- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Puskesmas di Malaka Layani Warga Timor Leste yang Ingin Berobat Tapi Tak Punya Biaya


TS
mabdulkarim
Puskesmas di Malaka Layani Warga Timor Leste yang Ingin Berobat Tapi Tak Punya Biaya
Puskesmas Alas di Malaka Layani Warga Timor Leste yang Ingin Berobat Tapi Tak Punya Biaya

Tayang: Kamis, 22 Agustus 2024 16:01 WITA
Editor: Eflin Rote
zoom-inlihat fotoPuskesmas Alas di Malaka Layani Warga Timor Leste yang Ingin Berobat Tapi Tak Punya Biaya
POS-KUPANG.COM/HO-KOMPAS.COM
Natalia (37) Kepala Puskesmas Alas, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (17/8/2024).
POS-KUPANG.COM - Puskesmas Alas yang terletak di Kobalima Timur, Kabupaten Malaka menerima pasien dari Timor Leste yang tidak memiliki biaya untuk berobat.
Puskesmas yang terletak di perbatasan Indonesia dan Timor Leste ini berjarak sekitar 10 kilometer di Pos Lintas Batas Negara atau PLBN Motamasin.
Natalia, Kepala Puskesmas Alas dikutip dari Kompas.com, Kamis 22 Agustus 2024 mengatakan, sebagai kawasan perbatasan, intensitas lalu lintas warga Timor Leste di wilayah Malaka cukup tinggi tiap harinya. Selain itu juga banyak warga Malaka yang memiliki hubungan keluarga dengan warga Timor Leste.
"Jadi, kalau pada saat berkunjung ke sini (Indonesia) yang bersangkutan (warga Timor Leste) mengalami sakit otomatis berobatnya ke Puskesmas Alas. Nah, itu yang jadi kendalanya di situ," ujar Natalia (37).
"Itu kan kebetulan karena antara warga khususnya daerah Malaka banyak keluarga yang tinggal di sana (Timor Leste). Demikian pun sebaliknya keluarga (Timor Leste) yang tinggal di sini (Indonesia), contohnya anak di sana, orang tuanya di sini," terang dia.
Akibatnya, banyak warga Timor Leste yang memilih berobat di Puskesmas Alas ketika mereka sakit saat berada di Indonesia.
Meskipun bukan warga Indonesia, Puskesmas Alas berupaya memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Timor Leste yang membutuhkan pengobatan.
Bahkan pihaknya juga pernah menggratiskan biaya pengobatan untuk warga Timor Leste.
"Kita kategorikan kayak pasien umum juga. Pasti keluhannya tidak mampu bayar, jadi kita gratiskan saja," kata Natalia.
Natalia mengatakan, hampir setiap bulannya ada saja warga Timor Leste yang berobat ke puskesmas Indonesia karena keterbatasan biaya. Salah satunya kasus ibu hamil yang ditangani Natalia pada awal Agustus ini.
Menurutnya, ibu hamil tersebut telah lama tinggal di Malaka karena suaminya adalah warga Indonesia. Meskipun Natalia telah menyarankan agar ibu hamil itu mengurus KTP untuk berdomisili di Malaka.
Namun, saran tersebut tidak diindahkan. Hingga saat melahirkan, ia masih belum memiliki KTP Indonesia.
Meski begitu, Puskesmas Alas tetap memberikan pelayanan maksimal. Sayangnya, saat proses persalinan, ibu hamil tersebut mengalami komplikasi dan harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
"Saat di rumah sakit, mereka harus membayar belasan juta rupiah karena tidak ada toleransi," kata Natalia.
Akhirnya, ibu hamil tersebut mendapatkan bantuan dari pejabat setempat di Malaka.
"Mungkin ada pendekatan antara direktur rumah sakit dengan pejabat, sehingga biaya melahirkan warga Timor Leste itu ditanggung oleh pihak Indonesia," tutup Natalia. (*)
https://kupang.tribunnews.com/2024/0...k-punya-biaya.
Kasihan sekali warga Timor LestS E N S O R berobat pun lebih milih ke Indonesia dan pihak Indonesia malah mengratiskan karena kasihan sama kondisi masyarakat sana..
Bahkan di Belu, Kabupaten perbatasan Timor Leste-Indonesia selain Malaka, Bupatinya bolehkan warga Timor Leste berobat di wilayahnya.
https://video.kompas.com/watch/16073...aya-bupatibelu

