- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Kebangkitan dan keruntuha China di masa depan


TS
yogxxx
Kebangkitan dan keruntuha China di masa depan
Saya percaya China akan menjadi negara adidaya di masa depan, mereka sebentar lagi akan menyalip Amerika Serikat, ekonomi mereka tidak akan terbendung, tidak terkalahkan dan tersaingi oleh negara-negara yang ada di sekitarnya.
China akan menjadi negara dominan di masa yang akan datang, tetapi saya justru termasuk orang yang terus menerus dan secara konsisten mengatakan bahwa kebangkitan China itu hanya akan sebentar saja, dan dalam waktu singkat mereka akan jatuh kembali sama seperti Korea dan Jepang, mereka hanya akan menjadi negara mantan calon adidaya.
kok bisa seperti itu? simak artikelnya sampai tuntas. Kita akan bahas tentang kebangkitan dan keruntuhan China di masa depan.
Momentum negara China menjadi sebuah negara adidaya di dunia ekonomi itu, dimulai dari keputusan mereka untuk memindahkan pemikiran-pemikiran sosialis dan komunis mereka di bidang ekonomi ke dunia kapitalisme tanpa harus kehilangan kontrol komunis di pusat pemerintahan.
Mereka menghasilkan harmoni yang aneh tapi sangat-sangat luar biasa dampaknya, dimana pemerintah mereka tetap bisa mengontrol rakyat yang sekarang dibebaskan untuk berinisiatif dalam bisnis, dibebaskan untuk nyari duit sebanyak-banyaknya, dan dibebaskan untuk berinovasi.
Karena sejak awal masyarakat China memang sangat inovatif, sangat doyan bisnis, sangat doyan kerja dan mata duitan. Nah, semangat yang luar biasa ini yang sebelumnya tidak dibayangkan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang sangat-sangat signifikan, saya akan bahas masalah-masalah yang lebih spesifik terkait dengan penjelasan barusan, kita pisah misalkan dalam beberapa skema.
Bagaimana orang-orang China berkembang dalam ekonominya, pertama kalau mereka mau bikin industri maka mereka memutuskan industri itu harus mereka kuasai dari hulu sampai hilir, jadi kalau mereka bikin pabrik tekstil, pabrik garment, maka mereka harus menguasai tempat bahan-bahannya, transportasinya, bahkan pemasarannya, mereka harus kuasai dari hulu ke hilir.
Kedua, untuk bisa mempermurah biaya maka suatu perusahaan disubsidi oleh pemerintah, dikasih pinjaman jor-joran kemudian bunganya sangat kecil, pajaknya dikurangi disubsidi dan sebagainya. Di lain sisi, buruh-buruhnya dibayar dengan sangat murah, pokoknya kamu harus kerja keras, tapi gajinya kecil.
Kemudian yang ketiga, mereka harus membuat produksi dalam skala yang sangat massal, sangat besar. Bahkan bisa dikatakan harus memenuhi kebutuhan pasar pada waktu itu, ketika pasarnya sudah habis di satu tempat, maka mereka harus cari pangsa pasar yang lain, pokoknya harus bisnis dalam skala yang besar.
Tiga komponen hulu kehilir ini merupakan kunci utama industri China, kemudian dukungan pemerintah terhadap perusahaan dan gaji yang kecil buat pegawainya dan ditambah dengan skala besar dalam produksi itu, menghasilkan harga jual yang sangat-sangat murah, jadi kalau kita sekarang berkecimpung di dunia tekstil, kita akan benar-benar sadar bahwa produk tekstil China yang bagus itu, bahkan lebih murah daripada produk lokal yang jelek.
Silahkan anda bandingkan, ini benar-benar mengerikan, karena memang skemanya itu seperti tadi, mereka menjual barang-barang bagus mereka, dengan harga yang sangat murah dan kemudian mereka membanjiri pasar-pasar dunia, mereka akan membunuh kompetitor-kompetitor mereka di negara-negara lain.
Induk tekstil di Indonesia Sritex misalnya, bahkan sampai goyang, udah hampir colaps gara-gara apa? gara-gara semburan dari produksi-produksi China yang benar-benar masif, jadi kalau misalkan kita datang ke konter-konter tukang dagang baju, tukang dagang kerudung dan sebagainya, hampir tidak ada kain yang buatan Indonesia, sekarang Itu semuanya sudah buatan China.
Tujuan China Memang secara sengaja membunuh para kompetitor-kompetitor itu, menggunakan strategi predatory price, setelah si kompetitor-kompetitor itu mati, apa skema berikutnya? Pemerintah China mempersiapkan kuburan buat kompetitor yang sudah mati itu dengan cara bikin jalan, jalan yang menghubungkan China dengan negara-negara sekitar termasuk Indonesia.
Dengan infrastrukturnya dibikinin sama China, jembatannya dibikinin sama China, jalannya dibikinin sama China pelabuhannya dibikinin sama China, Jadi kalau misalkan ada sebuah Negara yang Presidennya ngaku-ngaku kami membangun infrastruktur yang segini gede dan sebagainya, tentu saja itu investor terbesarnya China, bahkan mungkin yang membangunnya juga China, karena apa? Ya tujuannya adalah biar produk-produk China itu bisa langsung masuk ke sana dalam skala yang lebih besar.
Setelah mereka membunuh kompetitor-kompetitor di negara-negara lokal yang ada di sekitarnya, mereka kemudian menyiapkan kuburannya. Nah setelah kompetitornya mati semua dan setelah dikubur, barulah kemudian China menaikkan harganya sedikit demi sedikit.
Setelah semuanya mati mereka menjadi pemain tunggal, karena tidak ada pilihan lain, kita terpaksa membeli produk mereka, bahkan ketika produknya menjadi agak lebih mahal.
Setelah produknya menjadi lebih mahal, akhirnya mereka bisa membiayai pegawai mereka, gajinya menjadi lebih besar, kemudian ekonomi mereka menjadi lebih membaik karena ekonomi hijau, kemudian mereka mendorong penelitian-penelitian ilmiah menjadi lebih besar, pendidikan mereka diperbagus, infrastruktur mereka diperbagus, semuanya diperbagus.
Setelah kompetitor negara-negara yang ada di sekelilingnya pada mati semua, akhirnya kontrol ekonominya dipegang sama China, China menaikin harga untuk kemakmuran mereka sendiri, itulah yang sekarang membuat mereka menjadi negara maju, sekarang mereka bisa narik invest seenak-enaknya karena mereka sekarang sudah sangat-sangat positif, sudah sangat-sangat besar, sudah sangat-sangat baik.
Nah dari skema itu sebenarnya ada beberapa potensi masalah, yang pertama adalah tenaga kerja tadi itu, tenaga kerja yang dieksploitasi sangat-sangat murah sehingga banyak sekali tenaga-tenaga kerja yang mungkin akan mengeluh resah dan sebagainya.
Kemudian masalah berikutnya itu adalah kalau mereka terus-terusan membuat-buat barang dalam skala yang besar, skala yang sangat masif, gimana kalau enggak laku? Nah ini kemudian diatasi oleh mereka yaitu kalau mereka misalkan bikin pabrik tekstil kemudian tidak laku, ya udah jualnya ke dalam negeri, karena populasi China tembus 1 miliar jiwa, jadi konsumen mereka itu cukup besar, mereka punya cadangan di situ sebenarnya, skema ini sudah diperhitungkan dengan sangat baik.
Tetapi kalau kita melihat skema yang tadi dan menganggap bahwa skema itu memang dijalankan oleh pemerintah China untuk bisa menaikkan ekonomi mereka, kita bisa menganalisis bahwa masalah utama dari skema itu adalah keberadaan sumber daya manusianya.
Jadi mereka bisa maju, mereka bisa kuat ya gara-gara ada sdm-nya yang bisa dieksploitasi, tapi justru inilah yang menjadi pangkal masalahnya. Yaitu, kalau seandainya sumber daya manusia mereka itu secara kualitas dan kuantitas menurun, maka skema yang tadi itu tidak akan berjalan dan pertumbuhan ekonomi China akan terhenti dan hegemoni China terhadap ekonomi global di masa depan, tidak akan terjadi dan faktanya sekarang memang sudah terjadi yaitu apa? Krisis populasi di China.
Sama seperti di Korea dan Jepang yang disebabkan oleh masalah yang sama, yaitu terlalu ekstrim dalam bekerja. Sekarang kita lihat fenomena-fenomena di China, jumlah kelahiran mereka sekarang lebih sedikit daripada kematian mereka, jadi populasi China stagnan mentok di situ.
Kemudian masalah yang kedua adalah orang-orang China terlalu sibuk kerja sehingga tidak mau melakukan aktivitas seksual jadi tidak punya anak dan sebagainya, karena dianggap beban, jadi kalau berkeluarga di China sekarang mikir-mikirnya jauh, misalkan punya istri berarti harus nanggung ekonomi dan kalau punya anak tanggungan ekonomi menjadi lebih besar, mereka tidak mau punya anak dan habis-habisan sibuk di kantoran.
Dampak berikutnya apa? dampak berikutnya adalah selain populasi yang turun terus-terusan, pemuda-pemudanya di angkatan kerja tidak mau bekerja. Penganggur di China itu jumlahnya banyak sekali lebih dari 20 juta yang dari generasi yang sekarangnya, yang baru lulus sekolahnya, lulus kuliahnya aja mereka sudah tidak mau kerja, kenapa? kalau bekerja mereka akan menghabiskan 16 jam sehari di kantor untuk mendapatkan uang sedikit.
Nah, karena itu maka banyak di antara anak-anak muda China sekarang memutuskan jadi anak-anak kecil abadi saja, ngurus orang tua sampai mati enggak apa-apa, daripada disuruh kerja. Itu sudah jadi fenomena di sana, kemudian angka kematian akibat kerja, karena terlalu capek bekerja itu tinggi sekali sekitar 600ribu orang per tahun, mati gara-gara capek kerja, banyak orang-orang yang memutuskan resign bahkan sekarang di China menjadi fenomena pesta resign, jadi ketika mereka berhasil untuk resign mereka merayakannya, bahkan banyak juga di antara mereka yang memutuskan untuk jadi kuli bangunan daripada kerja kantoran, karena terlalu eksploitatif.
Sekarang dengan semakin banyaknya tenaga muda china yang tidak mau bekerja yang memilih menganggur dan di sisi lain suplai anak-anak untuk menjadi dewasa yang di masa depan akan menjadi sumber daya manusia yang bisa dieksploitasi itu semakin lama semakin turun.
Jepang dan Korea sekarang mereka maju mereka Jaya, tapi hanya untuk menyuplai kebutuhan-kebutuhan untuk luar negeri, sedangkan negaranya sendiri habis kebahagiaannya, hilang rasa kemanusiaannya.
Jepang sekarang menjadi satu-satunya negara yang dilabeli sebagai mantan calon adidaya maka dalam beberapa tahun ke depan akan ada Korea dan beberapa tahun ke depan juga akan ada yang namanya China, ya karena siklus mereka sama skema mereka juga sama
China akan menjadi negara dominan di masa yang akan datang, tetapi saya justru termasuk orang yang terus menerus dan secara konsisten mengatakan bahwa kebangkitan China itu hanya akan sebentar saja, dan dalam waktu singkat mereka akan jatuh kembali sama seperti Korea dan Jepang, mereka hanya akan menjadi negara mantan calon adidaya.
kok bisa seperti itu? simak artikelnya sampai tuntas. Kita akan bahas tentang kebangkitan dan keruntuhan China di masa depan.
Momentum negara China menjadi sebuah negara adidaya di dunia ekonomi itu, dimulai dari keputusan mereka untuk memindahkan pemikiran-pemikiran sosialis dan komunis mereka di bidang ekonomi ke dunia kapitalisme tanpa harus kehilangan kontrol komunis di pusat pemerintahan.
Mereka menghasilkan harmoni yang aneh tapi sangat-sangat luar biasa dampaknya, dimana pemerintah mereka tetap bisa mengontrol rakyat yang sekarang dibebaskan untuk berinisiatif dalam bisnis, dibebaskan untuk nyari duit sebanyak-banyaknya, dan dibebaskan untuk berinovasi.
Karena sejak awal masyarakat China memang sangat inovatif, sangat doyan bisnis, sangat doyan kerja dan mata duitan. Nah, semangat yang luar biasa ini yang sebelumnya tidak dibayangkan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang sangat-sangat signifikan, saya akan bahas masalah-masalah yang lebih spesifik terkait dengan penjelasan barusan, kita pisah misalkan dalam beberapa skema.
Bagaimana orang-orang China berkembang dalam ekonominya, pertama kalau mereka mau bikin industri maka mereka memutuskan industri itu harus mereka kuasai dari hulu sampai hilir, jadi kalau mereka bikin pabrik tekstil, pabrik garment, maka mereka harus menguasai tempat bahan-bahannya, transportasinya, bahkan pemasarannya, mereka harus kuasai dari hulu ke hilir.
Kedua, untuk bisa mempermurah biaya maka suatu perusahaan disubsidi oleh pemerintah, dikasih pinjaman jor-joran kemudian bunganya sangat kecil, pajaknya dikurangi disubsidi dan sebagainya. Di lain sisi, buruh-buruhnya dibayar dengan sangat murah, pokoknya kamu harus kerja keras, tapi gajinya kecil.
Kemudian yang ketiga, mereka harus membuat produksi dalam skala yang sangat massal, sangat besar. Bahkan bisa dikatakan harus memenuhi kebutuhan pasar pada waktu itu, ketika pasarnya sudah habis di satu tempat, maka mereka harus cari pangsa pasar yang lain, pokoknya harus bisnis dalam skala yang besar.
Tiga komponen hulu kehilir ini merupakan kunci utama industri China, kemudian dukungan pemerintah terhadap perusahaan dan gaji yang kecil buat pegawainya dan ditambah dengan skala besar dalam produksi itu, menghasilkan harga jual yang sangat-sangat murah, jadi kalau kita sekarang berkecimpung di dunia tekstil, kita akan benar-benar sadar bahwa produk tekstil China yang bagus itu, bahkan lebih murah daripada produk lokal yang jelek.
Silahkan anda bandingkan, ini benar-benar mengerikan, karena memang skemanya itu seperti tadi, mereka menjual barang-barang bagus mereka, dengan harga yang sangat murah dan kemudian mereka membanjiri pasar-pasar dunia, mereka akan membunuh kompetitor-kompetitor mereka di negara-negara lain.
Induk tekstil di Indonesia Sritex misalnya, bahkan sampai goyang, udah hampir colaps gara-gara apa? gara-gara semburan dari produksi-produksi China yang benar-benar masif, jadi kalau misalkan kita datang ke konter-konter tukang dagang baju, tukang dagang kerudung dan sebagainya, hampir tidak ada kain yang buatan Indonesia, sekarang Itu semuanya sudah buatan China.
Tujuan China Memang secara sengaja membunuh para kompetitor-kompetitor itu, menggunakan strategi predatory price, setelah si kompetitor-kompetitor itu mati, apa skema berikutnya? Pemerintah China mempersiapkan kuburan buat kompetitor yang sudah mati itu dengan cara bikin jalan, jalan yang menghubungkan China dengan negara-negara sekitar termasuk Indonesia.
Dengan infrastrukturnya dibikinin sama China, jembatannya dibikinin sama China, jalannya dibikinin sama China pelabuhannya dibikinin sama China, Jadi kalau misalkan ada sebuah Negara yang Presidennya ngaku-ngaku kami membangun infrastruktur yang segini gede dan sebagainya, tentu saja itu investor terbesarnya China, bahkan mungkin yang membangunnya juga China, karena apa? Ya tujuannya adalah biar produk-produk China itu bisa langsung masuk ke sana dalam skala yang lebih besar.
Setelah mereka membunuh kompetitor-kompetitor di negara-negara lokal yang ada di sekitarnya, mereka kemudian menyiapkan kuburannya. Nah setelah kompetitornya mati semua dan setelah dikubur, barulah kemudian China menaikkan harganya sedikit demi sedikit.
Setelah semuanya mati mereka menjadi pemain tunggal, karena tidak ada pilihan lain, kita terpaksa membeli produk mereka, bahkan ketika produknya menjadi agak lebih mahal.
Setelah produknya menjadi lebih mahal, akhirnya mereka bisa membiayai pegawai mereka, gajinya menjadi lebih besar, kemudian ekonomi mereka menjadi lebih membaik karena ekonomi hijau, kemudian mereka mendorong penelitian-penelitian ilmiah menjadi lebih besar, pendidikan mereka diperbagus, infrastruktur mereka diperbagus, semuanya diperbagus.
Setelah kompetitor negara-negara yang ada di sekelilingnya pada mati semua, akhirnya kontrol ekonominya dipegang sama China, China menaikin harga untuk kemakmuran mereka sendiri, itulah yang sekarang membuat mereka menjadi negara maju, sekarang mereka bisa narik invest seenak-enaknya karena mereka sekarang sudah sangat-sangat positif, sudah sangat-sangat besar, sudah sangat-sangat baik.
Nah dari skema itu sebenarnya ada beberapa potensi masalah, yang pertama adalah tenaga kerja tadi itu, tenaga kerja yang dieksploitasi sangat-sangat murah sehingga banyak sekali tenaga-tenaga kerja yang mungkin akan mengeluh resah dan sebagainya.
Kemudian masalah berikutnya itu adalah kalau mereka terus-terusan membuat-buat barang dalam skala yang besar, skala yang sangat masif, gimana kalau enggak laku? Nah ini kemudian diatasi oleh mereka yaitu kalau mereka misalkan bikin pabrik tekstil kemudian tidak laku, ya udah jualnya ke dalam negeri, karena populasi China tembus 1 miliar jiwa, jadi konsumen mereka itu cukup besar, mereka punya cadangan di situ sebenarnya, skema ini sudah diperhitungkan dengan sangat baik.
Tetapi kalau kita melihat skema yang tadi dan menganggap bahwa skema itu memang dijalankan oleh pemerintah China untuk bisa menaikkan ekonomi mereka, kita bisa menganalisis bahwa masalah utama dari skema itu adalah keberadaan sumber daya manusianya.
Jadi mereka bisa maju, mereka bisa kuat ya gara-gara ada sdm-nya yang bisa dieksploitasi, tapi justru inilah yang menjadi pangkal masalahnya. Yaitu, kalau seandainya sumber daya manusia mereka itu secara kualitas dan kuantitas menurun, maka skema yang tadi itu tidak akan berjalan dan pertumbuhan ekonomi China akan terhenti dan hegemoni China terhadap ekonomi global di masa depan, tidak akan terjadi dan faktanya sekarang memang sudah terjadi yaitu apa? Krisis populasi di China.
Sama seperti di Korea dan Jepang yang disebabkan oleh masalah yang sama, yaitu terlalu ekstrim dalam bekerja. Sekarang kita lihat fenomena-fenomena di China, jumlah kelahiran mereka sekarang lebih sedikit daripada kematian mereka, jadi populasi China stagnan mentok di situ.
Kemudian masalah yang kedua adalah orang-orang China terlalu sibuk kerja sehingga tidak mau melakukan aktivitas seksual jadi tidak punya anak dan sebagainya, karena dianggap beban, jadi kalau berkeluarga di China sekarang mikir-mikirnya jauh, misalkan punya istri berarti harus nanggung ekonomi dan kalau punya anak tanggungan ekonomi menjadi lebih besar, mereka tidak mau punya anak dan habis-habisan sibuk di kantoran.
Dampak berikutnya apa? dampak berikutnya adalah selain populasi yang turun terus-terusan, pemuda-pemudanya di angkatan kerja tidak mau bekerja. Penganggur di China itu jumlahnya banyak sekali lebih dari 20 juta yang dari generasi yang sekarangnya, yang baru lulus sekolahnya, lulus kuliahnya aja mereka sudah tidak mau kerja, kenapa? kalau bekerja mereka akan menghabiskan 16 jam sehari di kantor untuk mendapatkan uang sedikit.
Nah, karena itu maka banyak di antara anak-anak muda China sekarang memutuskan jadi anak-anak kecil abadi saja, ngurus orang tua sampai mati enggak apa-apa, daripada disuruh kerja. Itu sudah jadi fenomena di sana, kemudian angka kematian akibat kerja, karena terlalu capek bekerja itu tinggi sekali sekitar 600ribu orang per tahun, mati gara-gara capek kerja, banyak orang-orang yang memutuskan resign bahkan sekarang di China menjadi fenomena pesta resign, jadi ketika mereka berhasil untuk resign mereka merayakannya, bahkan banyak juga di antara mereka yang memutuskan untuk jadi kuli bangunan daripada kerja kantoran, karena terlalu eksploitatif.
Sekarang dengan semakin banyaknya tenaga muda china yang tidak mau bekerja yang memilih menganggur dan di sisi lain suplai anak-anak untuk menjadi dewasa yang di masa depan akan menjadi sumber daya manusia yang bisa dieksploitasi itu semakin lama semakin turun.
Jepang dan Korea sekarang mereka maju mereka Jaya, tapi hanya untuk menyuplai kebutuhan-kebutuhan untuk luar negeri, sedangkan negaranya sendiri habis kebahagiaannya, hilang rasa kemanusiaannya.
Jepang sekarang menjadi satu-satunya negara yang dilabeli sebagai mantan calon adidaya maka dalam beberapa tahun ke depan akan ada Korea dan beberapa tahun ke depan juga akan ada yang namanya China, ya karena siklus mereka sama skema mereka juga sama






singkawang88 dan 8 lainnya memberi reputasi
-1
303
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan