Kaskus

News

harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Pro-kontra Opini Peter Gontha yang Malu Karena Timnas Banyak Pemain Naturalisasi!
Pro-kontra Opini Peter Gontha yang Malu Karena Timnas Banyak Pemain Naturalisasi!
Sumber Gambar

Selamat Datang di Thread TS!

emoticon-Baby Boy

Opini Peter Gontha, mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, mengenai kondisi Timnas Indonesia yang diisi oleh pemain keturunan, terutama dalam pertandingan kontra Australia, memicu diskusi mendalam tentang identitas nasional dan kebijakan pengembangan sepak bola. Dalam pandangannya, ia merasa malu ketika diejek oleh teman-teman asingnya karena mayoritas pemain di Timnas berasal dari keturunan Belanda. Hal ini menyiratkan kegelisahan yang lebih dalam tentang bagaimana Indonesia dipersepsikan di luar negeri, terutama dalam hal pengelolaan bakat olahraga. Peter Gontha menyinggung bahwa dominasi pemain keturunan seakan-akan menunjukkan kegagalan dalam membina pemain lokal yang berkualitas, padahal ini adalah tantangan yang dihadapi oleh banyak negara, bukan hanya Indonesia.

Namun, jika kita melihat dari perspektif lain, keberadaan pemain keturunan dalam tim nasional bisa dilihat sebagai upaya pragmatis untuk meningkatkan performa. Sepak bola modern sudah menjadi arena global yang memanfaatkan talenta di seluruh dunia tanpa memandang asal-usul geografis atau etnis. Banyak negara, termasuk negara-negara dengan tradisi sepak bola kuat seperti Jerman, Prancis, dan Belgia, juga memanfaatkan pemain keturunan atau imigran untuk memperkuat tim nasional mereka. Ini bukan semata-mata soal kurangnya bakat lokal, tetapi lebih kepada bagaimana negara-negara beradaptasi dengan globalisasi dalam olahraga. Dalam konteks ini, Indonesia sebenarnya tidak jauh berbeda dengan negara-negara lain yang memanfaatkan pemain keturunan demi meningkatkan kualitas tim.

Pro-kontra Opini Peter Gontha yang Malu Karena Timnas Banyak Pemain Naturalisasi!
Sumber Gambar

Kegundahan Peter Gontha terhadap ejekan teman-teman asingnya mungkin berakar dari pandangan tradisional tentang nasionalisme yang sering kali mendefinisikan identitas nasional berdasarkan garis darah atau etnis. Namun, dalam dunia yang semakin terhubung dan global, konsep ini menjadi lebih cair. Seorang pemain keturunan Belanda yang memiliki darah Indonesia tetap memiliki hak yang sama untuk mewakili negaranya, terutama jika mereka memilih dengan sadar untuk bermain bagi Indonesia. Justru, kebanggaan seharusnya muncul dari fakta bahwa mereka memilih Indonesia, meski mungkin memiliki kesempatan untuk bermain di tim yang lebih kuat seperti Belanda.

Selain itu, penting juga untuk melihat peran PSSI dan federasi sepak bola Indonesia dalam hal ini. Jika Indonesia merasa perlu mengandalkan pemain keturunan, hal ini mungkin mencerminkan kelemahan dalam sistem pembinaan pemain lokal. Ini bisa menjadi kritik yang membangun bagi PSSI untuk lebih serius dalam mengembangkan bakat-bakat muda di dalam negeri. Namun, menyoroti keberadaan pemain keturunan sebagai penyebab rasa malu mungkin mengabaikan permasalahan yang lebih mendasar, yakni kurangnya fasilitas, pelatihan, dan infrastruktur yang memadai bagi generasi muda di Indonesia.

Pro-kontra Opini Peter Gontha yang Malu Karena Timnas Banyak Pemain Naturalisasi!
Sumber Gambar

Di sisi lain, keterlibatan pemain keturunan juga bisa dilihat sebagai langkah positif dalam menjembatani kesenjangan kualitas antara sepak bola Indonesia dan dunia internasional. Bagi pemain keturunan, bermain di tim nasional Indonesia juga menjadi kesempatan untuk menghubungkan diri mereka dengan akar budaya mereka. Ini bukan hanya soal prestasi olahraga, tetapi juga soal identitas dan kebanggaan pribadi. Melalui mereka, Indonesia bisa memperluas pengaruh budaya dan membangun koneksi global yang lebih luas. Ejekan dari teman-teman asing yang diterima oleh Peter Gontha sebenarnya bisa menjadi kesempatan untuk berdiskusi tentang bagaimana sepak bola di era global melampaui batas-batas nasional tradisional.

Akhirnya, opini Peter Gontha ini menunjukkan betapa kompleksnya hubungan antara identitas nasional, prestasi olahraga, dan persepsi publik. Sementara rasa malu mungkin mencerminkan kegelisahan tentang bagaimana Indonesia dipandang di kancah internasional, kita juga harus bertanya: apakah kita menginginkan prestasi atau mempertahankan kemurnian etnis di lapangan? Dalam dunia sepak bola modern, banyak yang setuju bahwa yang terpenting adalah hasil dan representasi negara secara global, bukan asal-usul para pemain. Bukan berarti kita mengabaikan pembinaan pemain lokal, tetapi di saat yang sama, kita juga harus menghargai kontribusi siapa pun yang ingin membela merah putih, terlepas dari latar belakang mereka.

Sumber Valid (baca baik-baik):
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3

Terima Kasih Sudah Mampir, Jangan Lupa Komen danCendolnya Gan!

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
gustovanjavaAvatar border
spiteAvatar border
oneupAvatar border
oneup dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1.4K
65
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan