Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi pada (3/10), dengan tegas menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berusaha untuk menghapuskan keberadaan Palestina. Hal ini terlihat jelas dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di New York, Amerika Serikat, pada hari Sabtu, 28 September 2024.

Retno menekankan bahwa Netanyahu tidak pernah sekalipun menyebutkan kata "Palestina" dalam pidatonya. Retno menjelaskan bahwa ketidakhadiran penyebutan Palestina dalam pidato tersebut bukanlah suatu kebetulan. Ia menegaskan bahwa maksud dari hal itu sangat jelas, yaitu untuk menghapus Palestina, menghapus hak-hak mereka, serta menghancurkan harapan akan kemerdekaan dan solusi dua negara.

Oleh karena itu, Retno menegaskan bahwa perjuangan bangsa Palestina untuk mendapatkan hak-haknya masih sangat panjang dan memerlukan dukungan dari negara-negara lain, termasuk Indonesia. Retno juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan besar yang diterima oleh perjuangan diplomasi Palestina dari masyarakat Indonesia.

Ia menekankan bahwa dalam Sidang Majelis Umum PBB yang sama, Indonesia berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak Palestina dan mengajak negara lain untuk mengakui keberadaan Palestina. Pengakuan ini diharapkan dapat memberikan harapan bagi bangsa Palestina dan menjadi tekanan bagi Israel untuk menghentikan tindakan kekerasan terhadap mereka.

Selain itu, Indonesia juga terus mendorong dilaksanakannya Resolusi Majelis Umum PBB no. ES-10/24 yang meminta Israel untuk menghentikan aktivitas ilegal di Wilayah Palestina yang Diduduki.