Kaskus

Story

devankaflaAvatar border
TS
devankafla
Ketika Suamiku Lupa Jalan Pulang
“Lho kok Mas Fahmi sudah pergi?” Aku bicara seorang diri ketika tak melihat suamiku di ruang tamu. Padahal, aku hanya pergi ke toilet sebentar saja.

Hari ini rencananya aku dan Mas Fahmi hendak pergi ke rumah sakit. Kami ada niatan untuk melakukan program bayi tabung atau IVF. Tabungan yang kami kumpulkan sudah cukup untuk melakukan program itu.

Aku dan Mas Fahmi sudah menikah kurang lebih delapan tahun. Selama delapan tahun itu pula, sudah banyak yang kami lakukan.

Mulai dari beli produk-produk online, minum jamu dan program hamil ke dokter pun sudah kami jalani. Semua itu kami lakukan hanya untuk memperoleh keturunan.

Sudah khatam rasanya dihina mandul oleh orang lain bahkan keluarga sendiri. Padahal nyatanya kami sehat-sehat saja tidak ada masalah yang berarti.

Di tahun ke-4, kami memutuskan untuk program inseminasi. Dua kali sudah kami melakukan program itu dan kedua-duanya gagal.

Mental kami dihajar habis-habisan. Bukan hanya mental tapi juga finansial. Dan setelah diskusi berdua dengan Mas Fahmi, kami memilih untuk istirahat dari program hamil sembari menabung untuk IVF.

Nomor Mas Fahmi tidak bisa dihubungi. Aku khawatir terjadi apa-apa dengannya. Akhirnya, aku memutuskan untuk menghubungi kakak iparku yang tinggal di kota sebelah.

“Halo, assalamualaikum, Mbak,” sapaku setelah Mbak Vera iparku menjawab teleponku.

“Waalaikumsalam. Ada apa, Lia?” tanyanya.

Wajar saja iparku bertanya seperti itu karena memang kami jarang komunikasi. Tapi, hubungan kami berdua sangat baik. Mas Fahmi hanya punya Mbak Vera karena kedua orang mereka sudah meninggal.

“Ehm, apa Mas Fahmi ada di sana, Mbak?” tanyaku walau agak sedikit ragu.

“Enggak, Lia. Memangnya dia bilang mau ke sini? Biasanya kalau ke sini juga telepon mbak dulu,” jawabnya menyakinkan.

Kepalaku mengangguk. Aku percaya jika Mbak Vera tidak berbohong. Mbak Vera sudah seperti kakak kandungku sendiri. Kebetulan aku memang anak tunggal.

Ayah dan ibuku punya usaha toko grosir sembako. Aku bekerja di bank pemerintah dan Mas Fahmi bekerja kantoran.

“Oh ya sudah, Mbak. Nanti kalau Mas Fahmi ke sana, suruh telepon Lia, ya, Mbak. Soalnya aku hubungi gak bisa,” pesanku.

“Iya, Lia. Tapi, kamu gak ada masalah, kan, sama Fahmi?”

Pertanyaan Mbak Vera membuatku diam sejenak. Aku mencoba mengingat kejadian yang mungkin membuat Mas Fahmi marah. Tapi, nihil. Tak ada kejadian apapun beberapa hari ini dan kami pun tidak bertengkar.

“Enggak, Mbak. Aku sama Mas Fahmi baik-baik aja. Tadi itu rencananya mau ke rumah sakit, Mbak, mau konsul IVF. Tapi, baru Lia tinggal ke kamar mandi sebentar saja Mas Fahmi udah pergi,” jawabku jujur.

“Oh gitu. Mungkin memang lagi keluar sebentar dan hp-nya mati. Tunggu aja nanti pasti pulang.”

“Iya, Mbak.” Kepalaku mengangguk walaupun Mbak Vera tidak bisa melihat.

Aku pun mengakhiri sambungan telepon dengan Mbak Vera. Dan sesuai dengan ucapan Mbak Vera, aku berusaha untuk berpikir positif. Lalu, aku mengerjakan pekerjaan lain karena hari ini sudah terlanjur minta cuti.


Pulanglah, Mas! (Ketika Suamiku Lupa Jalan Pulang) - flam_boyan
Kepulangan Fahmi setelah menghilang lima bulan ternyata tidak lantas membuat Fahmi berubah.

Fahmi ...

Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:
https://read.kbm.id/book/detail/928e...9-c9f9370adb70
Diubah oleh devankafla 10-09-2024 12:51
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
430
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan