- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bos AirAsia Bongkar Penyebab Mahalnya Tiket Pesawat di RI


TS
kissmybutt007
Bos AirAsia Bongkar Penyebab Mahalnya Tiket Pesawat di RI
Bos AirAsia Bongkar Penyebab Mahalnya Tiket Pesawat di RI
Kompas.com
Muhammad Idris
5–7 minutes
KOMPAS.com - Fenomena mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia sudah bukan rahasia lagi. Kondisi ini sudah dikeluhkan masyarakat sejak beberapa tahun silam.
Sudah lazim ditemui, di berbagai situs penjualan tiket online, harga tiket pesawat rute domestik antar-kota di Indonesia kerap lebih mahal dibandingkan dengan rute maskapai yang terbang dari atau ke luar negeri, meski jaraknya lebih jauh.
CEO Capital A Berhad, induk usaha maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes membeberkan, salah satu penyebab paling dominan mahalnya harga tiket pesawat di Tanah Air adalah harga avtur yang dijual Pertamina.
Bahkan bila tak berlebihan, menurut Tony, harga avtur yang dijual di Indonesia adalah salah satu yang termahal di dunia.
Baca juga: Bak Bumi dan Langit, Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia
"Biaya bahan bakar lebih tinggi (di Indonesia) lebih tinggi dibanding negara manapun, atau tertinggi di dunia," kata dia dalam Media Briefing di Hotel Fairmont, Jakarta, dikutip pada Sabtu (7/9/2024).
Menurut kalkulasinya, harga avtur Pertamina lebih mahal sekitar 28 persen bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Lebih tingginya tarif bahan bakar itu dinilai disebabkan oleh tidak adanya kompetisi antara badan usaha penyedia bahan bakar. Asal tahu saja, Pertamina menjadi satu-satunya pemasok avtur di Tanah Air.
"Di Malaysia, ada dua atau tiga perusahaan (penyedia avtur). Di sebagian besar negara, ada pilihan. Jika hanya ada satu di Indonesia, mereka (Pertamina) dapat mengenakan biaya yang mereka inginkan," tutur dia.
Baca juga: Mengapa BUMN China sangat Perkasa dan Mendunia?
Pajak tinggi
Setali tiga uang, selain mahalnya harga avtur, ia juga menyoroti pajak yang dikenakan untuk pembelian BBM. Hal ini juga berkontribusi pada mahalnya harga tiket maskapai.
"Pajak dikenakan dua kali untuk bahan bakar. Hanya untuk penerbangan domestik," tutur Tony Fernandes.
Selain pajak pada BBM avtur, lanjut Tony, maskapai yang beroperasi di Indonesia juga dibebani sejumlah pajak lain yang tidak ditemui di negara-negara lain, misalnya pajak atas sparepart pesawat.
Ia memberi contoh, beberapa suku cadang pesawat yang rusak harus dikirim ke luar negeri untuk diperbaiki. Namun begitu dikirim kembali ke Indonesia, suku cadang akan dikenai pajak impor.
Keluhan ini menurut Tony sudah ia sampaikan ke Kementerian Keuangan. Jika memang tak bisa dihapus sepenuhnya, maskapai penerbangan berharap ada relaksasi atau penyesuaian tarif pajak impor.
"Tidak ada di tempat lain seperti itu," kata Tony.
Baca juga: Luhut Pastikan Evaluasi Penurunan Harga Tiket Pesawat Rampung Bulan Ini
Faktor lain yang kontribusinya sangat dominan dalam penentuan harga tiket pesawat adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"Banyak orang menyalahkan maskapai untuk tarif tiket. Kenyataannya kita harus membayar bahan bakar, kita harus menghadapi niali tukar, dan rupiah sedang melemah, sekarang sedang menguat," beber Tony.
Monopoli Pertamina dihapus
Sebelumnya, pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi badan usaha swasta untuk memasok bahan bakar avtur di bandara-bandara.
