Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Kolonialisme Modern di Papua dan Perlunya Kesadaran Mahasiswa
Hosea Yeimo: Kolonialisme Modern di Papua dan Perlunya Kesadaran Mahasiswa
Kolonialisme Modern di Papua dan Perlunya Kesadaran Mahasiswa
Ketua KNPB Hosea Yeimo Wilayah Numbay bersama Aktivis KNPB keluar dari Asrama Paniai usai memberikan materi Ideologi Papua, Jumat (25/10). (TPJ/Derek Kobepa)

The Papua Journal–Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Numbay, Hosea Yeimo, menegaskan bahwa kehadiran negara asing di Papua Barat merupakan praktik murni dari imperialisme, kolonialisme, dan kapitalisme dengan tujuan kehadiran tersebut bukan untuk membangun infrastruktur dan sumber daya manusia, melainkan untuk mengeksploitasi sumber daya alam Papua.

Pernyataan ini disampaikan oleh Yeimo dalam seminar dan perkenalan mahasiswa baru Forum Komunikasi Mahasiswa Kabupaten Paniai (FKM-KP) di Asrama Paniai, Perumnas III, Waena, Kota Jayapura, Kamis, (24/10).

"Kolonialisme, imperialisme, dan kapitalisme muncul di Papua karena kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kolonialisme menjajah orang Papua, sementara kapitalisme mengeksploitasi kekayaan SDA. Imperialisme beroperasi baik secara halus maupun fisik," tegas Yeimo.

Hosea Yeimo juga mengajak mahasiswa dan rakyat Papua untuk melawan hegemoni Indonesia yang memberikan kesadaran dan ideologi palsu kepada rakyat Papua. Ia mengingatkan bahwa perkembangan modern saat ini dipenuhi oleh penindasan yang berupa ekosida, genosida, etnosida, dan transmigrasi yang mengancam keberadaan bangsa Papua.

Di tempat yang sama, Messi Silak, Sekretaris KNPB Numbay, berharap semua mahasiswa dan rakyat Papua membangun kesadaran akan kolonialisme yang terjadi di tanah Papua. Ia menegaskan bahwa pemusnahan etnis Papua terus berlangsung saat ini.

"Ancaman Indonesia terhadap bangsa Papua sangat serius. Rakyat dan mahasiswa tidak bisa membiarkan penindasan ini berlanjut. Kita harus bersatu untuk melawan segala bentuk penindasan," ujarnya.

Messi Silak mengungkapkan kekhawatirannya tentang nasib rakyat Papua, terutama dengan melihat latar belakang rezim Prabowo Subianto yang pernah memimpin pasukan Komando Kopassus, yang terlibat dalam pelanggaran HAM berat di Papua pada tahun 1996.

"Jika kita tidak membangun kesadaran dan melawan penindasan, kita akan mengorbankan ideologi kita. Sejarah telah menunjukkan ada perjanjian-perjanjian ilegal, seperti Perjanjian Canberra, New York Agreement, Roma Agreement, dan kontrak kerja PT Freeport McMoran yang merugikan orang Papua," jelasnya.

Messi Silak menambahkan bahwa Soekarno pernah mengeluarkan maklumat untuk menghapus negara buatan Belanda dan mengibarkan bendera Merah Putih di Papua. "Ini adalah bukti bahwa orang Papua telah merdeka oleh Belanda, tetapi Belanda menjual kita melalui perjanjian tanpa melibatkan orang Papua," katanya.

"Perjanjian ilegal ini dibuat tanpa melibatkan orang Papua sebagai subjek pemilik tanah dan hak politik. Ketidakadilan ini telah berlangsung sejak itu hingga kini. Rakyat Papua harus melawan untuk merebut kembali kedaulatan yang hilang," tegasnya.

Sementara itu, Albertus Gobai dari Diplomasi Politik KNPB Wilayah Numbay menambahkan bahwa penjajahan fisik dan kesadaran palsu di Papua telah melemahkan gerakan perlawanan kolonial. Ia mengingatkan pentingnya mahasiswa sebagai agen perubahan untuk memiliki kesadaran terhadap identitas Papua, politik ideologi, serta penindasan yang terjadi.

"Ideologi Papua lahir dari penindasan, ekosida, genosida, etnosida, transmigrasi, dan eksploitasi. Mahasiswa harus memiliki integritas yang tinggi dan rasa memiliki terhadap identitas Papua," tutup Gobai. (Derek Kobepa).
https://www.thepapuajournal.com/taha...aran-mahasiswa
penanaman paham OPM ke para mahasiswa baru
0
125
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan