Kaskus

Entertainment

febi12283Avatar border
TS
febi12283
Kamu Suka Pake Baju Warna Hitam Kemana-mana? Ternyata Ada Alasan Psikologisnya

Kamu Suka Pake Baju Warna Hitam Kemana-mana? Ternyata Ada Alasan Psikologisnya

Pexels.com



Baju warna hitam kerap menjadi favorit untuk digunakan, selain tidak mudah kotor. Baju warna hitam terkadang melambangkan sifat dingin, misterius dan orang yang simple.

Selama ini beberapa orang terkenal yang suka mengenakan pakaian hitam setiap hari adalah Steve Jobs. Dengan kaos hitam lengan panjangnya, Steve tampak nyaman dan terkesan tidak peduli dengan komentar orang lain.

Baju hitam selalu tampak elegan, netral, dan cocok untuk berbagai situasi. Namun, ada alasan psikologis yang lebih dalam mengapa banyak orang lebih suka memakai baju hitam. Mari kita telusuri lima alasan psikologis mengapa warna hitam begitu disukai.


1. Mencerminkan Kekuatan dan Otoritas

Secara psikologis, warna hitam sering kali dikaitkan dengan kekuatan, otoritas, dan dominasi. Tidak heran jika kita sering melihat pemimpin atau figur otoritas menggunakan baju hitam atau setelan hitam. 

Warna ini memberikan kesan tegas dan serius, yang bisa membuat pemakainya terlihat lebih percaya diri dan dihormati. Menurut penelitian, orang yang memakai baju hitam cenderung dianggap memiliki kepribadian yang kuat dan berwibawa. 

2. Memberikan Kesan Elegan dan Mewah

Hitam sering diasosiasikan dengan kesan elegan dan mewah. Banyak acara formal, seperti pesta malam, gala dinner, atau upacara resmi, memilih dress code berwarna hitam. Warna ini memberikan kesan eksklusif dan gaya yang timeless (tak lekang oleh waktu). 

Dalam dunia mode, baju hitam kerap disebut sebagai warna yang aman dan selalu terlihat sophisticated tanpa perlu usaha berlebih. Secara psikologis, orang yang sering memilih pakaian hitam mungkin ingin menunjukkan sisi elegan dan percaya diri dalam penampilan mereka. 

3. Menyembunyikan Perasaan dan Emosi

Salah satu alasan orang memakai baju hitam adalah untuk menyembunyikan perasaan dan emosi mereka. Warna hitam dapat memberikan perlindungan emosional bagi pemakainya, karena warna ini memiliki efek "melindungi" seseorang dari perhatian yang tidak diinginkan. 

Warna hitam secara tidak langsung membuat seseorang merasa tersembunyi dan terlindungi dari pandangan atau penilaian orang lain. Bagi mereka yang sedang mengalami masalah emosional atau ingin menjaga jarak dari orang lain, warna hitam memberikan kenyamanan psikologis. 

4. Memberikan Kesan Misterius

Hitam juga dikenal sebagai warna yang menciptakan aura misterius. Banyak orang yang memilih memakai baju hitam untuk memberikan kesan "tertutup" atau sulit ditebak. Secara psikologis, misteri ini bisa menarik perhatian orang lain, karena manusia pada dasarnya tertarik pada hal-hal yang tidak diketahui atau tidak mudah dipahami.

Seseorang yang sering mengenakan pakaian hitam mungkin ingin menjaga jarak tertentu dalam interaksi sosial mereka, sambil tetap memberikan daya tarik yang membuat orang penasaran. 

5. Menunjukkan Kemandirian dan Ketegasan

Warna hitam sering diasosiasikan dengan individualitas dan ketegasan. Orang yang memilih baju hitam cenderung memiliki kepribadian yang mandiri dan tidak terlalu tergantung pada penilaian atau ekspektasi orang lain. 

Secara psikologis, ini menunjukkan bahwa pemakai baju hitam sering kali merupakan pribadi yang kuat secara mental dan tahu cara mengontrol hidup mereka sendiri. Mereka tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain dan cenderung mengambil keputusan dengan tegas. 



Pilihan untuk sering mengenakan baju hitam lebih dari sekadar selera mode. Warna hitam memiliki makna psikologis yang kuat, mulai dari mencerminkan kekuatan dan otoritas, memberikan kesan elegan, hingga membantu menyembunyikan emosi dan menambah aura misterius. 



[hr]
Referensi:
Saucier, G., & Goldberg, L. R. (1996). The Language of Personality: Lexical Perspectives on the Five-Factor Model. Journal of Personality and Social Psychology.
Lichtenfeld, S., Elliot, A. J., Maier, M. A., & Pekrun, R. (2012). Fertile Green: Green Facilitates Creative Performance. Personality and Social Psychology Bulletin.
Johnson, K. K. P., Schofield, N. A., & Yurchisin, J. (2002). Appearance and Dress as a Source of Information: A Qualitative Approach to Data Collection. Clothing and Textiles Research Journal.





CiApusAvatar border
CiApus memberi reputasi
1
326
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan