- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Tutut-Titiek Minta Maaf jika Ada Kesalahan Soeharto saat Memimpin, Dimaafkan Gansist?


TS
amekachi
Tutut-Titiek Minta Maaf jika Ada Kesalahan Soeharto saat Memimpin, Dimaafkan Gansist?

Tutut dan Titiek Minta Maaf jika Ada Kesalahan Soeharto saat Memimpin RI, Dimaafkan Gansist?
Sekarang di bulan September ini ternyata ada wacana yang menyebut kembali pak Harto lho gansist, presiden Indonesia yang sepertinya paling terkenal setelah bung Karno. Mungkin wacana tersebut akan lebih menarik jika diselaraskan dengan pemberitaan tentang mendiang pada sekitar 2 tahunan yang lalu. Yaitu saat Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 yang menetapkan Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Keppres ini ditandatangani pada tanggal 24 Februari 2022 dan ditetapkan tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan, yang Merujuk pada peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Keputusan ini menjadi perhatian publik karena tidak mencantumkan nama Presiden Soeharto, meskipun peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 diketahui melibatkan sosoknya .
Dalam Keppres tersebut, hanya disebutkan bahwa Serangan Umum ini digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diperintahkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman, serta didukung oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Meskipun demikian, tidak dapat disangkal bahwa Soeharto memiliki peran penting dalam Operasi Serangan Umum 1 Maret.
Beliau saat itu adalah Komandan Brigade X/Wehrkreis III yang terlibat langsung dalam pelaksanaan serangan di Yogyakarta. Serangan ini dilakukan secara serentak di berbagai wilayah dan melibatkan Wehrkreise I, II, dan III, yang berhasil menunjukkan kepada dunia tentang keberadaan dan kekuatan militer Indonesia.
Quote:
Spoiler for :
Dengan melihat peran penting Letkol Soeharto dalam Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta, kita bisa melihat betapa besarnya perjuangan para pejuang kemerdekaan untuk bangsa ini. Keberanian dan dedikasi mereka untuk bangsanya begitu tinggi, apalagi mengingat Belanda tidak hanya menduduki kembali Indonesia selama satu atau dua tahun, tetapi dalam waktu sekitar 5 tahunan dan pejuang mengalami ratusan bentrokan yang semisal Serangan Umum 1 Maret tersebut.
Sebagai generasi penerus, hendaknya kita tidak melupakan pengorbanan yang telah dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan. Mereka telah berjuang dengan gigih untuk meraih kemerdekaan yang kita nikmati saat ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami konteks sejarah dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang tindakan-tindakan yang diambil oleh tokoh-tokoh seperti Soeharto selama masa kepemimpinannya.
Oleh karena itu, sebagai rakyat Indonesia, kita seharusnya bisa memaafkan Soeharto atas segala tindakan yang diambilnya selama menjabat sebagai presiden. Memaafkan bukan berarti melupakan, tetapi lebih kepada menghargai perjalanan sejarah dan memahami bahwa setiap tindakan diambil dalam konteks yang kompleks. Kita perlu melihat ke depan dan terus menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan bangsa ini.
Dalam pemberitaan media nggak ada satupun yang ungkap kalau anak pak Harto tersebut memohonkan permintaan maafnya ke masyarakat Indonesia, namun karena tempatnya di MPR berarti minta maaf ke seluruh rakyat di negara ini ya gansist. Bagaimana nih tentang apa yang diungkapkan oleh Mbak Tutut dan Titiek, mengingat memberikan maaf itu adalah hak pribadi tiap orang, mau memaafkan ataupun tidak.
Sumber Tulisan dan Gambar:
detikNews
Tempo
Kompas






rinandya dan 40 lainnya memberi reputasi
37
2.8K
162


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan