Kaskus

News

the.commandosAvatar border
TS
the.commandos
Pabrik Mi Instan Indonesia di Nigeria Beli Minyak Sawit dari Malaysia karena Murah
Pabrik Mi Instan Indonesia di Nigeria Beli Minyak Sawit dari Malaysia karena Murah

Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia jadi salah satu produsen sawit terbesar di dunia, tetapi harga minyak sawit dalam negeri dinilai masih mahal. Hal ini diungkap oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono.

Eddy menjelaskan, saat melakukan kunjungan ke Nigeria, ia menemukan fakta bahwa pabrik mi instan merek Indonesia ternyata memilih untuk membeli minyak sawit dari Malaysia karena harganya lebih murah.

“Saya baru pulang dari Nigeria. Saya tanya kepada perwakilan Indomie di sana. Saya tanya, bapak beli minyak sawit untuk produksi mi ini dari mana pak? Dijawab dari Malaysia, di depan Pak Dubes. Lo kenapa demikian? Karena minyak sawit Indonesia mahal, dan itu terbukti, ada saksinya ada Pak Dubes," ucapnya dalam diskusi terkait sawit dan kontribusi pada APBN dan perekonomian yang digelar di Belitung, Selasa (27/8/2024) malam.

Ia mengatakan, hal itu sangat ironis, mengingat Indonesia saat ini menjadi produsen dari 33% minyak sawit dunia. Malaysia dengan produksi sawit jauh di bawah Indonesia, di bawah 20 juta ton per tahun, mampu masuk ke pasar-pasar yang tidak bisa dimasuki Indonesia karena didukung harga yang lebih kompetitif.

Eddy menyebut, besarnya biaya yang ditanggung oleh para pelaku usaha sawit, menjadi salah satu penyebab sulitnya harga produksi dalam negeri bersaing. Para pelaku usaha berharap ada kebijakan fiskal yang bisa diterapkan pemerintah untuk membuat harga sawit Indonesia menjadi lebih kompetitif.

“Saat ini kita sedikit terbebani. Hitungan kita adalah sekitar US$ 138 per metrik ton, terdiri dari apa saja? Ada PE (pungutan ekspor), BK (bea keluar) dan DMO (domestic market obligation). DMO itu juga menjadi beban, saat ini kira-kira US$ 20 per metrik ton. Nah, yang kami maksud di sini, yakni instrumen ini bisa dimainkan melihat kondisi dan situasi, semisal persaingan di luar seperti apa,” ujarnya.

Dukungan fiskal ini menjadi krusial, mengingat faktor harga ini juga menjadi salah satu penyebab turunnya ekspor sawit dalam negeri. “Ekspor cenderung turun volumenya. Kenapa? Minyak bunga matahari dengan produktivitas jauh lebih rendah dari sawit, harganya jauh lebih murah. Kenapa? Karena oversupply," lanjut Eddy.

Di satu sisi, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mencatat, triliunan rupiah sudah digelontorkan untuk insentif sektor sawit.


Sepanjang 2023, insentif biodiesel tercatat mencapai Rp 18,5 triliun. Tahun lalu, Kemenkeu juga menggelontorkan Rp 1,7 triliun untuk peremajaan perkebunan sawit, Rp 0,1 triliun untuk riset, dan Rp 0,5 triliun untuk insentif lainnya.

Selain itu, fasilitas tax allowance telah dimanfaatkan oleh wajib pajak di industri sawit dengan lima penanaman modal dan total investasi akan mencapai Rp 18,27 Triliun, dengan Rp 7,78 triliun dari rencana tersebut mendapatkan fasilitas tax allowance.

https://www.beritasatu.com/ekonomi/2...ebih-murah/amp

Yg penting kepuasan rakyat 90%



Pabrik Mi Instan Indonesia di Nigeria Beli Minyak Sawit dari Malaysia karena Murah
aldonisticAvatar border
sujimeAvatar border
indo.emasAvatar border
indo.emas dan 3 lainnya memberi reputasi
4
716
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan