Makin Marak! Guru SMKN di Jakut Lecehkan 15 Siswi, Guru Les di Sleman Cabuli 22 Bocah

Beranda
Komunitas
News
Citizen Journalism
Makin Marak! Guru SMKN di Jakut Lecehkan 15 Siswi, Guru Les di Sleman Cabuli 22 Bocah

amekachi

11-10-2024 08:38

Makin Marak! Guru SMKN di Jakut Lecehkan 15 Siswi, Guru Les di Sleman Cabuli 22 Bocah

Makin Marak, Bagaimana Penanganannya? Guru SMKN di Jakarta Utara Diduga Lecehkan 15 Siswi, Guru Les di Sleman Cabuli 22 Bocah dengan Iming-iming Wifi Gratis!

Kasus-kasus kejahatan pelecehan seksual di Indonesia semakin hari semakin banyak terjadi, dan sering kali tidak ditangani dengan baik dengan indikasi dari kejahatan tersebut bukannya makin menyurut malah makin ramai dikabarkan oleh media massa. Seperti baru-baru ini, ketika seorang guru seni budaya di SMKN Penjaringan, Jakarta Utara, diduga telah melecehkan 15 siswi.

Untuk sekarang, pihak kepolisian sedang menyelidiki kasus tersebut dan berencana untuk memeriksa guru yang terlibat. Menurut keterangan Kanit PPA Polres Metro Jakarta Utara, AKP Girhat Sijabat, mengabaikan akan melakukan klarifikasi dan pemeriksaan terhadap oknum guru tersebut. Selain itu, 15 siswi yang diduga menjadi korban juga akan diperiksa. Saat ini, mereka sedang menjalani visum di RSCM untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Pj Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono pada (8/10), juga memberikan tanggapan serius mengenai kasus ini. Ia telah meminta Kepala Dinas Pendidikan Jakarta untuk mengambil tindakan tegas terhadap guru yang terlibat. Heru menegaskan, jika terbukti bersalah, guru tersebut akan dipecat, meskipun proses pemecatan harus melalui prosedur yang ditetapkan oleh Inspektorat.

Quote:

Di waktu yang hampir berdekatan, di negara yang sama namun beda wilayah. Diketahui terjadi peristiwa dimana sebanyak 22 anak laki-laki yang duduk di kelas 5 SD hingga SMP di Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, menjadi korban tindakan predator seksual yang dilakukan oleh tetangga mereka sendiri, EDW yang berusia 29 tahun. Para korban dijanjikan akses WiFi gratis sebagai iming-iming untuk melakukan tindakan tidak senonoh tersebut.

Kapolsek Gamping, AKP Sandro Dwi Rahadian pada (9/10), menjelaskan bahwa pelaku yang bekerja sebagai guru les seni dengan status outsourcing di TK, menyediakan berbagai fasilitas seperti makanan dan WiFi untuk menarik perhatian anak-anak tersebut. Hal ini menunjukkan betapa liciknya modus yang digunakan pelaku untuk mendekati dan memanfaatkan anak-anak di sekitarnya.

Dari total 22 korban, 19 di antaranya masih di bawah umur, sementara 3 lainnya sudah berusia di atas 18 tahun. Semua korban adalah laki-laki dan merupakan tetangga dari pelaku, yang menunjukkan bahwa kejahatan ini terjadi di lingkungan yang seharusnya aman bagi anak-anak.

Konten Sensitif

Sumber gambar: VIVA

Kejadian-kejadian terbaru yang terjadi, ditambah dengan beberapa kasus terungkapnya pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia kemarin, menunjukkan betapa seriusnya masalah ini di negara kita. Hal ini mencerminkan bahwa masih banyak orang yang merasa tidak aman dan terancam di lingkungan mereka.

Kejadian-kejadian ini seharusnya menjadi perhatian kita semua untuk bersama-sama mencari solusi agar situasi ini tidak terus berlanjut, tarafnya mungkin sudah diatas maraknya judi online di internet di Indonesia, apalagi jika dibandingkan dengan darurat Garuda Biru yang nggak ada juntrungannya tersebut.

Penting bagi pemerintah untuk segera mengambil tindakan dalam mengatasi meningkatnya kasus kejahatan seksual yang terungkap di Indonesia. Masalah ini sudah menjadi perhatian serius dan memerlukan langkah-langkah yang efektif agar dapat diselesaikan dengan baik. Karena kejahatan tersebut tidak hanya merugikan korban, namun juga menimbulkan rasa ketidakamanan pada masyarakat.

Sumber Tulisan dan Gambar:

detikNews

Sindonews