Kaskus

News

mnotorious19150Avatar border
TS
mnotorious19150
Pengantin Marah Tamu Tak Beri Sumbangan Lebih dari Rp 500 Ribu, Ogah Berteman Lagi
Pengantin Marah Tamu Tak Beri Sumbangan Lebih dari Rp 500 Ribu, Ogah Berteman Lagi

TRIBUNJATIM.COM - Viral kemarahan pengantin karena masalah sumbangan dari tamu undangan.

Disebutkan bahwa ada tamu yang tak beri sumbangan lebih dari Rp 500 ribu.

Peristiwa ini terjadi di Malaysia.

Cerita tersebut diunggah oleh pengguna halaman Facebook XUAN Play, media Malaysia berbahasa Mandarin pada Selasa (13/8/2024), melansir dari World Of Buzz via Kompas.com.

Disebutkan dalam unggahan tersebut, seorang perempuan Malaysia yang baru menikah pada Juni lalu berbagi kemarahan setelah para tamu pernikahannya ternyata memberikan angpau atau sumbangan tidak sesuai dengan harapannya.

Pengantin perempuan tersebut pada awalnya menjelaskan, ia sebenarnya bermaksud menikah 4 tahun lalu, tetapi pandemi Covid-19 merebak dan merusak rencananya.

Setelah menunggu hingga tahun ini, ia pun memilih membatalkan pernikahan di pantai yang ia inginkan karena lokasinya yang terlalu terpencil.

Perempuan itu lantas memutuskan untuk memilih pernikahan di taman sebagai gantinya.

Tetapi, ia menghadapi masalah baru, yakni kenaikan harga barang dan jasa setelah pandemi Covid-19.

“Semua orang tahu bahwa harga semua barang dan jasa naik setelah MCO (movement control order/pembatasan pergerakan akibat Covid-19), terutama jamuan makan malam dan biaya yang berhubungan dengan foto pernikahan, yang meningkat 2 hingga 3 kali lipat. Harga banyak tempat saya lihat juga naik tiga kali lipat. Pada akhirnya, dengan berat hati saya memilih lokasi yang ideal. Meskipun tidak murah, setidaknya ini adalah tempat impian saya," ungkapnya.

Pengantin perempuan ini kemudian melanjutkan dengan menceritakan bagaimana pernikahannya telah membuatnya menyadari siapa di antara para tamunya yang benar-benar bisa ia anggap sebagai teman.

Nah, ia akan mendasarkan hal itu pada seberapa banyak uang yang para tamu berikan dalam angpau atau sumbangan mereka.

“Saya dan suami saya hanya mengundang 100 orang, jadi semua orang dianggap sebagai tamu VIP dalam pikiran saya. Namun, pertanyaannya adalah, ketika saya memperlakukan orang lain sebagai VIP, mereka memperlakukan saya sebagai apa?” ungkapnya.

Dia kemudian mencaci maki teman-teman kerjanya karena “hanya” memberinya 120 ringgit Malaysia (sekitar Rp 420.000 atau kurang dari Rp 500.000) per amplop.

“HELLO! Ini tahun 2024, apakah mereka pikir harga jamuan makan masih 120 ringgit Malaysia per orang? Apakah Anda sudah bangun? Apakah Anda pikir harga dari 20 tahun yang lalu masih berlaku? Kita harus membayar pajak 16 persen dan juga untuk alkohol. Apakah menurut Anda pesta pernikahan saya adalah (restoran) Haidilao? Saya pikir makan di Haidilao lebih mahal dari 120 ringgit Malaysia,” katanya.

Dia kemudian menempatkan satu rekan kerja tertentu dalam bidikannya, seorang perempuan yang rupanya adalah istri dari seorang pengusaha. 

“Salah satu kolega saya mengatakan di awal bahwa dia ingin memesan 3 kursi karena dia membawa suami dan putrinya. Putrinya sudah berusia 13 tahun, jadi dia sudah dianggap dewasa. Makan malam saya (yang disajikan kepada tamu) nilainya lebih dari 200 ringgit Malaysia (sekitar Rp 700.000) per orang, apakah dia akan membayar 600 ringgit Malaysia (sekitar Rp 2,1 juta) untuk 3 orang? Dia selalu mengatakan bahwa dia menikah dengan seorang bos, saya percaya bahwa istri seorang bos tidak boleh cuek dengan harga pasar,” ungkap pengantin itu.

Namun, suami perempuan tersebut harus batal dari menghadiri pernikahan di menit-menit terakhir

Pengantin perempuan itu pun bertanya apakah sang suami masih harus membayar tempat duduk yang awalnya diniatkan untuk suami dari rekannya karena tempatnya di acara makan malam sudah dipesan.

Pada akhirnya, pengantin perempuan menemukan orang lain untuk hadir sehingga dia tidak perlu membuang biaya makan tamu.

“Saya menemukan seseorang yang sangat setia yang bersedia hadir dan mengetahui harga pasar, dan memberikan setidaknya 200 ringgit Malaysia (sekitar Rp 700.000). Sedangkan, rekan kerja saya itu datang bersama putrinya yang berusia 13 tahun, dan mereka berdua hanya membayar 228 ringgit Malaysia (sekitar Rp 800.000)," ungkap dia

Dia akhirnya memutuskan  tidak akan lagi bersahabat dengan rekan-rekannya di tempat kerja dan mengutuk orang-orang yang menghadiri pernikahannya ketika mereka “tidak mampu”.

“Jika mereka adalah lulusan baru, saya mungkin bisa memaafkan mereka. Tapi, pernahkah Anda berpikir mengapa seorang pengantin harus kehilangan uang untuk Anda? Jika Anda tidak mampu, jangan katakan Anda ingin hadir. Lagipula, saya juga mendapatkan uang hasil jerih payah saya dan memperlakukan Anda seperti VIP,” omel perempuan itu.

“Jika Anda tidak mampu memberikan sumbangan setimpal, jangan memesan 3 kursi. Tempatkan diri Anda pada posisi saya. Jika saya pergi ke pernikahan Anda dan hanya memberikan 120 ringgit Malaysia, apa yang akan Anda pikirkan? Ini tahun 2024, tolong sadarlah!” pungkasnya.

Unggahan itu pun direspons banyak warganet Malaysia. Sebagian besar kesal dengan omelan perempuan itu.

Misalnya, ada yang menyesalkan perempuan itu masih memikirkan apa yang akan diberikan oleh para tamu.

“Ternyata tujuan Anda adalah untuk menghasilkan uang dari pesta pernikahan Anda. Tidak apa-apa, kali ini tidak berhasil, jadi lakukanlah beberapa kali lagi. Bangkitlah setiap kali kamu jatuh," ungkap salah satu warganet.

“Anda seharusnya tidak membutuhkan orang lain untuk membiayai pernikahan Anda! Jika kamu ingin pernikahanmu megah, kamu harus membiayainya sendiri," komentar warganet lainnya.

“Saya merasa sangat beruntung karena saya bukan teman Anda,” beber yang lain.

tribunnews.com
brucebanner23Avatar border
servesiwiAvatar border
cqbenjoyerAvatar border
cqbenjoyer dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.8K
83
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan