Kaskus

News

hendy.qiranadaAvatar border
TS
hendy.qiranada
Komunitas Perhubungan Berharap Menteri Perhubungan dari Profesional
HENDY QIRANADA posting di Kaskus.id

Judul terlalu panjang, judul aslinya -sebagaimana tertulis dibawah ini-
[Qoute]
Kabinet Prabowo-Gibran
Komunitas Perhubungan Berharap Menteri Perhubungan dari Profesional.


Perhubungan tak melulu soal transportasi, tetapi berkaitan erat pula dengan logistik. Ekosistem ini harus dibangun.

Oleh: YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
18 Oktober 2024 14:45 WIB.
Komunitas Perhubungan Berharap Menteri Perhubungan dari Profesional
Truk dengan muatan berlebih (over dimension over load/ODOL) melintas di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat, 6 Januari 2023.

JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha dan pakar transportasi berharap menteri perhubungan di pemerintahan Prabowo Subianto diisi tokoh profesional. Perhubungan tak melulu soal transportasi, tetapi juga berkaitan erat dengan logistik karena berdampak pada perekonomian dan sektor lain. Isu ini yang perlu menjadi perhatian pada pemerintahan selanjutnya.

Sejak awal pekan, sejumlah tokoh masuk dalam bursa nama menteri calon menteri perhubungan (menhub). Pelaku usaha serta pakar transportasi dan logistik berharap tokoh profesional akan memimpin kementerian tersebut. Jika akhirnya menhub bukan dari kalangan teknokrasi, sejumlah catatan perlu diperhatikan.

Presiden Direktur Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro menyatakan, sosok yang ideal memimpin Kemenhub berasal dari kalangan profesional. Sebab, kementerian ini tak hanya membawahkan soal transportasi, tetapi juga logistik.

”Kalau negara kepulauan seperti Indonesia ini, transportasi dan logistik harus jadi urat nadi, termasuk transportasi logistik. Transportasi tak hanya udara, tetapi juga ada darat, laut, dan kereta api. Guna membangun ekosistem logistik yang baik, hal ini harus dikelola,” tutur Daniel di Jakarta, Jumat (18/10/2024).

Dalam konteks udara, Daniel berharap pemerintah mengikuti regulasi dan rencana Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan memiliki ekosistem logistik yang memadai, pengiriman barang juga bisa lebih cepat dan tepat.

Tantangan logistik, menurut Daniel, masih banyak dijumpai di Indonesia. Masyarakat, lebih memilih mengirim komoditas laut, misalnya, melalui jalur laut. Sebab, biaya yang dikeluarkan untuk memanfaatkan pesawat lebih mahal. Persoalannya, pengiriman melalui jalur laut butuh waktu lebih lama.

”Jadi, kualitas produk enggak bisa berkompetisi dengan negara-negara lain. Nah, sosok yang punya konsep menangani persoalan inilah yang kita perlukan. Jadi, harus punya mindset  membangun transportasi dan logistik,” kata Daniel.

Urusan logistik berkaitan erat dengan inflasi, pariwisata, geopolitik, dan industri yang mencakup tenaga kerja dan ekonomi. Guna menjawab persoalan-persoalan ini, pemerintah perlu merancang rencana matang, mulai dari membuat rencana berdasarkan urutan waktu (timeline)dan satuan tugas yang fokus mengatasi isu tersebut.

”Nah, mudah-mudahan sih pada kabinet baru ini, kuat koordinasi kementerian/lembaganya, tidak sektoral,” ujar Daniel.

Komunitas Perhubungan Berharap Menteri Perhubungan dari Profesional

Pendiri sekaligus Direktur The National Maritime Institute Siswanto Rusdi berpendapat, menteri perhubungan selanjutnya perlu memahami keadaan maritim Indonesia. Transportasi berbasis air juga dapat menjadi tumpuan transportasi. Menteri perhubungan mesti memahami soal negara kepulauan.

”Bawa kapal bukan berarti bisa mengurusi pelayaran, entah kapal sipil atau militer, itu belum tentu. Kita membutuhkan seseorang yang kompeten dan kesadarannya luas,” katanya.

Siswanto berharap pemerintahan selanjutnya dapat mendorong pelayaran Indonesia naik kelas, setidaknya menguasai kawasan regional. Sudah saatnya perhubungan laut juga mendapat prioritas seperti udara, darat, dan perkeretaapian.

”Menteri Perhubungan tak semestinya disibukkan peran administrator saja, seperti mengangkat kepala lembaga dan dinas serta menyosialisasikan pentingnya rencana induk pelabuhan. Ia harus bekerja pada peran strategis,” katanya.

Dalam 100 hari pertama bekerja, Siswanto menambahkan, menteri perhubungan perlu memperkenalkan kapal-kapalroll-on, roll-off (roro). Armada perlu dioptimalkan pada lintasan-lintasan pendek. Hal ini perlu didukung dan difasilitasi oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Siswanto menilai kapal roro dapat dimanfaatkan untuk membawa komoditas pangan. Truk-truk pembawa juga bisa diangkut kapal roro. Upaya ini lebih praktis dan efisien. Sebab, saat ini pengiriman barang-barang komoditas menggunakan peti kemas dianggap tak efisien.

Menhub Budi Karya Sumadi menyatakan, isu seputar kelautan masih mendominasi masalah perhubungan. Apabila pergerakan laut ini dapat dimaksimalkan, banyak hal dapat dituntaskan, terutama terkait produktivitas. Peningkatan ekonomi juga dapat terjadi.

”Untuk itu, kita memang mesti kembali melihat, mengevaluasi, dan memperhatikan transportasi laut ya, apalagi Indonesia bagian timur ya. Sebab, proses ini kita sudah familiar, tinggal memodernisasi dengan kecepatan dan pelayanan yang baik,” tutur Budi.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Haris Muhammadun berpendapat, latar belakang menhub bisa berasal dari mana saja. Terpenting adalah memiliki karakter kepemimpinan dan kemampuan manajerial baik.

”Saya harus fair, menteri itu yang ditonjolkan kemampuan manajerialnya, kepemimpinannya. Saya melihat, (ia) tak harus berlatarbelakang transportasi. Namun, ia harus orang yang mau mendengar, berani eksekusi, smart  dalam memaksimalkan yang ada, termasuk sumber daya alam,” ujar Haris.

Haris juga berharap agar tokoh yang menjabat menhub mampu menggerakkan pemangku kepentingan lain. Cakupannya luas, antara lain asosiasi, profesional atau praktisi, dan para ahli.

Angkutan umum di kota-kota besar adalah pekerjaan rumah lain yang perlu segera diurus. Apabila terlambat bersiasat, kemacetan akan terjadi. Ini misalnya tampak di Semarang (Jawa Tengah), Surabaya (Jawa Timur), dan Medan (Sumatera Utara). Masyarakat telanjur bergantung pada kendaraan pribadi sehingga membangun sistem dan mengajak mereka beralih akan makin sulit.

Persoalan lain yang klasik dan tak kunjung selesai, menurut Haris, adalah persoalan truk-truk dengan beban berlebih (overdimension overloading). Terkait persoalan ini, Budi menekankan ODOL harus mendapat perhatian khusus dari pimpinan tertinggi supaya ada dorongan memperbaiki.

Alasannya, banyak mafia dalam urusan ini. ”Sebenarnya, Pak Presiden (Joko Widodo) sudah mengupayakan ini, tetapi lobi-lobi para pengusaha ODOL itu lebih canggih,” kata Budi

Editor: FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA.

Sumber berita: Kompas.id
https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2...-dan-logistik?
[/Quote]
Semoga mas/mba menterinya nanti yang memang benar-benar dari kalangan yang kompeten dibidangnya, bukan menteri asal give away saja ya.
emoticon-Betty
superman313Avatar border
daimond25Avatar border
daimond25 dan superman313 memberi reputasi
2
444
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan