Kantor Imigrasi Ngurah Rai yang terletak di Kabupaten Badung, Bali, baru-baru ini melakukan pemeriksaan terhadap tujuh warga negara asing yang diduga terlibat dalam praktik prostitusi. Mereka terjaring dalam sebuah operasi pengawasan yang bertujuan untuk memantau keberadaan orang asing di wilayah tersebut.

Menurut Kepala Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Suhendra pada (14/10), dari tujuh orang yang ditangkap, dua di antaranya tertangkap di sebuah indekos, sementara lima lainnya ditangkap di sebuah vila. Semua orang yang terlibat berasal dari enam negara yang berbeda, dan mereka semua adalah perempuan.

Beberapa di antara mereka berasal dari Uganda, Rusia, Ukraina, Uzbekistan, Belarus, di Brasil. Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas menemukan bukti yang menunjukkan keterlibatan mereka dalam praktik prostitusi, seperti percakapan di sebuah aplikasi dan alat kontrasepsi.

Detailnya yang ditangkap adalah wanita berinisial FN (48) dan AN (41) asal Uganda, AM (21) asal Brasil dan VP (29), ZR (28), AP (21), AC (21), yang keempatnya berasal dari negara-negara pecahan Uni Soviet. Dari pemberitaan media detik.com diungkap, jika WNA asal Uganda tersebut memasang tarif 300 dollar AS untuk yang ingin mendapatkannya.

Dua dari tujuh orang tersebut sudah dideportasi kembali ke negara asalnya, sedangkan lima lainnya masih ditahan di Rumah Detensi Imigrasi Denpasar. Tindakan ini diambil berdasarkan Undang-Undang Keimigrasian yang berlaku, yang memberikan wewenang kepada pejabat imigrasi untuk mengambil tindakan terhadap orang asing yang dianggap membahayakan keamanan dan pelanggaran umum.