Dengan masuknya swasta, penjualan avtur tidak lagi dimonopoli Pertamina sehingga bisa menciptakan harga avtur yang lebih kompetitif, yang diharapkan akan menurunkan harga tiket pesawat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa badan usaha swasta diperbolehkan untuk berinvestasi di Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU), terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
"Saya kira juga ini kita buka pemerintah untuk perusahaan-perusahaan lain, untuk juga investasi di bidang ini, terutama di daerah-daerah Indonesia Timur sana," ujar Luhut saat konferensi pers di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (20/8/2024).
Baca juga: Rekomendasi Kemenhub: Hapus Pajak Tiket Pesawat, Pemasok Avtur Ditambah
Luhut menyampaikan bahwa pemasok avtur perlu ditambah agar tidak hanya bergantung pada Pertamina. Dengan hadirnya lebih banyak pemain di pasar, harga avtur di Indonesia diharapkan menjadi lebih kompetitif, yang pada akhirnya akan menurunkan harga tiket pesawat.
"Avturnya Pertamina mulai turun karena kita buka bukan hanya monopoli Pertamina lagi," kata Luhut setelah acara.
Luhut menambahkan, harga tiket pesawat domestik yang tinggi dipengaruhi oleh banyak komponen, dan harga avtur adalah salah satunya. "Banyak faktor yang terlibat dalam tingginya harga tiket pesawat, jadi kita bicara mana-mana cost yang bisa kita turunkan seperti harga fuel," ucapnya.
Saat ini, Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga, telah memasok avtur di 72 DPPU yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selama ini, perusahaan pelat merah tersebut menguasai pasar avtur di Indonesia sehingga menimbulkan harga yang tidak kompetitif.
"Jaringan distribusi yang luas ini, teknologi terkini, dan komitmen kuat terhadap kualitas serta keberlanjutan, PT Pertamina siap menjadi pemain utama dalam industri energi nasional dan global," tuturnya.
https://money.kompas.com/read/2024/0...page=all#page2
kalau Bos Air Asia yg ngomong, aku percaya. Kalau bos BUMN yg ngomong, aku percaya Bos Air Asia
Kompas.com
Muhammad Idris
5–7 minutes
KOMPAS.com - Fenomena mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia sudah bukan rahasia lagi. Kondisi ini sudah dikeluhkan masyarakat sejak beberapa tahun silam.
Sudah lazim ditemui, di berbagai situs penjualan tiket online, harga tiket pesawat rute domestik antar-kota di Indonesia kerap lebih mahal dibandingkan dengan rute maskapai yang terbang dari atau ke luar negeri, meski jaraknya lebih jauh.
CEO Capital A Berhad, induk usaha maskapai penerbangan AirAsia, Tony Fernandes membeberkan, salah satu penyebab paling dominan mahalnya harga tiket pesawat di Tanah Air adalah harga avtur yang dijual Pertamina.
Bahkan bila tak berlebihan, menurut Tony, harga avtur yang dijual di Indonesia adalah salah satu yang termahal di dunia.
Baca juga: Bak Bumi dan Langit, Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia
"Biaya bahan bakar lebih tinggi (di Indonesia) lebih tinggi dibanding negara manapun, atau tertinggi di dunia," kata dia dalam Media Briefing di Hotel Fairmont, Jakarta, dikutip pada Sabtu (7/9/2024).
Menurut kalkulasinya, harga avtur Pertamina lebih mahal sekitar 28 persen bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Lebih tingginya tarif bahan bakar itu dinilai disebabkan oleh tidak adanya kompetisi antara badan usaha penyedia bahan bakar. Asal tahu saja, Pertamina menjadi satu-satunya pemasok avtur di Tanah Air.
"Di Malaysia, ada dua atau tiga perusahaan (penyedia avtur). Di sebagian besar negara, ada pilihan. Jika hanya ada satu di Indonesia, mereka (Pertamina) dapat mengenakan biaya yang mereka inginkan," tutur dia.
Baca juga: Mengapa BUMN China sangat Perkasa dan Mendunia?
Pajak tinggi
Setali tiga uang, selain mahalnya harga avtur, ia juga menyoroti pajak yang dikenakan untuk pembelian BBM. Hal ini juga berkontribusi pada mahalnya harga tiket maskapai.
"Pajak dikenakan dua kali untuk bahan bakar. Hanya untuk penerbangan domestik," tutur Tony Fernandes.
Selain pajak pada BBM avtur, lanjut Tony, maskapai yang beroperasi di Indonesia juga dibebani sejumlah pajak lain yang tidak ditemui di negara-negara lain, misalnya pajak atas sparepart pesawat.
Ia memberi contoh, beberapa suku cadang pesawat yang rusak harus dikirim ke luar negeri untuk diperbaiki. Namun begitu dikirim kembali ke Indonesia, suku cadang akan dikenai pajak impor.
Keluhan ini menurut Tony sudah ia sampaikan ke Kementerian Keuangan. Jika memang tak bisa dihapus sepenuhnya, maskapai penerbangan berharap ada relaksasi atau penyesuaian tarif pajak impor.
"Tidak ada di tempat lain seperti itu," kata Tony.
Baca juga: Luhut Pastikan Evaluasi Penurunan Harga Tiket Pesawat Rampung Bulan Ini
Faktor lain yang kontribusinya sangat dominan dalam penentuan harga tiket pesawat adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"Banyak orang menyalahkan maskapai untuk tarif tiket. Kenyataannya kita harus membayar bahan bakar, kita harus menghadapi niali tukar, dan rupiah sedang melemah, sekarang sedang menguat," beber Tony.
Monopoli Pertamina dihapus
Sebelumnya, pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi badan usaha swasta untuk memasok bahan bakar avtur di bandara-bandara.
Dengan masuknya swasta, penjualan avtur tidak lagi dimonopoli Pertamina sehingga bisa menciptakan harga avtur yang lebih kompetitif, yang diharapkan akan menurunkan harga tiket pesawat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa badan usaha swasta diperbolehkan untuk berinvestasi di Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU), terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
"Saya kira juga ini kita buka pemerintah untuk perusahaan-perusahaan lain, untuk juga investasi di bidang ini, terutama di daerah-daerah Indonesia Timur sana," ujar Luhut saat konferensi pers di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (20/8/2024).
Baca juga: Rekomendasi Kemenhub: Hapus Pajak Tiket Pesawat, Pemasok Avtur Ditambah
Luhut menyampaikan bahwa pemasok avtur perlu ditambah agar tidak hanya bergantung pada Pertamina. Dengan hadirnya lebih banyak pemain di pasar, harga avtur di Indonesia diharapkan menjadi lebih kompetitif, yang pada akhirnya akan menurunkan harga tiket pesawat.
"Avturnya Pertamina mulai turun karena kita buka bukan hanya monopoli Pertamina lagi," kata Luhut setelah acara.
Luhut menambahkan, harga tiket pesawat domestik yang tinggi dipengaruhi oleh banyak komponen, dan harga avtur adalah salah satunya. "Banyak faktor yang terlibat dalam tingginya harga tiket pesawat, jadi kita bicara mana-mana cost yang bisa kita turunkan seperti harga fuel," ucapnya.
Saat ini, Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga, telah memasok avtur di 72 DPPU yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selama ini, perusahaan pelat merah tersebut menguasai pasar avtur di Indonesia sehingga menimbulkan harga yang tidak kompetitif.
"Jaringan distribusi yang luas ini, teknologi terkini, dan komitmen kuat terhadap kualitas serta keberlanjutan, PT Pertamina siap menjadi pemain utama dalam industri energi nasional dan global," tuturnya.
https://money.kompas.com/read/2024/0...page=all#page2
kalau Bos Air Asia yg ngomong, aku percaya. Kalau bos BUMN yg ngomong, aku percaya Bos Air Asia






aldonistic dan 5 lainnya memberi reputasi
6
651
33


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan