Sumber Gambar

Selamat Datang di Thread TS!



Masalah lulusan program magister (S2) yang kesulitan mendapatkan pekerjaan di Indonesia telah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak yang mempertanyakan mengapa lulusan S2 sering kali menghadapi tantangan lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki gelar sarjana (S1). Salah satu alasan yang muncul dari diskusi ini adalah anggapan bahwa lulusan S2 sering kali dianggap memiliki kualifikasi yang melampaui kebutuhan perusahaan, sehingga perusahaan bingung menentukan gaji yang sesuai. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan lulusan S2 dan realitas pasar kerja di Indonesia.

Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, penentuan kualifikasi untuk lulusan S2 dalam pekerjaan atau jabatan memang berada di tangan perusahaan. Namun, umumnya lulusan S2 dibutuhkan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan manajemen atau posisi strategis lainnya. Posisi seperti ini sering kali terbatas jumlahnya, sehingga tidak banyak perusahaan yang membuka lowongan khusus untuk lulusan S2. Ini mengindikasikan bahwa pasar kerja di Indonesia mungkin belum sepenuhnya siap untuk menampung lulusan S2 dalam jumlah besar.


Sumber Gambar

Keterbatasan posisi yang tersedia untuk lulusan S2 juga berimplikasi pada minimnya lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Akibatnya, lulusan magister sering kali dihadapkan pada dilema, di mana mereka harus menurunkan ekspektasi mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Beberapa lulusan mungkin merasa terpaksa melamar pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan oleh lulusan S1, tetapi dengan bayaran yang tidak sebanding dengan tingkat pendidikan yang mereka miliki. Ini menciptakan ketidakseimbangan antara pendidikan tinggi dan kompensasi yang diterima di dunia kerja.

Di sisi lain, konsultan karier Ina Liem menekankan bahwa lulusan S2 tanpa pengalaman kerja memang cenderung lebih sulit mendapatkan pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa perusahaan lebih mengutamakan kandidat yang memiliki pengalaman praktis selain kualifikasi akademis. Dengan kata lain, memiliki gelar S2 tidak selalu cukup untuk mendapatkan pekerjaan jika tidak didukung oleh pengalaman kerja yang relevan. Hal ini menyoroti pentingnya pengalaman kerja dalam menentukan daya saing lulusan S2 di pasar kerja.


Sumber Gambar

Fenomena ini juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Meskipun pendidikan magister dianggap sebagai langkah maju dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan, realitas pasar kerja menunjukkan bahwa gelar ini tidak selalu membawa keuntungan yang diharapkan. Perusahaan cenderung mencari kandidat yang tidak hanya memiliki kualifikasi akademis yang tinggi tetapi juga kemampuan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam pekerjaan. Oleh karena itu, penting bagi lulusan S2 untuk melengkapi diri mereka dengan pengalaman kerja yang relevan.

Pada akhirnya, masalah ini menyoroti perlunya peningkatan keselarasan antara pendidikan tinggi dan kebutuhan pasar kerja di Indonesia. Perguruan tinggi dan pemerintah perlu bekerja sama dengan sektor industri untuk memastikan bahwa program magister yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, lulusan S2 juga harus menyadari pentingnya mengembangkan keterampilan praktis dan mencari peluang untuk mendapatkan pengalaman kerja yang dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja. Tanpa upaya tersebut, tantangan yang dihadapi oleh lulusan S2 dalam mendapatkan pekerjaan yang layak akan terus berlanjut.

Sumber Valid (baca baik-baik):
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3

Terima Kasih Sudah Mampir, Jangan Lupa Komen danCendolnya Gan!