- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Demi Konten! Kakek Diberi Uang 5 Juta Oleh Tiktoker, Pas Kamera Off Diambil Lagi!


TS
harrywjyy
Demi Konten! Kakek Diberi Uang 5 Juta Oleh Tiktoker, Pas Kamera Off Diambil Lagi!

Sumber Gambar
Selamat Datang di Thread TS!

Kasus yang melibatkan Monfer Salim, seorang kreator TikTok yang diduga menipu seorang kakek dalam kontennya, menyoroti masalah serius mengenai etika dalam pembuatan konten digital. Ketika Salim memberikan uang Rp5 juta dalam video namun kemudian mengambil kembali sebagian besar dari nominal tersebut dan hanya meninggalkan Rp200 ribu, ia melanggar kepercayaan publik dan sang kakek. Dalam era di mana konten viral dapat membawa ketenaran instan, tindakan seperti ini memperlihatkan betapa rentannya prinsip-prinsip moral ketika dihadapkan pada dorongan untuk mendapatkan lebih banyak likes, views, dan pengikut. Perilaku ini juga mempertanyakan apakah sebagian kreator konten lebih mementingkan sensasi dibandingkan kejujuran dan empati terhadap orang-orang yang menjadi subjek konten mereka.
Salah satu hal yang paling mencolok dari kasus Monfer Salim adalah bagaimana ia menggunakan manipulasi emosi untuk menciptakan ilusi kemurahan hati di depan kamera, namun ternyata tidak sepenuhnya jujur dalam praktiknya. Penggunaan kakek yang mungkin berada dalam situasi rentan sebagai subjek video menunjukkan bagaimana beberapa konten kreator bisa memanfaatkan emosi orang lain untuk mendapatkan perhatian publik. Penonton yang tergerak oleh konten tersebut mungkin tidak menyadari bahwa apa yang terlihat sebagai tindakan kebaikan hanyalah skenario yang dimodifikasi untuk meningkatkan engagement. Di sinilah batas antara konten yang tulus dan yang komersial menjadi kabur, dan hal ini memerlukan perhatian serius, baik dari kreator itu sendiri maupun platform yang mengakomodasi konten semacam itu.
Konten Sensitif

Sumber Gambar
Meskipun Monfer Salim telah memberikan klarifikasi melalui video-videonya, dengan menekankan pentingnya menghargai karya konten kreator, tindakannya tidak sepenuhnya menghapus kontroversi yang telah ia ciptakan. Klarifikasi tersebut malah memperparah masalah karena ia tidak membantah telah mengganti uang Rp5 juta menjadi Rp200 ribu, yang dianggap publik sebagai bentuk ketidakjujuran. Apakah benar niat Monfer Salim adalah murni untuk membuat konten yang menginspirasi atau hanya demi keuntungan pribadi, klarifikasinya justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Pada akhirnya, pembelaan ini mencerminkan kurangnya rasa tanggung jawab dan empati yang seharusnya dipegang oleh seorang kreator yang memiliki platform dengan audiens besar.
Dalam dunia digital, di mana viralitas sering kali menjadi tujuan utama, kasus seperti yang dialami Monfer Salim membuktikan bahwa tidak semua konten yang menjadi viral membawa dampak positif. Dengan lebih dari 220 ribu penonton, konten ini telah menjadi sorotan, namun tidak dengan cara yang menguntungkan. Justru, reputasi Monfer Salim sebagai kreator kini dipertanyakan. Pertanyaannya adalah, apakah masyarakat digital akan memaafkan tindakan ini, ataukah Monfer akan menanggung konsekuensi jangka panjang? Sejarah internet telah menunjukkan bahwa meski perhatian dapat berpindah dengan cepat, dampak reputasional dari tindakan seperti ini sering kali tidak mudah dihapus dan dapat mempengaruhi karier seseorang dalam jangka panjang.

Sumber Gambar
Sebagai kreator konten dengan ribuan pengikut, Monfer Salim memiliki tanggung jawab sosial untuk tidak hanya menghibur, tetapi juga untuk bertindak secara etis. Kasus ini menyoroti kurangnya kesadaran sosial di kalangan kreator konten yang mengabaikan dampak tindakan mereka terhadap individu yang terlibat dalam video mereka. Penggunaan orang-orang yang rentan untuk konten dengan motif viralitas menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam kesadaran sosial di dunia digital. Seharusnya, kreator seperti Monfer lebih peka terhadap implikasi moral dari tindakan mereka, termasuk bagaimana mereka memanfaatkan subjek dalam konten yang mereka buat. Tindakan mengambil kembali uang dari kakek tersebut adalah contoh nyata dari hilangnya tanggung jawab sosial.
Kontroversi Monfer Salim juga membuka diskusi lebih luas mengenai peran platform seperti TikTok dalam mengatur konten yang diunggah oleh penggunanya. Saat ini, tampaknya platform belum memiliki sistem yang cukup ketat untuk memfilter konten yang melanggar etika atau memanfaatkan individu dalam situasi sulit. Meskipun TikTok dan platform sejenis menyediakan jalur untuk pelaporan konten yang dianggap merugikan, seharusnya ada lebih banyak upaya untuk mengatur konten semacam ini sebelum menjadi viral. Hal ini bukan hanya untuk melindungi para pengguna yang rentan, tetapi juga untuk menjaga integritas dari platform itu sendiri sebagai medium yang aman dan bertanggung jawab bagi para konten kreator dan audiensnya.
Sumber Valid (baca baik-baik):
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Terima Kasih Sudah Mampir, Jangan Lupa Komen danCendolnya Gan!









AditzolK dan 8 lainnya memberi reputasi
9
941
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan