- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
IDI Bicara Framing Negatif Dokter Indonesia, Alasan Pasien Kabur ke LN?


TS
dragonroar
IDI Bicara Framing Negatif Dokter Indonesia, Alasan Pasien Kabur ke LN?
IDI Bicara Framing Negatif Dokter Indonesia, Jadi Alasan Pasien 'Kabur' ke LN?
Kamis, 24 Okt 2024 16:14 WIB

Pasien berobat ke LN. (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth)
Jakarta - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi menyinggung soal framing negatif dokter Indonesia. Menurutnya, saat ini terjadi penurunan kepercayaan masyarakat terhadap banyak dokter.
Beberapa di antaranya kemudian memilih berobat ke luar negeri. Hal ini menjadi pekerjaan rumah IDI untuk kembali meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam berobat, salah satunya dengan peningkatan kualitas pelayanan.
"Saat ini ada framing negatif profesi dokter di Indonesia, di dalam sebuah kondisi manapun, hal ini akan menjadi pekerjaan rumah kita, mari kita ajak semua dokter untuk meningkatkan pelayanannya, menjadi dokter yang baik, kompeten, dan beretika," beber dr Adib dalam konferensi pers HUT IDI, Kamis (24/10/2024).
Hal pertama yang mulai bisa dilakukan adalah membangun trust atau kepercayaan. Pihaknya akan meningkatkan pelayanan kesehatan utamanya komunikasi kepada pasien. Mengingat, masih banyak sejumlah pasien yang mengeluhkan hal ini.
"Dan yang paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengembangun akselerasi edukasi kepada masyarakat berkaitan dengan pembangunan masyarakat terkait dengan kesehatan," lanjut dia.
"Salah satu yang kemudian menjadi penting buat kita adalah masyarakat harus mencari sumber informasi utama, terutama adalah dari dokter," sambung dia.
Peningkatan kompetensi tenaga dokter juga disebut Adib perlu diupayakan untuk mengundang lebih banyak orang memilih berobat di dalam negeri. Meski begitu, tren pengobatan ke luar negeri tidak hanya dipicu oleh ketidaknyamanan pasien.
Faktor utama yang masih kerap menjadi pertimbangan adalah mahalnya pembiayaan kesehatan dan fasilitas medis.
"Biaya kesehatan yang kemudian membebani karena harga pembiayaan kesehatan ini juga di Indonesia masih cukup mahal dan itu saya kira bisa segera dilakukan percepatan akselerasi melalui sebuah kebijakan," lanjutnya.
https://health.detik.com/berita-deti...en-kabur-ke-ln
Kamis, 24 Okt 2024 16:14 WIB

Pasien berobat ke LN. (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth)
Jakarta - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi menyinggung soal framing negatif dokter Indonesia. Menurutnya, saat ini terjadi penurunan kepercayaan masyarakat terhadap banyak dokter.
Beberapa di antaranya kemudian memilih berobat ke luar negeri. Hal ini menjadi pekerjaan rumah IDI untuk kembali meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam berobat, salah satunya dengan peningkatan kualitas pelayanan.
"Saat ini ada framing negatif profesi dokter di Indonesia, di dalam sebuah kondisi manapun, hal ini akan menjadi pekerjaan rumah kita, mari kita ajak semua dokter untuk meningkatkan pelayanannya, menjadi dokter yang baik, kompeten, dan beretika," beber dr Adib dalam konferensi pers HUT IDI, Kamis (24/10/2024).
Hal pertama yang mulai bisa dilakukan adalah membangun trust atau kepercayaan. Pihaknya akan meningkatkan pelayanan kesehatan utamanya komunikasi kepada pasien. Mengingat, masih banyak sejumlah pasien yang mengeluhkan hal ini.
"Dan yang paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengembangun akselerasi edukasi kepada masyarakat berkaitan dengan pembangunan masyarakat terkait dengan kesehatan," lanjut dia.
"Salah satu yang kemudian menjadi penting buat kita adalah masyarakat harus mencari sumber informasi utama, terutama adalah dari dokter," sambung dia.
Peningkatan kompetensi tenaga dokter juga disebut Adib perlu diupayakan untuk mengundang lebih banyak orang memilih berobat di dalam negeri. Meski begitu, tren pengobatan ke luar negeri tidak hanya dipicu oleh ketidaknyamanan pasien.
Faktor utama yang masih kerap menjadi pertimbangan adalah mahalnya pembiayaan kesehatan dan fasilitas medis.
"Biaya kesehatan yang kemudian membebani karena harga pembiayaan kesehatan ini juga di Indonesia masih cukup mahal dan itu saya kira bisa segera dilakukan percepatan akselerasi melalui sebuah kebijakan," lanjutnya.
https://health.detik.com/berita-deti...en-kabur-ke-ln






bhagarvani dan 5 lainnya memberi reputasi
6
885
55


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan