android yang sudah dimasak oleh vendor dan kita tinggal pakai ternyata sudah banyak disisipkan komponen tidak bebas Google Services, dan banyak fungsionalitas yang bergantung pada komponen tersebut. Tanpanya, Android serasa tak berdaya. Oleh karena itu, Huawei yang terkena sanksi dari Amerika Serikat tidak boleh menggunakan komponen Google Services harus banting tulang mengembangkan layanan alternatif untuk mempertahankan kegunaan produk gawai Android-nya di pasar internasional, itupun masih terseok-seok.

Lalu apa itu microG?

Disadur dari Wikipedia:
microG adalah implementasi bebas merdeka dan sumber terbuka dari pustaka Google yang bertindak sebagai pengganti Google Play Services pada sistem operasi Android. microG dipelihara oleh developer asal Jerman, Marvin Wissfeld. Dalam presentasinya, Wissfeld mendeskripsikan microG sebagai "kerangka kerja (pustaka, layanan, tambalan) untuk menciptakan distribusi Android dengan kompatibilitas penuh tanpa satupun komponen proprietary milik Google".

Untuk memudahkan adopsi microG, microG menggarpu (forking) custom ROM populer LineageOS untuk menciptakan sebuah custom ROM berbasis LineageOS dengan integrasi komponen microG bernama "LineageOS for microG".



Untuk melakukan riset sebagai sumber materi thread ini, ane menggali isi lemari untuk mendapatkan smartphone peninggalan zaman pemberontakan PKI dahulu. Xiaomi Redmi 4a, hape yang sempat menjadi kontroversi karena penjualannya yang berbasis geledek sale dan dikuasai oleh tengkulak. Kebetulan hape ini bootloader-nya sudah terbuka sejak terakhir dipakai, sehingga tinggal mem-flash LineageOS for microG.





Sekilas pandang

Setelah pengaturan awal, LineageOS for microG terasa selayaknya custom ROM LineageOS biasa. Bedanya setelah mengakses app drawer, terdapat app F-Droid dan pengaturan microG. F-Droid adalah app store yang mengkhususkan pada kurasi aplikasi Android bebas merdeka dan sumber terbuka.



Berbeda halnya dengan kita menginstall app store F-Droid di ROM lain, F-Droid di LineageOS for microG ini tertanam pada sistem dan memiliki hak khusus, sehingga instalasi aplikasi dari F-Droid lebih mulus layaknya melakukan instalasi dari Google Play di hape Android yang umum. Tentu ini langkah yang baik untuk meng-encourage pengguna untuk beralih ke aplikasi bebas terbuka.

Tapi kan gak ada app yg aku inginkan di F-Droid?

Untuk bisa mengakses Google Play, ada alternatif ujung depan (frontend) Google Play untuk bisa menginstal aplikasi dari sana, yaitu Aurora Store. Aurora Store bisa diinstal dari F-Droid.



Ini contoh instalasi Whatsapp dari Aurora Store



Ngomong-ngomong soal Whatsapp, apakah bisa berjalan semulus di Android dengan GMS?

Implementasi microG tidak bisa mengakses backup Whatsapp yang tersimpan di akun Google, jadi harus setor offline backup (pada direktori /sdcard/Android/media/com.whatsapp/Whatsapp/). Di samping itu, Whatsapp berjalan sebagaimana mestinya, bahkan dengan push notif yang hampir seinstan Android dengan GMS.

Bagaimana dengan perpetaan, ojek online, dsb?

Awalnya LineageOS for microG ini tidak bisa mengunci lokasi dengan GPS. Kiatnya adalah menginstall "Apple UnifiedNlp Backend" dari F-Droid dan mengaktifkannya di Location Modules pada setting microG. Backend bawaan, Mozilla Location Service, sepertinya tidak reliabel untuk GPS.



Untuk aplikasi ojek online yang diproteksi oleh SafetyNet (mis. Grab), jangan lupa aktifkan "Alllow device attestation" pada menu Google SafetyNet di setting microG. Ini juga diperlukan agar bisa menjalankan aplikasi perbankan dan pintek.

Tapi...

Aplikasi yang terintegrasi dengan akun Google pada pengaturan sayangnya tidak bisa ya, walaupun sudah sign in di setting microG. Misalnya yang ane coba ini Youtube Music:





Kesimpulannya, menggunakan LineageOS for microG ternyata masih belum layak bagi yang (terlanjur) bergantung pada layanan Google. Penyimpanan backup di Whatsapp, integrasi akun dengan aplikasi Youtube Music, di antaranya adalah layanan Google yang harus menyerah dengan microG.

Namun, bagi yang tidak terlalu bergantung pada layanan Google, masih tergolong layak untuk dicoba, asal pandai-pandai mencari alternatif layanan Google untuk menunjang aktivitas. Misal untuk Youtube (khusus konten yang tidak diprotek oleh DRM), gunakan aplikasi Newpipe atau sejenisnya. Mengingat push notif masih berjalan dengan baik, tidak masalah walaupun agan masih butuh Whatsapp misalnya.

Sekian gan, terima kasih telah mampir ke thread ane!