Tayang: Kamis, 22 Agustus 2024 16:01 WITA
Editor: Eflin Rote
zoom-inlihat fotoPuskesmas Alas di Malaka Layani Warga Timor Leste yang Ingin Berobat Tapi Tak Punya Biaya
POS-KUPANG.COM/HO-KOMPAS.COM
Natalia (37) Kepala Puskesmas Alas, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (17/8/2024).
POS-KUPANG.COM - Puskesmas Alas yang terletak di Kobalima Timur, Kabupaten Malaka menerima pasien dari Timor Leste yang tidak memiliki biaya untuk berobat.
Puskesmas yang terletak di perbatasan Indonesia dan Timor Leste ini berjarak sekitar 10 kilometer di Pos Lintas Batas Negara atau PLBN Motamasin.
Natalia, Kepala Puskesmas Alas dikutip dari Kompas.com, Kamis 22 Agustus 2024 mengatakan, sebagai kawasan perbatasan, intensitas lalu lintas warga Timor Leste di wilayah Malaka cukup tinggi tiap harinya. Selain itu juga banyak warga Malaka yang memiliki hubungan keluarga dengan warga Timor Leste.
"Jadi, kalau pada saat berkunjung ke sini (Indonesia) yang bersangkutan (warga Timor Leste) mengalami sakit otomatis berobatnya ke Puskesmas Alas. Nah, itu yang jadi kendalanya di situ," ujar Natalia (37).
"Itu kan kebetulan karena antara warga khususnya daerah Malaka banyak keluarga yang tinggal di sana (Timor Leste). Demikian pun sebaliknya keluarga (Timor Leste) yang tinggal di sini (Indonesia), contohnya anak di sana, orang tuanya di sini," terang dia.
Akibatnya, banyak warga Timor Leste yang memilih berobat di Puskesmas Alas ketika mereka sakit saat berada di Indonesia.
Meskipun bukan warga Indonesia, Puskesmas Alas berupaya memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Timor Leste yang membutuhkan pengobatan.
Bahkan pihaknya juga pernah menggratiskan biaya pengobatan untuk warga Timor Leste.
"Kita kategorikan kayak pasien umum juga. Pasti keluhannya tidak mampu bayar, jadi kita gratiskan saja," kata Natalia.
Natalia mengatakan, hampir setiap bulannya ada saja warga Timor Leste yang berobat ke puskesmas Indonesia karena keterbatasan biaya. Salah satunya kasus ibu hamil yang ditangani Natalia pada awal Agustus ini.
Menurutnya, ibu hamil tersebut telah lama tinggal di Malaka karena suaminya adalah warga Indonesia. Meskipun Natalia telah menyarankan agar ibu hamil itu mengurus KTP untuk berdomisili di Malaka.
Namun, saran tersebut tidak diindahkan. Hingga saat melahirkan, ia masih belum memiliki KTP Indonesia.
Meski begitu, Puskesmas Alas tetap memberikan pelayanan maksimal. Sayangnya, saat proses persalinan, ibu hamil tersebut mengalami komplikasi dan harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
"Saat di rumah sakit, mereka harus membayar belasan juta rupiah karena tidak ada toleransi," kata Natalia.
Akhirnya, ibu hamil tersebut mendapatkan bantuan dari pejabat setempat di Malaka.
"Mungkin ada pendekatan antara direktur rumah sakit dengan pejabat, sehingga biaya melahirkan warga Timor Leste itu ditanggung oleh pihak Indonesia," tutup Natalia. (*)
https://kupang.tribunnews.com/2024/0...k-punya-biaya.
Kasihan sekali warga Timor LestS E N S O R berobat pun lebih milih ke Indonesia dan pihak Indonesia malah mengratiskan karena kasihan sama kondisi masyarakat sana..
Bahkan di Belu, Kabupaten perbatasan Timor Leste-Indonesia selain Malaka, Bupatinya bolehkan warga Timor Leste berobat di wilayahnya.
https://video.kompas.com/watch/16073...aya-bupatibelu
0
198
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan