Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Ibu Bersujud Ingin Lihat Jenazah Kali Bekasi: Saya Bisa Gila, Anak Saya Teroris?
Seorang Ibu Bersujud Ingin Lihat Jenazah Kali Bekasi: Saya Bisa Gila, Memang Anak Saya Teroris?
Ibu Bersujud Ingin Lihat Jenazah Kali Bekasi: Saya Bisa Gila, Anak Saya Teroris?
Tayang: Rabu, 25 September 2024 18:03 WIB
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-inlihat fotoSeorang Ibu Bersujud Ingin Lihat Jenazah Kali Bekasi: Saya Bisa Gila, Memang Anak Saya Teroris?
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Melinda, ibunda dari Vino Satriani (15) yang diduga menjadi salah satu dari 7 remaja yang ditemukan tewas mengambang di Kali Bekasi Jawa Barat, saat berdebat dengan petugas DVI Polri di RS Kramat Jati, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Melinda bersama sejumlah orang yang mencari anggota keluarga yang hilang meminta izin kepada petugas untuk melihat jenazah.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana ruang transit jenazah RS Polri Kramat Jati, Jakarta, pada Selasa (24/9/2024) yang tenang, tiba-tiba berubah menjadi ‘arena’ perdebatan antara beberapa orang dengan petugas DVI Polri.

Ruang berukuran kurang lebih 10x6 meter itu menjadi saksi sejumlah orang dengan raut wajah sedih dan cemas memohon kepada petugas untuk diperkenankan melihat langsung jenazah.

Sambil merintih menangis, seorang ibu berpakaian jaket berwarna pink terlihat memohon bahkan sampai sujud di hadapan petugas untuk melihat jenazah anaknya yang terbaring kaku di ruang es RS Polri Kramat Jati.

“Saya ibunya, mau gimana kondisi anak saya pasti saya ngenalin. Nggak mungkin saya enggak kenalin,” kata ibu berjaket pink itu kepada petugas.

“Saya cuma mau liat jenazah anak saya aja, kenapa dipersulit,” pintanya lagi sambil merintih.

“Kalau perlu saya sujud Pak, ini saya sujud. Mohon Pak,” ucap ibu itu sambil bersujud dan menangis.

Ibu itu juga melupakan kemarahannya sambil menangis. Dia memohon kepada petugas untuk diizinkan melihat jenazah putra pertamanya itu.

Diketahui, ibu yang bersujud dan memohon untuk melihat jasad anaknya adalah Melinda. Dia adalah ibunda dari Vino Satriani (15). Salah satu yang diduga jenazahnya di temukan di Kali Bekasi bersama enam jenazah lainnya.

Melinda turut meluapkan amarahnya kepada petugas yang tidak mengizinkan dirinya dan suaminya, Maulana, untuk melihat jenazah anaknya.

Bahkan, dia mengungkapkan bahwa dirinya bisa menjadi ‘gila’ (atau odgj) jika tak bisa dan mengenali lagi wajah anaknya.

Melinda juga berujar, bahwa anaknya bukan seorang teroris yang tidak boleh dilihat jenazahnya.

“Saya kalau tidak diizinkan melihat anak saya, maka saya jadi gila, Pak. Emang anak saya teroris?” ujarnya dengan nada tinggi ke petugas.


Dia pun mengaku akan membantu petugas DVI Polri untuk mengidentifikasi korban lewat pengelihatannya.

Sebab, dia masih yakin bahwa anaknya pergi menggunakan kaus berwarna abu-abu serta sepatu berwarna putih ketika meninggalkan rumah pada Sabtu (21/9) lalu.

Melinda juga mengaku telah memberikan sampel DNA serta persyaratan yang diminta pihak DVI Polri untuk proses identivikasi pada Senin kemarin.

Namun, dia menyesalkan bahwa proses identifikasi berlangsung lambat dan terlalu lama.

“Saya harus nunggu berapa lama lagi ini. Keburu saya tidak bisa mengenali anak saya,” ujarnya sambil menangis.

“Ini sudah hampir empat hari, saya cuman mau lihat anak saya,” tambahnya.

Tak hanya Melinda, adapun sepasang orang tua yang menenteng ijazah bermaps merah turut mendesak petugas memberikan izin untuk melihat jenazah yang diduga anaknya.

Sebab, sepasang suami istri ini mengaku telah mendatangi Polsek dan Polres Bekasi untuk mencari keberadaan anaknya. Namun, justru diminta ke RS Polri Kramat Jati.

“Dari Polsek disuruh ke Polres, disuruh bawa barang-barang (persyaratan identifikasi), Tapi di sini (RS Polri) enggak boleh lihat jenazah,” timpal pasangan suami istri kepada petugas.

Meski terus didesak, petugas DVI Polri yang mengenakan baju berwarna biru dongker tidak bergeming. Dia menjelaskan bahwa seluruh proses identifikasi sedang dilakukan oleh tim dokter.

Sehingga, dia meminta kepada pihak keluarga untuk bersabar.

Ibu Bersujud Ingin Lihat Jenazah Kali Bekasi: Saya Bisa Gila, Anak Saya Teroris?
Awal mula penemuan 7 mayat di Kali Bekasi, Minggu (22/9/2024), dua jasad ditemukan berdempetan, tiga lainnya tertelungkup seperti batu. (Kolase Tribunnews.com: Tribunnews.com/Reynas)
Mendengar itu, Melinda semakin meninggikan nada bicaranya. Dia pun mengeluarkan sumpah serapah kepada petugas tersebut.

Maulana pun terlihat memapah istrinya, Melinda untuk keluar ruangan transit jenazah agar lebih tenang.

Di luar ruangan, Melinda pun meluapkan kesedihannya kembali dengan menangis. Bahkan, dia sampai terlihat lemas sambil memohon untuk melihat jenazah anaknya.

“Ayah, tolongin anak kita yah. Anak kita sudah ga ada kenapa dipersulit. Anak kita sudah busuk, gimana kita mau ngelain,” ungkap Melinda dipelukan Maulana.

Setelah ditenangkan oleh Maulana, Melinda terlihat mulai bisa mengontrol emosinya.

Dia pun berbagi kisah sedikit tentang peristiwa yang menimpa anaknya pada Sabtu malam itu.

Melinda meyakini bahwa anaknya bersama puluhan rekannnya sedang kumpul-kumpul untuk minum kopi bersama. Namun, kata dia, tiba-tiba petugas Perintis Polri datang membawa senjata laras panjang.

“Apa karena di todong senjata, namanya anak di bawah umur ketakutan. Lagi pada ngopi, tiba-tiba Tim Perintis Polri datang pakai laras panjang,” ungkap Melinda.

Hindari Bias Identifikasi

https://asset-2.tstatic.net/tribunne...-Wijatmoko.jpg
Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran (Kabid Yandokpol) Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Kombes Pol Herry Wijatmoko memberi keterangan pers tentang identifikasi tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi Jawa Barat; di RS Polri, Jakarta, Senin (23/9/2024). (Tribunnews.com/Reynas Abdila)
Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan menjelaskan bahwa proses identifikasi masih memerlukan data dari pihak keluarga dan kerabat.

Hal itu disampaikannya saat konferens pers terkait penemuan 7 jenazah di Kali Bekasi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Selasa (24/9).

"Sehingga dalam kondisi yang sudah 1x24 jam itu kita perlu data-data lebih detail, dan itu perlu proses, waktu. Dan itulah kendala utamanya," kata Brigjen Nyoman.

Dia mengatakan identifikasi dilakukan dengan cermat agar data postmortem dan antemortem benar-benar cocok.

"Data-data ini harus betul-betul match, data primer dan data sekunder. Jika ada ketidaksesuaian atau belum sesuai, kita harus hati-hati. Kita mementingkan ketepatan daripada kecepatan karena identifikasi ini tidak boleh salah," jelasnya.

https://www.tribunnews.com/metropoli...oris?page=all.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir


Penemuan 7 Mayat di Kali Bekasi: Rencana Tawuran yang Berujung Maut
Ibu Bersujud Ingin Lihat Jenazah Kali Bekasi: Saya Bisa Gila, Anak Saya Teroris?
M Rodhi Aulia • 25 September 2024 17:40 
Jakarta: Malam itu di sebuah sudut gelap kota Bekasi, sekelompok remaja berkumpul, menyusun strategi untuk sebuah pertempuran yang mereka anggap sebagai adrenalin, tantangan, dan kehormatan.

Senjata tajam sudah siap di tangan, minuman keras sudah masuk ke tubuh mereka. Mereka bukan sekadar berkumpul, mereka datang untuk satu tujuan—tawuran.

Di sisi lain, patroli polisi berkeliling, mencium adanya bahaya yang mengintai. Anggota patroli sudah terbiasa mendengar informasi tentang tawuran di Bekasi langsung menuju lokasi.[/img]

Ketika patroli tiba di tempat pertemuan kelompok remaja itu, kepanikan menyelimuti mereka. Beberapa remaja lari tunggang langgang masuk ke gang-gang kecil, sebagian lagi melompat ke sungai, berharap bisa lolos dari kejaran polisi.

Malam yang awalnya direncanakan penuh aksi brutal berubah menjadi kekacauan yang tak terduga. Namun, bagi tujuh remaja, sungai itu menjadi akhir tragis dari hidup mereka.

Esok paginya, masyarakat Bekasi dikejutkan oleh penemuan tujuh mayat yang mengapung di Kali Bekasi. Tubuh-tubuh yang tak lagi bernyawa, hanyut bersama arus sungai. Misteri mulai mengemuka. Siapa mereka? Apa yang terjadi?

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan supervisi terhadap kasus tersebut. Anggota Kompolnas, Poengky Indarti menjelaskan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan hubungan langsung antara rencana tawuran malam itu dan penemuan jenazah di sungai.

"Ada dua kasus yaitu tawuran antar-geng dan penemuan tujuh jenazah. Dari paparan Polrestro Bekasi Kota, diduga tujuh jenazah tersebut bagian dari kelompok yang akan tawuran," kata Poengky saat dikonfirmasi wartawan, Rabu 25 September 2024.

Ketika polisi datang untuk menghentikan terjadinya tawuran, kelompok tersebut panik. Beberapa berhasil melarikan diri, sementara yang lain melompat ke sungai. Tragisnya, bagi tujuh remaja, aksi nekat mereka berakhir di dasar sungai Bekasi.

Patroli malam itu, yang pada awalnya hanya bertujuan mencegah kejahatan jalanan, berubah menjadi penyelamatan bagi beberapa nyawa pada keesokan harinya.

"Beberapa orang yang melompat ke sungai ada yang diselamatkan Tim Patroli Presisi," ungkap dia.

"Mereka mengaku bahwa kelompok geng berlarian karena takut akan melakukan tawuran dan bawa senjata tajam," lanjut Poengky.

Namun, kematian tujuh remaja itu masih meninggalkan pertanyaan besar. Pihaknya masih menunggu hasil lab untuk mengetahui penyebab kematian.

Poengky menekankan pentingnya patroli rutin di wilayah-wilayah rawan seperti ini. Tindakan preventif seperti ini, menurutnya, sangat penting untuk menjaga keamanan masyarakat dari aksi kejahatan seperti tawuran, begal, dan geng-geng jalanan.

"Kompolnas justru mendorong patroli dilakukan secara rutin, khususnya di daerah-daerah rawan kejahatan agar kejahatan dapat dicegah dan dapat melindungi serta mengayomi masyarakat," ujar dia.

Selain itu, tragedi ini juga menjadi peringatan bagi para orang tua. Poengky mengingatkan agar mereka lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka, terutama saat malam tiba. Keterlibatan orang tua dalam menjaga anak-anak dari pengaruh buruk lingkungan sangat penting.

"Kami justru berharap orang tua atau wali yang bertanggungjawab menjaga anak-anaknya harus benar-benar memastikan mereka aman ada di rumah pada malam hingga pagi hari," tegas Poengky.
https://www.medcom.id/nasional/peris...-berujung-maut


Rintihan Korban Selamat Usai Terjun ke Kali Bekasi: Tolong Bang, Saya Nggak Mau Mati
Ibu Bersujud Ingin Lihat Jenazah Kali Bekasi: Saya Bisa Gila, Anak Saya Teroris?
Tayang: Selasa, 24 September 2024 06:52 WIB
Editor: Erik S
zoom-inlihat fotoRintihan Korban Selamat Usai Terjun ke Kali Bekasi: Tolong Bang, Saya Nggak Mau Mati
Kolase Tribunnews.com/Abdi Ryanda/Dok. Polres Metro Bekasi Kota
Bagus, petugas keamanan Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, menceritakan penyelamatan remaja yang terjun ke Kali Bekasi bersama tujuh rekannya yang berujung tewas; di lokasi kejadian, Senin (22/9/2024).

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Rintihan minta tolong dari seorang pemuda korban selamat usai terjun ke Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, bersama tujuh temannya yang tewas masih teringat di pikiran Bagus.

Di telinga petugas keamanan Perumahan Pondok Gede Permai itu seakan masih terngiang rintihan pemuda yang tak diketahui namanya itu yang dalam kondisi lemas tak berdaya di pinggir kali pada Sabtu (21/9) subuh atau sekira pukul 04.00 WIB.

"Bang tolong bang, tolongin saya bang, saya enggak mau mati bang," kata Bagus menirukan rintihan pemuda yang ditemukan selamat itu kepada Tribunnews.com, Senin (22/9//2024).

Awalnya, Bagus bercerita ketika dirinya sedang berjaga, ia didatangi dua orang anggota polisi yang mengaku dari Tim Patroli Perintis Presisi. Sambil mengarah ke pinggir kali melalui sebuah tanggul itu, sang polisi menanyakan kepada Bagus apakah ia mempunyai sebuah tali.

"Emang buat apaan kata saya, dia nanya titik posisi pertemuan (kali). Soalnya di sana ada bocah ada yang nggak bisa berenang," ucap Bagus.

Saat itu, Bagus belum mengetahui kejadian apa yang terjadi. Karena yang meminta bantuan dari kepolisian, tanpa pikir panjang, dia membantu kedua polisi tersebut.

Namun dalam benak Bagus terbersit pertanyaan mengapa ada seorang pemuda yang berenang di pertemuan antara Kali Cileungsi dan Kali Cikeas yang menyambung ke Kali Bekasi tersebut.

Dari seberang kali, terlihat banyaknya pohon pisang yang tertanam dan ada sejumlah orang yang sudah menyinari bagian tempat dia berdiri dengan menggunakan senter. Orang-orang itu disebut Bagus terus menerus menyinari sebuah tebing di pinggir kali yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Bagus bersama temannya yang ditemani seorang petugas kepolisian tadi menemukan ada sesuatu yang aneh berbentuk kepala.

Di sana, temannya melempar batu untuk memastikannya. Kemudian, ternyata ada satu pemuda lain yang juga bersembunyi di antara semak-semak dan pepohonan yang diduga merupakan rekan pemuda tersebut sehingga langsung diamankan.

Dalam keadaan gelap gulita dan adanya patahan tanah akibat longsor di sekitarnya, Bagus menyebut hanya menggunakan fillingnya untuk bisa ke bagian bawah kali.

Tak lama, dia melihat ada jalan yang ia bisa tapaki yang mengarah ke kali tak jauh dari tempat awal. Di sana, dia memanggil pemuda yang sudah dalam keadaan basah dan meringkuk.

"Dek, dek, langsung dijawab Bang tolong bang," tuturnya.

Dengan tenaga seadanya, akhirnya pemuda tersebut berhasil diangkat ke permukaan dari kali yang kedalamannya antara 6 sampai 7 meter itu. Bagus mencoba menyadarkan pemuda tersebut dengan memukulnya. Betapa bersyukurnya setelah pemuda itu merasakan sakit atas pukulannya tersebut yang dia anggap sudah sadar.

"Nggak lama kita miringin kita tabok (punggungnya), langsung dah tuh ngongkek (muntah), saya angkat (perutnya) keluar semua tuh airnya," jelasnya.

Pemuda tersebut mengakui jika ia terjun ke kali tersebut bersama sejumlah temannya yang tak bisa dipastikan saat itu. Tetapi, dia tidak mengaku jika hal itu dilakukan karena mereka ketahuan hendak melakukan tawuran oleh polisi.

Alibinya, pemuda itu hanya panik ketika ada polisi dan melihat beberapa temannya menceburkan diri ke kali sehingga dia mengikutinya.

"Saya tanya, lu kok bisa berenang sih, kenapa? Lu mau tawuran ya? Dia jawab, kaga bang saya cuma ikut-ikut doang bang. Diajak sama temen, nongkrong, ngopi," tuturnya.

Dalam hal ini, petugas keamanan perumahan itu berhasil mengamankan delapan orang yang langsung diserahkan ke pihak kepolisian. Pemuda itu pun tak mengetahui nasib temannya yang lain yang juga melompat ke kali kala itu.

Ditemukan Ibu-Ibu
Hari pun berlalu. Tepatnya pada Minggu (21/9/2024) sebelum matahari memunculkan cahayanya, seorang perempuan bernama Suci menyusuri kali tersebut. Sebelum pukul 06.00 WIB, wanita yang akrab disapa Umi Suci ini mengaku berada di kali tersebutmencari seekor kucingnya yang belum pulang ke rumah sejak malam.

Selain itu, memang sudah menjadi rutinitasnya sebagai pecinta hewan khususnya kucing, dia memberi makanan kepada kucing-kucing liar di sekitar kali yang juga berdekatan dengan rumah saat pagi dan sore hari.

Apalagi kata Umi Suci, kucing-kucing itu senang bermain di atas tanggul kali tersebut karena banyak capung hingga kupu-kupu di semak-semak dekat kali itu.

Baca juga:  60 Remaja Kumpul, Polisi Datang Sebagian Ceburkan Diri ke Kali Bekasi, 4 Orang Diselamatkan

Namun, pagi itu ada sesuatu yang menarik perhatian Umi Suci di bagian kali yang dangkal. Dia melihat ada orang seperti tertidur berjumlah dua orang di bebatuan. Karena tak berani sendiri, dia memanggil seorang bapak-bapak yang sedang lari pagi untuk memastikannya.

Kecurigaan wanita yang menggunakan cadar dan berkacamata ini benar jika apa yang dilihat adalah dua mayat laki-laki dengan posisi tertelungkup dan menyamping ke sebelah kiri.

Akhirnya, dia memanggil tetangganya dan memberi tahu apa yang dia lihat. Tak lama, ternyata ada tiga jenazah lainnya yang tak jauh dari posisi dua jenazah lainnya dengan posisi tertelungkup.

"Tadinya dikirain cuma dua, ternyata saat mas yang sebelah (tetangga) mau naik ke atas, ternyata agak di pinggir ada yang agak tertelungkup tiga," ucap Umi Suci kepada Tribunnews.

Setelah proses panjang untuk melapor ke kepolisian, akhirnya kelima jenazah hendak diangkat dari kali oleh tim gabungan. Namun, sekira kurang lebih satu jam lamanya, ternyata dua jenazah lainnya timbul dari dalam kali sehingga totalnya menjadi tujuh jenazah.

Tribunnews sempat menelusuri lokasi ditemukannya tujuh jenazah yang mengambang di Kali Bekasi. Di sejumlah titiknya, garis polisi masih terpasang. Selain itu, sejumlah orang mulai dari anak sekolah hingga orang dewasa juga terus berdatangan bergantian untuk melihat lokasi tersebut.

Terindikasi Ingin Tawuran
Kapolsek Rawalumbu Kompol Sukadi menuturkan sehari sebelum kasus temuan tujuh mayat di Kali Bekasi itu, tim Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Bekasi Kota melakukan upaya pencegahan tawuran.

Baca juga:  Penuturan Kakak Korban Kali Bekasi, Ahmad Dafi Anak Baik, Tak Pernah Tawuran Apalagi Ikut Geng Motor

Saat itu, polisi menemukan ada puluhan pemuda yang sedang berkumpul Sabtu (21/9) dini hari di sebuah bedeng di dekat Kali Bekasi, Jalan Cipendawa, Bojong Menteng, Rawalumbu.

“Memang tujuannya adalah untuk tawuran, akhirnya pada kabur ke belakang rumah bedeng itu, bangunan bedeng itu adalah kali. Yang warung dipasang garis polisi,” kata Sukadi dikonfirmasi, Minggu (22/9).

Sukadi mensinyalir pemuda-pemuda yang berkumpul tersebut merupakan kawanan geng motor yang niatnya melakukan sesuatu hal negatif. “Itu antar geng ya antar kelompok lah, ada yang mengatasnamakan kelompok a atau kelompok b,” kata Kapolsek Rawalumbu.

Hingga setelah digrebek oleh Anggota TP3, para pemuda yang berjumlah lebih kurang 60 orang kocar-kacir melarikan diri. Sebagian berhasil ditangkap berjumlah 22 orang, 30 motor dan sejumlah sajam diamankan petugas kepolisian.

Tujuh orang di antaranya diduga melompat sampai pada hari berikutnya ditemukan tujuh mayat mengambang di Kali Bekasi pada Minggu (22/9/2024) pagi. Menurutnya, tidak semua pemuda yang berkumpul di bedeng tersebut saling mengenal.

“Bisanya mereka masing-masing ada yang bawa teman padahal belum pernah kenal, jadi dari 22 orang diamankan tidak semua saling kenal menyeluruh,” ungkapnya. (tribun network/abd/dod)
https://www.tribunnews.com/metropoli...mati?page=all.

Kisah pilu dari Kali Bekasi...

0
1.4K
83
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan