Kaskus

Story

lizafaithoAvatar border
TS
lizafaitho
[CERPEN] Percakapan Setelah Hujan
Udara dingin berhembus perlahan. Membelai pelan rambut wanita yang terlihat sangat cantik memakai gaun sederhana dengan corak bunga kecil-kecil itu. Matanya berbinar memandangi langit dengan mendung tipis. Jari jemari wanita itu menyentuh butiran-butiran air hujan yang menggantung di pinggiran balkon.

"Cuaca seperti ini paling pas jadi setting akhir cerita, dimana pemeran utama menang dari peperangan yang berlanjut selama 7 hari 7 malam." Celetuknya kepada lelaki yang ada di seberang mejanya. Lelaki berkulit sawo matang, dengan flat cap yang cocok berpadu dengan kemeja coklatnya.

"Bagaimana bisa?" Lelaki itu menaruh coklat panas dan memandang heran.

"Lihat saja langitnya, tak mendung tidak juga cerah. kelihatan gelap tapi masih ada sinar matahari yang bisa menembus di celah-celahnya." Lelaki itu mengangguk pelan. Memahami apa yang dimaksud lawan bicaranya.

"Bisa juga untuk setting di akhir cerita sedih, dimana pemeran utama harus mengantarkan pasangannya yang meninggal dunia setelah sakit keras sekian lama."

Wanita itu menggeleng tegas, "Bisa seperti itu juga, tapi dengan cerita demikian belum tentu hal itu bisa disimpulkan sebagai akhir yang sedih. Kalau aku jadi pemeran utamanya, mungkin aku sedikit lega dan bahagia, karena akhirnya pasanganku tidak merasa sakit lagi."

"Tapi si pemeran utama akhirnya harus hidup sendiri? Tak ada pasangan yang biasa menemani hari-harinya lagi" Bantah lelaki itu.

Si wanita menghela napas, "Akan jadi egois kalau si pemeran utama membiarkan pasangannya seperti zombie. Hidup tak hidup. Mati tak mati." Wanita itu kemudian mengambil sesendok gula, memasukkannya ke dalam teh hangatnya. "Manusia sama seperti gula ini yang perlahan larut di teh panas, entah butiran mana yang akan larut dan menghilang terlebih dahulu, yang pasti tak mungkin ada butiran yang tetap ada di dalamnya. Di sisi lain, rasa manis dari butiran gula di teh hangat ini masih tetap bisa dirasakan."

"Lalu, kamu sendiri bagaimana?" Lelaki itu tersenyum dan meminum coklat panasnya.

"Cuaca yang sangat menenangkan, seperti yang telah kita bicarakan, sangat sesuai untuk setting akhir cerita." Wanita itu memandangi mendung yang mulai pergi. "Aku ingin bertanya, satu hal saja."

"Silahkan."

"Kenapa kamu harus muncul di hadapan ku dengan cara setenang ini? Aku sering mendengar orang-orang mendiskripsikanmu sebaliknya."

"Karena pada dasarnya kamu tak pernah takut atas kehadiranku. Kamu memahami kehadiranku seutuhnya seperti filosofi gula di dalam teh yang baru saja kamu bicarakan."

Wanita itu mengangguk perlahan, mengambil kukis kacang terakhir di meja, meminum habis teh yang ada di meja. "Baiklah, ini akhirnya." Wanita itu menaruh cangkirnya, tersenyum lembut kepada lelaki di depannya.
Tamat

si.matamalaikatAvatar border
suekethosAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 5 lainnya memberi reputasi
6
152
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan