Judul diubah karena terlalu panjang menurut system di Kaskus. Judul aslinya
Umat Katolik dari Papua-Indonesia yang Menghadiri Kunjungan Paus di Vanimo, Papua Niugini, Dibatasi.
Gereja dan pemerintah membatasi umat Katolik yang akan melintas ke Vanimo, Papua Nugini, untuk mengikuti kunjungan Paus.
23 Agustus 2024 18:15 WIB
Paus Fransiskus.
© Mazur/catholicnews.org.uk | flickr.com/photos/catholicism/
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Papua Niugini sepakat melakukan pembatasan bagi umat Katolik dari Papua yang ingin menghadiri kunjungan Paus Fransiskus di Vanimo, Papua Niugini. Pembatasan dilakukan untuk mengantisipasi keterbatasan akomodasi dan logistik di wilayah Vanimo.
Pekan ini, Pemerintah Papua Niugini di Vanimo telah menyelesaikan koordinasi tahap akhir dengan Pemerintah Indonesia melalui Konsulat Republik Indonesia di Vanimo, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Pemerintah Provinsi Papua, serta Keuskupan Jayapura. Dalam pertemuan ini, turut membicarakan pembatasan kuota, durasi, dan akses umat dalam menghadiri kunjungan Paus di Vanimo pada 8 September 2024.
Ditemui di Jayapura, Papua, Jumat (23/8/2024), Pastor Willem Warat Bungan selaku koordinator kunjungan Paus Fransiskus dari Keuskupan Jayapura mengungkapkan, saat ini telah terdaftar 176 umat Katolik se-tanah Papua yang telah memiliki paspor untuk menyeberang ke Vanimo.
”Vanimo itu kota kecil jadi ada pembatasan yang telah disepakati. Koordinasi gereja dan pemerintah terus dilakukan untuk memastikan kelancaran hingga hari kunjungan,” kata Willem, yang turut juga mengoordinasi umat Katolik keuskupan lainnya di tanah Papua yang akan mengikuti kunjungan Paus di Vanimo.
Adapun selain dari Keuskupan Jayapura, 176 umat yang akan menyeberang ini juga berasal dari perwakilan empat keuskupan lain di tanah Papua. Empat keuskupan itu meliputi Keuskupan Timika, Keuskupan Manokwari-Sorong, Keuskupan Agats-Asmat, dan Keuskupan Agung Merauke.
Selain itu, lanjut Willem, pihaknya masih memonitor umat lain yang tinggal di kawasan perbatasan, misalnya di Skouw, Kota Jayapura, Kabupaten Keerom (Papua), dan Kabupaten Pegunungan Bintang (Papua Pegunungan). Umat Katolik di kawasan ini memiliki dokumen Pas Lintas Bantas. Mereka diprediksi juga akan menyeberang ke wilayah Vanimo.
Aktivitas lalu lintas warga Papua Niugini di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Jumat (15/12/2023). KOMPAS/NASRUN KATINGKA
Willem menuturkan, umat Katolik di Papua antusias menghadiri kunjungan Paus di Vanimo. Pilihan ke Vanimo lebih terjangkau dibandingkan mengikuti acara kunjungan Paus di Jakarta, 3-6 September 2024.
Dihubungi terpisah, Konsulat Republik Indonesia di Vanimo, Tangkuman Alexander Imanuel, mengatakan, kedua negara fokus mengantisipasi membeludaknya umat dari wilayah Indonesia yang akan menyeberang ke Vanimo. Apalagi jarak dari pusat Kota Jayapura ke Vanimo hanya sekitar 100 kilometer, yang bisa ditempuh dalam 2-3 jam dengan perjalanan darat.
”Kedua negara juga sepakat, penyeberangan hanya bisa dilakukan melalui PLBN (pos lintas batas negara) Skouw. Jadi yang tinggal di wilayah perbatasan lain, seperti Keerom dan Pegunungan Bintang, juga harus tetap melalui Skouw,” katanya.
Adapun umat yang menyeberang juga disepakati tidak akan menginap di Vanimo dan dijadwalkan kembali ke wilayah Indonesia pada malam seusai kegiatan. ”Ini menjadi perhatian sejak awal jika kunjungan umat yang membeludak. Akomodasi penginapan dan makanan juga terbatas. Belum lagi, kemungkinan negara-negara di sekitar Papua Niugini juga hadir di Vanimo,” ujar Alexander.
Alexander menuturkan, dalam susunan acara yang diterima dari Keuskupan Vanimo, kunjungan Paus pada Minggu, 8 September 2024, hanya akan berlangsung selama 3 jam di Vanimo.
Aktivitas keseharian Kota Vanimo, Provinsi Sandaun, Papua Niugini, Selasa (18/7/2017). KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Paus Fransiskus dijadwalkan tiba di Vanimo pukul 15.15 waktu setempat. Selama sejam, pukul 15.35-16.35 waktu setempat, Paus akan melakukan audiensi publik di lapangan Grand Stand Vanimo yang terbuka untuk umum. Setelah itu, Paus akan melanjutkan kunjungan terbatas di daerah Baro, sekitar 12 kilometer dari Kota Vanimo untuk mengunjungi sebuah seminari (tempat pendidikan calon imam) serta bertemu biarawan dan biarawati setempat.
Dengan berbagai keterbatasan ini, kata Alexander, umat dari wilayah Indonesia harus menaati ketentuan yang telah disepakati. Ia juga menyarankan umat agar menyiapkan logistik konsumsi secara mandiri kendati minimarket di Vanimo tetap beroperasi pada hari kunjungan Paus.
”Untuk menghindari penumpukan, juga disepakati umat akan berangkat tidak secara bersamaan, tetapi berkala pada minggu pagi hari dan kembali ke Jayapura pada minggu malam,” tuturnya.
Asisten Bidang Pemerintah Sekretariat Daerah Papua Yohanes Walilo menyatakan, Pemprov Papua akan menyediakan akomodasi perjalanan bagi umat dari Jayapura ke Vanimo. Ada 15 bus berkapasitas 19 kursi yang akan mengangkut umat secara bertahap.
Sumber berita: Kompas.id
https://www.kompas.id/baca/nusantara...gini-dibatasi?
Paus Fransiskus sebenarnya akan berkunjung melakukan serangkaian lawatan ke Indonesia juga di Jakarta pada tanggal 03-06 September 2024, tetapi sepertinya bagi masyarakat Papua Indonesia jaraknya lebih dekat ke Papua Nugini, jadi ya secara kemudahan mereka lebih memilih ke negara tetangga (Papua Nugini) untuk menghadiri lawatan apostolik Yang Mulia Paus Fransiskus selama di negara Papua Nugini.
Semoga kunjungan Paus Fransiskus ke negara Papua Nugini dapat berjalan dengan aman, lancar dan damai.