- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pergerakan SBY - JK - Megawati Jelang Pelantikan Prabowo - Gibran dan Pilkada 2024


TS
iqbalballe
Pergerakan SBY - JK - Megawati Jelang Pelantikan Prabowo - Gibran dan Pilkada 2024

Pergerakan tiga mantan pemimpin negara secara berdekatan dan hampir serentak baru-baru ini sangat menarik untuk disimak.
Pertama, mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan salam hormat kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Salam hormat dari Megawati tersebut langsung berbalas salam hormat Prabowo kepada Megawati, serta serentak diikuti rencana pertemuan Megawati dan Prabowo sebelum pelantikan Presiden 2024.
Bahkan sejumlah informasi mengatakan pertemuan akan digelar pada Jumat, 13 September 2024, meski masih sulit diperoleh konfirmasi akurat.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-7533...salam-hormat/1
Kedua, mantan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun keluar ke permukaan untuk menyatakan dukungan penuh kepada transisi pemerintahan Jokowi ke Prabowo.
"Dukung antara Jokowi sama Prabowo, sekarang transisi antara Presiden Jokowi ke Presiden Prabowo. Saya setuju menyukseskan transisi itu, sukseskan. Ini etika politik, Demokrat tahu etika dan moral dalam politik," kata SBY di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 9 September 2024.
Dukungan terhadap transisi pemerintahan Jokowi ke Prabowo pun diikuti dukungan penuh SBY pada sejumlah program Prabowo - Gibran yang diapresiasi Presiden RI ke-6 tersebut sebagai program tepat sasaran.
“Saya kerap berbincang dengan presiden terpilih Prabowo. Beliau punya idealisme, punya agenda yang jelas, punya sasaran yang juga menurut saya tepat," ujarnya.
Sumber : https://m.jpnn.com/news/sby-sebut-pr...-tepat-sasaran
Ketiga, mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) pun tak ketinggalan, terlebih meninjau posisinya sebagai mantan Wapres pendamping SBY (2004 - 2009), dan mantan Wapres pendamping Jokowi (2014 - 2019).
Kali ini, JK terlihat mendukung posisi Pramono - Rano dalam kunjungan paslon Pilkada Jakarta yang diusung Megawati dan PDIP itu.
Bahkan JK juga turut merespons senada dengan Pramono - Rano soal gelombang penolakan kunjungan Ridwan Kamil (RK) ke sejumlah titik di Jakarta.
Sumber :
Sumber : https://nasional.kompas.com/read/202...oogle_vignette
https://www.tribunnews.com/mata-loka...biar-tak-kaget
https://nasional.tempo.co/read/19147...-warga-jakarta
Pergerakan hampir serentak dari tiga mantan pimpinan RI ini semakin menarik lagi, jika memperhitungkan beberapa faktor politik yang mencuat belakangan ini.
1. Meningkatnya tekanan politik luar biasa kepada keluarga Jokowi, buntut kericuhan Kaesang - Erina soal fasilitas Jet Pribadi, kericuhan Gibran dan akun Fufufafa, hingga Dugaan Korupsi Bobby - Kahiyang, dimana ketiganya masih mengisolasi ruang gerak lingkar penerus perpolitikan Jokowi di panggung utama nasional.
Sumber :
https://www.inilah.com/sea-group-sho...-kaesang-erina
https://www.bisnis.com/read/20240910...-dengan-gibran
https://metro.tempo.co/read/1913649/...n-kahiyang-ayu
2. Terisolasinya ruang gerak Blok Solo, tampak memberi ruang bagi upaya mewujudkan Rekonsiliasi Merah (Pertemuan Megawati - Prabowo, maupun Rekonsiliasi Megawati - Jokowi) dan Payung Merah Biru (Perdamaian Megawati - SBY), yang terlihat dari pergerakan hampir bersamaan Megawati - Teuku Umar dan SBY - Cikeas mengapresiasi Prabowo.
3. Terjadinya beberapa peristiwa seperti pertikaian Golkar vs Gerindra di Pilkada Jabar, yang berujung Pemberontakan Beringin - Banteng melawan KIM di Banten.
Kemudian disusul kian tipisnya kans RK - Suswono memenangkan Jakarta, terlebih pasca mundurnya Sahroni dan Blok Permata Hijau (Surya Paloh) dari ketua Timses RK - Suswono, yang membuat Golkar - PKS dituntut untuk bersatu memenangkan Jakarta, dimana keduanya sulit bersatu, akhirnya membuat Partai Beringin mulai menjalankan skenario cadangan.
Sumber :
https://nasional.kompas.com/read/202...-ade-di-banten
https://nasional.kompas.com/read/202...penugasan-lain
Langkah JK menerima dan cenderung mendukung Pramono - Rano, tidak hanya perlu dibaca sebagai Golkar mulai pesimis terhadap kans RK, tetapi juga perlu dilihat sebagai kecenderunngan bersatunya kembali Megawati - JK di tingkat tinggi nasional.
Sumber : https://www.kompas.tv/nasional/53706...g-ridwan-kamil
Uraian-uraian di atas menunjukkan peta politik nasional sedang melanjutkan perubahan besar arah konstelasi, dimana :
a. Posisi SBY dan JK memegang kunci bagi kelangsungan relasi Teuku Umar - Hambalang dan rivalitas Teuku Umar vs Solo.
Sebab dukungan penuh Cikeas (SBY) terhadap Hambalang (Prabowo), tampak beriringan dengan menguatnya dukungan Dharmawangsa (JK) - Slipi (Golkar) kepada Teuku Umar (Megawati).
Oleh karenanya, arah pertemuan Megawati dan Prabowo, akan ditentukan juga oleh arah JK dan SBY.
b. Ketum Baru Golkar Bahlil Lahadalia tampak sedang kehilangan pegangan, pasca Bahlil yang semula sempat menerbitkan pembatalan rekomendasi Airin, kemudian akhirnya mendukung Airin, serta tak hadiri acara Gerindra, dimana ia menjadi satu-satunya ketum parpol dalam Koalisi Indonesia Maju yang tak hadir.
Sumber : https://nasional.tempo.co/read/19108...imnas-gerindra
Wajar, Golkar berpeluang menang di Pilkada Banten, namun berpotensi kalah di Pilkada Jakarta dan Jabar. Sehingga usai Pilkada, internal Golkar akan dilanda komparasi antara Prestasi Airlangga vs Prestasi Bahlil.
Komparasi ini tentunya akan membuat Bahlil berpeluang terdepak dalam format Munaslub Golkar pada 2025.
Jika ini terjadi, maka ruang lingkup Blok Solo yang sedang terisolasi, akan semakin terisolasi jika Bahlil terdepak tahun depan.
Apalagi, jika Golkar menangkan Banten, yang akan menjadi kemenangan bersama Megawati dan Aburizal Bakrie.
Kemudian, jika Pramono - Rano menang di Jakarta, yang akan menjadi kemenangan bersama Megawati dan JK.
Ditambah lagi, jika Dedi Mulyadi kalah di Jabar, dan Ahmad Luthfi kalah di Jateng, yang akan menjadi kekalahan besar Bahlil dan Gerindra.
Maka dari itu, jika tidak ada suatu peristiwa baru yang dapat mengubah arah konstelasi nasional, maka TS (Thread Starter/penulis) memperkirakan situasi politik beberapa bulan ke depan, akan dikendalikan penuh oleh Hambalang (Prabowo), Teuku Umar (Megawati), Dharmawangsa (JK), Cikeas (SBY), dan Mangunsarkoro (Aburizal Bakrie), sehingga sekaligus menandai dimulainya fase puncak dekadensi dan degradasi berkala bagi keruntuhan Solo (Jokowi, Gibran, Kaesang, Bobby).
Oleh karenanya, momentum pertemuan Megawati - Prabowo yang dipengaruhi signifikan oleh arah JK terhadap Megawati dan arah SBY terhadap Prabowo, menjadi satu-satunya peluang bagi Blok Solo untuk tetap berada di papan utama nasional pada pemerintahan 2024 s/d 2029.
Dengan kata lain, nasib perpolitikan Solo kini bergantung penuh pada kemauan Hambalang menyelamatkan harkat Solo di hadapan Teuku Umar, Cikeas, Dharmawangsa, dan Mangunsarkoro.
TS kebingungan harus berkata : Bravo ! atau Oh My God !






lorosukmo. dan 17 lainnya memberi reputasi
16
24.2K
51


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan