- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Keji: Ini Dia Pelaku Pencabulan Sekaligus Nia Penjual Gorengan Yang Sempat Viral


TS
qoissyauqi
Keji: Ini Dia Pelaku Pencabulan Sekaligus Nia Penjual Gorengan Yang Sempat Viral

Source:Tribunpadang

Sehari sebelum jasad Nia ditemukan terkubur di areal perkebunan, Rini(Kakaknya) mengalami mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, Nia datang meminta tolong. Ia bahkan menyebutkan lokasi di mana akhirnya tubuh tak bernyawanya ditemukan. “Malam Minggu, Rini bermimpi kalau Nia meminta tolong ke Rini,” ungkap Rini, yang dikutip dari akun TikTok CCTV Kelok Si Kumbang pada Rabu (11/9/2024).
Mimpi itu lebih dari sekadar mimpi biasa. Nia, dalam kondisi terdesak, memohon pada kakaknya untuk membantunya pulang, seakan terjebak di suatu tempat yang tak terjangkau. “Rini tolong Nia, Rini bilang sini Nia pulang. Gak bisa Rini hilaf,” Rini menirukan dialog dalam mimpinya.
Yang membuat bulu kuduk merinding adalah ketika Rini menyadari bahwa lokasi yang disebut Nia dalam mimpinya adalah tempat di mana jasadnya kemudian ditemukan. Pagi harinya, Rini dan warga setempat langsung menuju lokasi di Limbo-limbo, di mana jasad Nia ditemukan terkubur di dalam tanah.
Kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari (NKS), gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, terus menjadi sorotan. Sudah sepekan berlalu sejak kematian tragisnya mengguncang warga setempat. Di balik misteri yang menyelubungi, akhirnya polisi berhasil menetapkan satu nama sebagai tersangka—IS (26), seorang pria yang tinggal di kampung tetangga korban.
Tersangka IS, bukan sosok baru dalam dunia kriminal. Sebelumnya, dia pernah terlibat dalam kasus pencabulan. Kini, dia kembali menjadi buah bibir setelah serangkaian penyelidikan mengarah padanya sebagai pelaku utama pembunuhan Nia. "Kami menetapkan IS sebagai tersangka berdasarkan hasil penyelidikan yang intensif serta keterangan saksi dan bukti di lapangan," jelas Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, Iptu AA Reggy, kepada media, Senin (16/9/2024).
Satu barang bukti penting yang menguatkan dugaan tersebut adalah sebuah tas yang diduga kuat milik IS. Tas ini ditemukan di hutan Kenagarian Guguak, kawasan tempat tersangka diyakini bersembunyi. Fakta bahwa IS adalah warga lokal, membuatnya lebih mudah memanfaatkan medan untuk melarikan diri, menghambat upaya pengejaran. "Kendalanya adalah tersangka paham betul area sekitar, sehingga mempersulit pencarian kami," tambah Reggy.
Namun, ini bukan sekadar cerita tentang pelarian. Lebih dari itu, ini adalah kisah perjuangan antara waktu dan rasa takut. Setiap detik yang berlalu tanpa tertangkapnya IS, membawa kecemasan semakin dalam di hati warga, terutama keluarga Nia. Kakak korban, Rini Mahyuni, mengungkapkan kekhawatiran mendalam, "Kami merasa was-was karena pelaku belum tertangkap. Kami takut dia bisa menimbulkan masalah baru."
Teror ini terasa semakin nyata ketika warga setempat melaporkan bahwa mereka sempat melihat IS melarikan diri ke semak-semak. Masdianto, salah satu saksi mata, mengatakan ia melihat sosok tersangka berlari dari pondok di dekat ladang menuju jurang dan kemudian hilang di balik semak-semak. "Dia tidak pakai baju, hanya celana hitam," ujar Masdianto.
Kisah pengejaran ini bak adegan dari film thriller yang menegangkan. Di tengah upaya pencarian yang terus diintensifkan, polisi, bersama warga, menyisir hutan dengan harapan dapat menemukan IS sebelum dia menghilang lebih jauh. Setiap langkah membawa harapan bahwa teror ini akan segera berakhir, namun juga menghadirkan ketakutan akan apa yang mungkin tersangka lakukan selama dalam pelarian.
Dalam suasana mencekam ini, pertanyaan mendasar pun muncul: Mengapa IS, yang sudah terlibat dalam kasus hukum sebelumnya, bisa kembali melakukan tindakan keji seperti ini? Adakah latar belakang psikologis atau lingkungan yang mendorongnya menjadi pelaku kejahatan? Polisi masih terus menggali motif di balik pembunuhan ini, sementara warga dan keluarga Nia menanti dengan penuh harap agar keadilan segera ditegakkan.
Hingga saat ini, perburuan terus berlangsung, dengan polisi menjaga ketat area perbatasan untuk mencegah IS melarikan diri lebih jauh. Bagi masyarakat Padang Pariaman, penangkapan IS bukan hanya tentang menangkap seorang pelaku kejahatan, tapi juga mengakhiri ketakutan yang selama ini menghantui mereka.
Tersangka IS, bukan sosok baru dalam dunia kriminal. Sebelumnya, dia pernah terlibat dalam kasus pencabulan. Kini, dia kembali menjadi buah bibir setelah serangkaian penyelidikan mengarah padanya sebagai pelaku utama pembunuhan Nia. "Kami menetapkan IS sebagai tersangka berdasarkan hasil penyelidikan yang intensif serta keterangan saksi dan bukti di lapangan," jelas Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, Iptu AA Reggy, kepada media, Senin (16/9/2024).
Satu barang bukti penting yang menguatkan dugaan tersebut adalah sebuah tas yang diduga kuat milik IS. Tas ini ditemukan di hutan Kenagarian Guguak, kawasan tempat tersangka diyakini bersembunyi. Fakta bahwa IS adalah warga lokal, membuatnya lebih mudah memanfaatkan medan untuk melarikan diri, menghambat upaya pengejaran. "Kendalanya adalah tersangka paham betul area sekitar, sehingga mempersulit pencarian kami," tambah Reggy.
Namun, ini bukan sekadar cerita tentang pelarian. Lebih dari itu, ini adalah kisah perjuangan antara waktu dan rasa takut. Setiap detik yang berlalu tanpa tertangkapnya IS, membawa kecemasan semakin dalam di hati warga, terutama keluarga Nia. Kakak korban, Rini Mahyuni, mengungkapkan kekhawatiran mendalam, "Kami merasa was-was karena pelaku belum tertangkap. Kami takut dia bisa menimbulkan masalah baru."
Teror ini terasa semakin nyata ketika warga setempat melaporkan bahwa mereka sempat melihat IS melarikan diri ke semak-semak. Masdianto, salah satu saksi mata, mengatakan ia melihat sosok tersangka berlari dari pondok di dekat ladang menuju jurang dan kemudian hilang di balik semak-semak. "Dia tidak pakai baju, hanya celana hitam," ujar Masdianto.
Kisah pengejaran ini bak adegan dari film thriller yang menegangkan. Di tengah upaya pencarian yang terus diintensifkan, polisi, bersama warga, menyisir hutan dengan harapan dapat menemukan IS sebelum dia menghilang lebih jauh. Setiap langkah membawa harapan bahwa teror ini akan segera berakhir, namun juga menghadirkan ketakutan akan apa yang mungkin tersangka lakukan selama dalam pelarian.
Dalam suasana mencekam ini, pertanyaan mendasar pun muncul: Mengapa IS, yang sudah terlibat dalam kasus hukum sebelumnya, bisa kembali melakukan tindakan keji seperti ini? Adakah latar belakang psikologis atau lingkungan yang mendorongnya menjadi pelaku kejahatan? Polisi masih terus menggali motif di balik pembunuhan ini, sementara warga dan keluarga Nia menanti dengan penuh harap agar keadilan segera ditegakkan.
Hingga saat ini, perburuan terus berlangsung, dengan polisi menjaga ketat area perbatasan untuk mencegah IS melarikan diri lebih jauh. Bagi masyarakat Padang Pariaman, penangkapan IS bukan hanya tentang menangkap seorang pelaku kejahatan, tapi juga mengakhiri ketakutan yang selama ini menghantui mereka.

Video Terakhir Nia Kurnia Sari Jual Gorengan di Padang Pariaman, Suara Lembutnya Jadi Sorotan(tribunwiki)
Sehari sebelum jasad Nia ditemukan terkubur di areal perkebunan, Rini(Kakaknya) mengalami mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, Nia datang meminta tolong. Ia bahkan menyebutkan lokasi di mana akhirnya tubuh tak bernyawanya ditemukan. “Malam Minggu, Rini bermimpi kalau Nia meminta tolong ke Rini,” ungkap Rini, yang dikutip dari akun TikTok CCTV Kelok Si Kumbang pada Rabu (11/9/2024).
Mimpi itu lebih dari sekadar mimpi biasa. Nia, dalam kondisi terdesak, memohon pada kakaknya untuk membantunya pulang, seakan terjebak di suatu tempat yang tak terjangkau. “Rini tolong Nia, Rini bilang sini Nia pulang. Gak bisa Rini hilaf,” Rini menirukan dialog dalam mimpinya.
Yang membuat bulu kuduk merinding adalah ketika Rini menyadari bahwa lokasi yang disebut Nia dalam mimpinya adalah tempat di mana jasadnya kemudian ditemukan. Pagi harinya, Rini dan warga setempat langsung menuju lokasi di Limbo-limbo, di mana jasad Nia ditemukan terkubur di dalam tanah.
Penemuan Jasad: Petunjuk dari Anak Kecil
Jasad Nia akhirnya ditemukan dengan cara yang tak kalah mengejutkan. Seorang anak kecil yang bermain di sekitar lahan perkebunan Korong Pasa Gelombang tanpa sengaja menemukan tali rafia. Saat ditarik, yang muncul adalah tangan Nia, memberikan kesan mengerikan yang sulit dilupakan. "Anak kecil itu menarik tali yang ditemukan, lalu muncul tangan Nia," jelas Safril (56), tetangga korban.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, mengungkapkan bahwa saat ditemukan, kondisi jasad Nia sangat mengenaskan. Ia ditemukan tanpa busana, dengan tangan terikat, menambah horor di balik tragedi ini. Barang-barang milik Nia, seperti ikat rambut, payung, dan alat-alat yang biasa dibawanya berjualan gorengan, juga ditemukan di sekitar lokasi penguburan. Polisi menduga kuat bahwa Nia dirudapaksa sebelum akhirnya dibunuh dengan sadis.
Jasad Nia akhirnya ditemukan dengan cara yang tak kalah mengejutkan. Seorang anak kecil yang bermain di sekitar lahan perkebunan Korong Pasa Gelombang tanpa sengaja menemukan tali rafia. Saat ditarik, yang muncul adalah tangan Nia, memberikan kesan mengerikan yang sulit dilupakan. "Anak kecil itu menarik tali yang ditemukan, lalu muncul tangan Nia," jelas Safril (56), tetangga korban.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, mengungkapkan bahwa saat ditemukan, kondisi jasad Nia sangat mengenaskan. Ia ditemukan tanpa busana, dengan tangan terikat, menambah horor di balik tragedi ini. Barang-barang milik Nia, seperti ikat rambut, payung, dan alat-alat yang biasa dibawanya berjualan gorengan, juga ditemukan di sekitar lokasi penguburan. Polisi menduga kuat bahwa Nia dirudapaksa sebelum akhirnya dibunuh dengan sadis.
Kematian Nia bukan hanya tragis, tetapi juga menyoroti dedikasinya yang luar biasa. Gadis berusia 18 tahun ini sehari-hari berjualan gorengan keliling kampung demi menabung untuk membeli laptop yang akan digunakannya berkuliah. "Jual gorengan untuk menabung membeli laptop untuk kuliah," kata Rini, penuh haru.
Nia tidak menyerah meski kondisi fisiknya sedang tidak prima. Pada hari naas tersebut, Nia dilaporkan sedang tidak enak badan, namun ia tetap berjualan karena komitmen dan kegigihannya yang kuat. Gorengan yang ia jual adalah milik orang lain, demikian pula dengan ibunya yang juga berjualan gorengan dengan cara yang sama.
Sumber
- Detik
- Tribunnews
Nia tidak menyerah meski kondisi fisiknya sedang tidak prima. Pada hari naas tersebut, Nia dilaporkan sedang tidak enak badan, namun ia tetap berjualan karena komitmen dan kegigihannya yang kuat. Gorengan yang ia jual adalah milik orang lain, demikian pula dengan ibunya yang juga berjualan gorengan dengan cara yang sama.
Sumber
- Detik
- Tribunnews
Diubah oleh qoissyauqi 17-09-2024 06:58






sahaeta189 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.4K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan