Kaskus

Entertainment

mr.spaghetiAvatar border
TS
mr.spagheti
OH TUHAN DIMANAKAH DIRIMU
SEBUAH CERITA FIKSI PENDEK  INSPIRATIF



OH TUHAN DIMANAKAH DIRIMU



Fajar baru saja menyingsing di ujung kota, ketika deru mesin mobil sport yang
melaju kencang menerobos keheningan pagi. Dion, seorang pria dengan kehidupan penuh kejahatan, mencekik setir dengan tangan gemetar. Napasnya tersengal. Matanya merah, bukan hanya karena kurang tidur, tetapi akibat alkohol dan narkoba yang membakar tubuhnya semalaman. Tak ada yang menghentikannya, tak ada yang menantang jalannya, begitu yang selalu ia pikirkan.


“Siapa peduli dengan Tuhan? Semua ini milik gue,” gumamnya sambil menenggak sisa bir di botol. Matanya setengah tertutup, pikirannya setengah tersesat. Kehidupan Dion memang selalu penuh pemberontakan. Dia mencuri, mengedarkan narkoba, menghancurkan nyawa orang lain tanpa rasa bersalah. Di antara malam-malam panjangnya yang gelap, Tuhan adalah sesuatu yang tidak pernah dia percaya.


“Kalau emang Tuhan ada, kenapa gue bisa kayak gini?” katanya kepada dirinya sendiri, suara Dion keras, seolah sedang berbicara dengan sesuatu di luar dirinya.




OH TUHAN DIMANAKAH DIRIMU


Tiba-tiba, cahaya terang menyilaukan dari arah depan. Sebuah truk besar muncul di tengah jalan, mengarah tepat ke mobil Dion. Refleksnya lemah, setir di tangannya seperti tak berguna. Dentuman keras terdengar, disusul oleh suara kaca pecah dan logam yang hancur. Tubuh Dion terlempar ke dalam kekosongan.


Seketika, dunia menjadi gelap.



OH TUHAN DIMANAKAH DIRIMU



Ketika Dion membuka matanya, bukan darah atau rasa sakit yang pertama kali ia rasakan. Bukan pula suara sirene atau derita tubuh remuk. Yang ada hanyalah keheningan yang tidak wajar dan ruang putih kosong, seperti dikelilingi oleh kabut. Dia berdiri, merasa heran. "Apa ini?"




OH TUHAN DIMANAKAH DIRIMU



"Selamat datang," suara lembut namun tegas terdengar dari belakangnya. Dion berbalik cepat. Di hadapannya, berdiri seorang pria tua berjubah putih, wajahnya damai namun penuh dengan kedalaman yang tak bisa dijelaskan.

"Siapa lo?" tanya Dion, nadanya tajam, seolah masih dalam kontrol. "Ini apa? Gue mati, ya?"

Pria itu tersenyum tipis, tak ada kemarahan di matanya, hanya rasa sabar yang tak terbatas. "Belum sepenuhnya mati, Dion. Tapi waktu kita singkat."

Dion tertawa kecut. "Gue tau ini cuma halusinasi. Gue overdosis, kan? Atau gue lagi koma? Gak mungkin ini nyata."

"Semua yang kau alami memang nyata, dan lebih nyata dari apa yang kau anggap sebagai hidup," jawab pria itu sambil menatap Dion tajam. “Dan aku di sini bukan untuk memberi penjelasan panjang. Aku di sini untuk memberimu pilihan terakhir.”





OH TUHAN DIMANAKAH DIRIMU



Pilihan? Dion terdiam, bingung. "Pilihan apa? Lu pikir gue bakal memohon atau apalah itu?"


Pria itu menggeleng, tetap tenang. "Tidak. Kau tidak perlu memohon. Tidak ada jalan untuk kembali. Tapi kau bisa menerima konsekuensinya. Hidupmu telah penuh dengan kekerasan, kebencian, dan penghancuran. Kau pikir semua itu takkan ada balasannya?"


Dion mengerutkan kening. “Balasan? Gue gak percaya sama yang namanya balasan. Tuhan? Surga? Neraka? Itu cuma dongeng buat orang lemah yang butuh sesuatu buat pegangan.”


Pria itu menatap Dion lebih dalam, dan seolah sesuatu dari matanya menembus ke dalam jiwa Dion. "Aku tidak di sini untuk memaksamu percaya. Hanya ingin kau tahu, bahwa setiap tindakan ada akibatnya, di dunia maupun di luar dunia."


Dion merasa amarahnya memuncak. "Ngomong kosong! Kalau Tuhan ada, kenapa gue gak pernah dapet balasan atas semua yang gue lakuin? Gue udah bunuh orang, jual narkoba, hancurin hidup orang lain. Dan lihat gue sekarang. Gak pernah ada apa-apa yang terjadi!"


"Jadi... apa?" Dion mencoba menantang lagi, tapi suaranya mulai bergetar. "Gue di sini sekarang, mau apa?"



OH TUHAN DIMANAKAH DIRIMU



Pria itu mendekat, suaranya lembut. “Sekarang kau akan menerima konsekuensinya. Di dunia, kau telah menciptakan kehancuran dan penderitaan. Kau sudah lama mati secara rohani, Dion. Tubuhmu mungkin masih hidup, tapi jiwamu? Kau telah lama hilang.”


Dion merasa gemetar. Untuk pertama kalinya, ia merasakan ketakutan yang aneh. Ketakutan yang tak pernah ia rasakan ketika menghadapi polisi, atau ketika nyawanya dipertaruhkan di jalanan. “Apa... apa yang akan terjadi padaku?”


Pria itu menatapnya sekali lagi, lalu membalikkan tubuhnya. “Kau akan kembali ke dunia. Tapi kali ini, tak ada pelarian. Kau akan menghadapi semua yang kau hindari. Semua rasa sakit yang kau tolak untuk rasakan.”




OH TUHAN DIMANAKAH DIRIMU


Dion merasa tubuhnya ditarik kembali, jatuh ke dalam kegelapan. Saat ia membuka mata, ia kembali berada di lokasi kecelakaan, tubuhnya terbaring di trotoar, tidak ada yang peduli. Sirene terdengar di kejauhan, namun di dalam dirinya, ada kehampaan yang tak tertahankan.


Tuhan itu nyata. Tapi yang lebih nyata lagi adalah balasan atas semua yang telah ia lakukan. Dan sekarang, ia terperangkap dalam dunia tanpa cahaya, tanpa perasaan, tanpa harapan.





TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA


Polling
0 suara
Jika kalian suka Yang seperti ini pilih 'LANJUT'
servesiwiAvatar border
brucebanner23Avatar border
tiokyapcingAvatar border
tiokyapcing dan 9 lainnya memberi reputasi
10
316
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan