- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Erina Keluarga Rezim Otoriter, Warganet Minta Pennsylvania Cabut Beasiswa S2


TS
mabdulkarim
Erina Keluarga Rezim Otoriter, Warganet Minta Pennsylvania Cabut Beasiswa S2
Erina Gudono Keluarga Rezim Otoriter, Warganet Minta University of Pennsylvania Cabut Beasiswa S2

Tayang: Sabtu, 24 Agustus 2024 11:44 WIB
Editor: Valentino Verry
zoom-inlihat fotoErina Gudono Keluarga Rezim Otoriter, Warganet Minta University of Pennsylvania Cabut Beasiswa S2
istimewa
Erina Gudono memperlihatkan surat dari University of Pennsylvania yang menerimanya untuk program beasiswa S2. Kini, warganet berbondong-bondong mengirim email agar segera dicabut, karena tak layak.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jika dulu Presiden Joko Widodo alias Jokowi disanjung oleh rakyat Indonesia, kini mayoritas menghujat.
Tak terkecuali keluarga Presiden Jokowi, turut ketiban sorotan, terutama anak dan menantunya.
Terbaru, masyarakat menghujat Kaesang Pangarep dan sang istri Erina Gudono, yang tak berempati pada aksi demo mahasiswa menolak pengesahan revisi UU Pilkada, Kamis (22/8/2024).
Di saat mahasiswa berjuang, Kaesang dan Erina justru menebar foto-foto kebahagiaan duniawi di medsos, plesir ke AS.
Mulai dari makan roti sultan seharga Rp 400.000 per biji, hingga beli stroller harga puluhan juta rupiah di AS.
Seorang warganet yang cukup berani, @deeydnr, membuat surat terbuka di akun medsos X.
Template dari tulisan @deeydnr pun menjadi modal buat warganet lain mengirim surat elektronik (email) yang sama ke University of Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).
Mereka menyuarakan agar kampus elit tersebut mencabut program beasiswa S2 Erina Gudono.
"Kami khawatir dengan hubungan ini mungkin mencerminkan komitmen universtias untuk berpegang erart pada keadilan dan tanggung jawab sosial," tertulis dalam surat tersebut.
Berikut ini template lengkapnya yang bersumber dari akun x @deeydnr:
Subject: Inquiry Regarding Admission Decision for Erina Gudono Dear [Lecturer's Name],
I hope this message finds you well. I am writing to discuss a matter of concern regarding the recent admission of Erina Gudono into the Master of Science program at the School of Social Policy and Practice (SP2) at the University of Pennsylvania.
It has come to our attention that Erina Gudono’s family has historical ties to a regime in Indonesia known for its authoritarian governance, which has significantly impacted various segments of society, particularly those less fortunate. In light of the current political climate in Indonesia, which is undergoing considerable change, the acceptance of an individual with such a background into a program dedicated to social justice and policy raises thoughtful considerations.

Kaesang Pangarep dan Erina Gudono plesir ke AS untuk melepas penat, melihat aksi demo yang menentangnya mau maju di Pilkada. Sayang, warganet malah menghujat. (istimewa)
We are concerned about how this affiliation might reflect on the university's commitment to principles of justice, equity, and social responsibility. It is with this in mind that we respectfully request the university to review the decision regarding Erina Gudono's admission and scholarship.
This request is made in the spirit of ensuring that the university continues to uphold its esteemed values. We appreciate your understanding and the gravity with which you might consider this matter. Thank you for your attention to this sensitive issue.
Yours sincerely,
The Indonesian people On behalf of concerned individuals.
Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia :
Perihal Pertanyaan Mengenai Keputusan Penerimaan Erina Gudono
Yth. [Nama Dosen],
Saya harap pesan ini sampai kepada Anda dengan baik. Saya menulis untuk membahas masalah yang memprihatinkan terkait penerimaan Erina Gudono ke dalam program Master of Science di School of Social Policy and Practice (SP2) di University of Pennsylvania.
Telah menjadi perhatian kami bahwa keluarga Erina Gudono memiliki hubungan historis dengan rezim di Indonesia yang dikenal dengan pemerintahan otoriternya, yang secara signifikan berdampak pada berbagai segmen masyarakat, terutama mereka yang kurang beruntung. Mengingat iklim politik di Indonesia saat ini, yang sedang mengalami perubahan yang cukup besar, penerimaan seseorang dengan latar belakang seperti itu ke dalam program yang didedikasikan untuk keadilan sosial dan kebijakan menimbulkan pertimbangan yang bijaksana.
Kami prihatin dengan bagaimana afiliasi ini dapat merefleksikan komitmen universitas terhadap prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan tanggung jawab sosial. Dengan pemikiran ini, kami dengan hormat meminta universitas untuk meninjau kembali keputusan mengenai penerimaan dan beasiswa Erina Gudono. Permohonan ini dibuat dengan semangat untuk memastikan bahwa universitas terus menjunjung tinggi nilai-nilai yang dihormati.
Kami menghargai pengertian Anda dan kesungguhan Anda dalam mempertimbangkan masalah ini. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah sensitif ini.
Hormat kami, Hormat kami,
Masyarakat Indonesia
Atas nama individu yang bersangkutan.
Hingga artikel ini ditulis, Sabtu pagi (24/8/2024) ini, template cuitan tersebut telah dilihat sebanyak 413,5 ribu kali.
Sebagai informasi, Erina Gudono berkuliah di University of Pennsylvania jurusan School of Social Policy and Practice.
Erina yang kini tengah mengandung trimester ketiga itu memulai semester baru pada akhir Agustus 2024.
Kronologi Erina Gudono dapat Beasiswa

Kaesang dan Erina sedang plesir di AS saat ini. (istimewa)
Erina Sofia Gudono yang diterima program S2 Master of Science di Fakultas Social Policy and Practice (SP2) dengan beasiswa parsial di University of Pennsylvania.
Kampus yang berdiri sejak 1740 ini telah melahirkan alumni dengan nama-nama besar di dunia, antara lain Elon Musk, Donald Trump, Warren Buffett dan banyak lainnya.
University of Pennsylvania adalah salah satu kampus terbaik di Amerika Serikat dan juga tergabung sebagai salah satu Ivy League, yaitu kelompok perguruan tinggi prestisius di Amerika Serikat.
Tak ketinggalan, universitas ini juga terkenal akan sejarah dan standar akademik yang tinggi, serta reputasi global yang kuat tidak kalah dengan Harvard, Stanford dan MIT.
Erina pernah memenangkan 15 penghargaan nasional dan internasional bidang ekonomi dan bisnis, serta tercatat sebagai delegasi simulasi sidang UN (Harvard MUN) selama berkuliah S1 di Universitas Gajah Mada.
Ia juga mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta pada Puteri Indonesia 2022 dan aktif mengambil peran di komunitas sosial bidang pendidikan kaum marjinal selama 9 tahun terakhir.
Hal ini yang membuat profilnya cukup kuat untuk diterima di beberapa program di kampus Ivy League.
Berkat pengalaman, pengetahuan dan minatnya yang tinggi di isu pendidikan dan kesejahteraan sosial tersebut, Istri Kaesang Pangarep ini berhasil diterima di program magister dan akan memulai studi pada Agustus 2024.
Erina berencana untuk mengambil fokus studi di Non Governmental Organization/Non-profit Leadership pada Fakultas Social Policy & Practice.
Jurusan ini juga mewajibkan mahasiswanya melakukan program proyek selama satu tahun dengan beberapa organisasi seperti UN - UNESCO sebagai syarat kelulusan.
Sebelumnya, Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis di Universitas Gadjah Mada ini pernah diterima di Columbia University di Fakultas School of International and Public Affairs (SIPA) jurusan Master of Public Administration dengan beasiswa dan di Master of Social Work Columbia University.
Namun, karena kendala waktu dan pekerjaan saat itu Erina Gudono belum sempat melanjutkan studinya.
Pekerjaan terakhir Erina yaitu sebagai Financial Analyst di JP Morgan Chase & Co pada Asia Analyst Development Program.
https://wartakota.tribunnews.com/202...a-s2?page=all.
serangan ke keluarga Jokowi oleh warganet.
bakal diturutin sama Universitas setempat atau nggak ?
\Soroti Kondisi Darurat Demokrasi Indonesia, 1000 Akademisi UGM Sampaikan Pernyataan Sikap

Dukungan dari seribu akademisi ini, menurut Arie adalah bukti kepedulian bersama.
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
link share
Soroti Kondisi Darurat Demokrasi Indonesia, 1000 Akademisi UGM Sampaikan Pernyataan Sikap
Penampakan para pendemo kawal putusan MK saat maki-maki hingga menyambiti perwakilan dari Baleg DPR RI saat hendak menemui massa di depan gedung parlemen. (Suara.com/Faqih)
SuaraJogja.id - Keprihatinan atas kondisi darutat demokrasi Indonesia akhir-akhir masih terus datang. Kekinian lebih dari 1.000 Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri para Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) ikut menyatakan sikap atas kondisi tersebut.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada masyarakat dan Alumni, Arie Sujito menyatakan pernyataan sikap ini sebagai bentuk respons atas kondisi demokrasi Indonesia menghadapi masalah serius.
"Kita prihatin dengan kondisi demokrasi dan hukum kita yang mengalami kemunduran pasca reformasi dengan ditandai ketegangan hukum, manipulasi politik yang dapat beresiko mengancam konstitusi tatanan bernegara dan bermasyarakat," kata Arie Sujito saat dihubungi, Sabtu (24/8/2024).
Dukungan dari seribu akademisi ini, menurut Arie adalah bukti kepedulian bersama. Mereka tidak ingin demokrasi yang sudah diperjuangkan para mahasiswa dan aktivis di tahun 1998 lalu akhirnya harus mengalami stagnasi.
Apalagi bahkan kembali ke masa era Orde Baru. Ketika kemudian kekuatan oligarki partai dan manuver elit politik mewujudkan kepentingan kelompok dan golongan tertentu saja.
"Kita ingin mengembalikan marwah demokrasi agar tidak dirusak oleh kepentingan elit yang tengah berkuasa," ujar Dosen Prodi Sosiologi Fisipol ini.
Dia menyebut pernyataan sikap para dosen dan tendik UGM ini mendapat dukungan dari Forum Dekan se-UGM. Tentunya dengan melihat peristiwa manuver politik dari mayoritas kekuatan parlemen yang melakukan pengabaian putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai syarat pencalonan pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
"Saya kira ini jelas merusak tatanan politik dan hukum serta kaidah keadaban demokrasi," tegasnya.
Menyikapi situasi darurat ini, para Dosen dan Tendik Universitas Gadjah Mada menyampaikan lima pernyataan sikap.
Pertama, mengecam segala bentuk intervensi terhadap lembaga legislatif dan yudikatif yang ditujukan untuk memanipulasi prosedur demokrasi sebagai sarana melanggengkan kekuasaan.
Kedua, menolak berbagai bentuk praktik legitimasi praktik kekuasaan yang mendistorsi prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat.
Ketiga, mendorong dan menuntut penyelenggaraan Pilkada yang bermartabat dan berkeadilan dan sesuai kaidah hukum yang benar dan adil.
Keempat, mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk tetap menjaga marwah dan prinsip sebagai penyelenggara Pilkada yang bermartabat dengan berpegang teguh pada tatanan aturan hukum yang ditetapkan, termasuk mematuhi dan menjalankan sepenuhnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXII/2024 dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 70/PUU-XXII/2024 sebagai landasan hukum.
Kelima, mengajak semua lapisan masyarakat sebagai subjek demokrasi untuk berkonsolidasi dan berpartisipasi aktif menyelamatkan Demokrasi Indonesia.
https://jogja.suara.com/read/2024/08...an-sikap'
seruan UGM

Tayang: Sabtu, 24 Agustus 2024 11:44 WIB
Editor: Valentino Verry
zoom-inlihat fotoErina Gudono Keluarga Rezim Otoriter, Warganet Minta University of Pennsylvania Cabut Beasiswa S2
istimewa
Erina Gudono memperlihatkan surat dari University of Pennsylvania yang menerimanya untuk program beasiswa S2. Kini, warganet berbondong-bondong mengirim email agar segera dicabut, karena tak layak.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Jika dulu Presiden Joko Widodo alias Jokowi disanjung oleh rakyat Indonesia, kini mayoritas menghujat.
Tak terkecuali keluarga Presiden Jokowi, turut ketiban sorotan, terutama anak dan menantunya.
Terbaru, masyarakat menghujat Kaesang Pangarep dan sang istri Erina Gudono, yang tak berempati pada aksi demo mahasiswa menolak pengesahan revisi UU Pilkada, Kamis (22/8/2024).
Di saat mahasiswa berjuang, Kaesang dan Erina justru menebar foto-foto kebahagiaan duniawi di medsos, plesir ke AS.
Mulai dari makan roti sultan seharga Rp 400.000 per biji, hingga beli stroller harga puluhan juta rupiah di AS.
Seorang warganet yang cukup berani, @deeydnr, membuat surat terbuka di akun medsos X.
Template dari tulisan @deeydnr pun menjadi modal buat warganet lain mengirim surat elektronik (email) yang sama ke University of Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).
Mereka menyuarakan agar kampus elit tersebut mencabut program beasiswa S2 Erina Gudono.
"Kami khawatir dengan hubungan ini mungkin mencerminkan komitmen universtias untuk berpegang erart pada keadilan dan tanggung jawab sosial," tertulis dalam surat tersebut.
Berikut ini template lengkapnya yang bersumber dari akun x @deeydnr:
Subject: Inquiry Regarding Admission Decision for Erina Gudono Dear [Lecturer's Name],
I hope this message finds you well. I am writing to discuss a matter of concern regarding the recent admission of Erina Gudono into the Master of Science program at the School of Social Policy and Practice (SP2) at the University of Pennsylvania.
It has come to our attention that Erina Gudono’s family has historical ties to a regime in Indonesia known for its authoritarian governance, which has significantly impacted various segments of society, particularly those less fortunate. In light of the current political climate in Indonesia, which is undergoing considerable change, the acceptance of an individual with such a background into a program dedicated to social justice and policy raises thoughtful considerations.

Kaesang Pangarep dan Erina Gudono plesir ke AS untuk melepas penat, melihat aksi demo yang menentangnya mau maju di Pilkada. Sayang, warganet malah menghujat. (istimewa)
We are concerned about how this affiliation might reflect on the university's commitment to principles of justice, equity, and social responsibility. It is with this in mind that we respectfully request the university to review the decision regarding Erina Gudono's admission and scholarship.
This request is made in the spirit of ensuring that the university continues to uphold its esteemed values. We appreciate your understanding and the gravity with which you might consider this matter. Thank you for your attention to this sensitive issue.
Yours sincerely,
The Indonesian people On behalf of concerned individuals.
Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia :
Perihal Pertanyaan Mengenai Keputusan Penerimaan Erina Gudono
Yth. [Nama Dosen],
Saya harap pesan ini sampai kepada Anda dengan baik. Saya menulis untuk membahas masalah yang memprihatinkan terkait penerimaan Erina Gudono ke dalam program Master of Science di School of Social Policy and Practice (SP2) di University of Pennsylvania.
Telah menjadi perhatian kami bahwa keluarga Erina Gudono memiliki hubungan historis dengan rezim di Indonesia yang dikenal dengan pemerintahan otoriternya, yang secara signifikan berdampak pada berbagai segmen masyarakat, terutama mereka yang kurang beruntung. Mengingat iklim politik di Indonesia saat ini, yang sedang mengalami perubahan yang cukup besar, penerimaan seseorang dengan latar belakang seperti itu ke dalam program yang didedikasikan untuk keadilan sosial dan kebijakan menimbulkan pertimbangan yang bijaksana.
Kami prihatin dengan bagaimana afiliasi ini dapat merefleksikan komitmen universitas terhadap prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan tanggung jawab sosial. Dengan pemikiran ini, kami dengan hormat meminta universitas untuk meninjau kembali keputusan mengenai penerimaan dan beasiswa Erina Gudono. Permohonan ini dibuat dengan semangat untuk memastikan bahwa universitas terus menjunjung tinggi nilai-nilai yang dihormati.
Kami menghargai pengertian Anda dan kesungguhan Anda dalam mempertimbangkan masalah ini. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah sensitif ini.
Hormat kami, Hormat kami,
Masyarakat Indonesia
Atas nama individu yang bersangkutan.
Hingga artikel ini ditulis, Sabtu pagi (24/8/2024) ini, template cuitan tersebut telah dilihat sebanyak 413,5 ribu kali.
Sebagai informasi, Erina Gudono berkuliah di University of Pennsylvania jurusan School of Social Policy and Practice.
Erina yang kini tengah mengandung trimester ketiga itu memulai semester baru pada akhir Agustus 2024.
Kronologi Erina Gudono dapat Beasiswa

Kaesang dan Erina sedang plesir di AS saat ini. (istimewa)
Erina Sofia Gudono yang diterima program S2 Master of Science di Fakultas Social Policy and Practice (SP2) dengan beasiswa parsial di University of Pennsylvania.
Kampus yang berdiri sejak 1740 ini telah melahirkan alumni dengan nama-nama besar di dunia, antara lain Elon Musk, Donald Trump, Warren Buffett dan banyak lainnya.
University of Pennsylvania adalah salah satu kampus terbaik di Amerika Serikat dan juga tergabung sebagai salah satu Ivy League, yaitu kelompok perguruan tinggi prestisius di Amerika Serikat.
Tak ketinggalan, universitas ini juga terkenal akan sejarah dan standar akademik yang tinggi, serta reputasi global yang kuat tidak kalah dengan Harvard, Stanford dan MIT.
Erina pernah memenangkan 15 penghargaan nasional dan internasional bidang ekonomi dan bisnis, serta tercatat sebagai delegasi simulasi sidang UN (Harvard MUN) selama berkuliah S1 di Universitas Gajah Mada.
Ia juga mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta pada Puteri Indonesia 2022 dan aktif mengambil peran di komunitas sosial bidang pendidikan kaum marjinal selama 9 tahun terakhir.
Hal ini yang membuat profilnya cukup kuat untuk diterima di beberapa program di kampus Ivy League.
Berkat pengalaman, pengetahuan dan minatnya yang tinggi di isu pendidikan dan kesejahteraan sosial tersebut, Istri Kaesang Pangarep ini berhasil diterima di program magister dan akan memulai studi pada Agustus 2024.
Erina berencana untuk mengambil fokus studi di Non Governmental Organization/Non-profit Leadership pada Fakultas Social Policy & Practice.
Jurusan ini juga mewajibkan mahasiswanya melakukan program proyek selama satu tahun dengan beberapa organisasi seperti UN - UNESCO sebagai syarat kelulusan.
Sebelumnya, Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis di Universitas Gadjah Mada ini pernah diterima di Columbia University di Fakultas School of International and Public Affairs (SIPA) jurusan Master of Public Administration dengan beasiswa dan di Master of Social Work Columbia University.
Namun, karena kendala waktu dan pekerjaan saat itu Erina Gudono belum sempat melanjutkan studinya.
Pekerjaan terakhir Erina yaitu sebagai Financial Analyst di JP Morgan Chase & Co pada Asia Analyst Development Program.
https://wartakota.tribunnews.com/202...a-s2?page=all.
serangan ke keluarga Jokowi oleh warganet.
bakal diturutin sama Universitas setempat atau nggak ?
\Soroti Kondisi Darurat Demokrasi Indonesia, 1000 Akademisi UGM Sampaikan Pernyataan Sikap

Dukungan dari seribu akademisi ini, menurut Arie adalah bukti kepedulian bersama.
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
link share
Soroti Kondisi Darurat Demokrasi Indonesia, 1000 Akademisi UGM Sampaikan Pernyataan Sikap
Penampakan para pendemo kawal putusan MK saat maki-maki hingga menyambiti perwakilan dari Baleg DPR RI saat hendak menemui massa di depan gedung parlemen. (Suara.com/Faqih)
SuaraJogja.id - Keprihatinan atas kondisi darutat demokrasi Indonesia akhir-akhir masih terus datang. Kekinian lebih dari 1.000 Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri para Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) ikut menyatakan sikap atas kondisi tersebut.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada masyarakat dan Alumni, Arie Sujito menyatakan pernyataan sikap ini sebagai bentuk respons atas kondisi demokrasi Indonesia menghadapi masalah serius.
"Kita prihatin dengan kondisi demokrasi dan hukum kita yang mengalami kemunduran pasca reformasi dengan ditandai ketegangan hukum, manipulasi politik yang dapat beresiko mengancam konstitusi tatanan bernegara dan bermasyarakat," kata Arie Sujito saat dihubungi, Sabtu (24/8/2024).
Dukungan dari seribu akademisi ini, menurut Arie adalah bukti kepedulian bersama. Mereka tidak ingin demokrasi yang sudah diperjuangkan para mahasiswa dan aktivis di tahun 1998 lalu akhirnya harus mengalami stagnasi.
Apalagi bahkan kembali ke masa era Orde Baru. Ketika kemudian kekuatan oligarki partai dan manuver elit politik mewujudkan kepentingan kelompok dan golongan tertentu saja.
"Kita ingin mengembalikan marwah demokrasi agar tidak dirusak oleh kepentingan elit yang tengah berkuasa," ujar Dosen Prodi Sosiologi Fisipol ini.
Dia menyebut pernyataan sikap para dosen dan tendik UGM ini mendapat dukungan dari Forum Dekan se-UGM. Tentunya dengan melihat peristiwa manuver politik dari mayoritas kekuatan parlemen yang melakukan pengabaian putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai syarat pencalonan pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
"Saya kira ini jelas merusak tatanan politik dan hukum serta kaidah keadaban demokrasi," tegasnya.
Menyikapi situasi darurat ini, para Dosen dan Tendik Universitas Gadjah Mada menyampaikan lima pernyataan sikap.
Pertama, mengecam segala bentuk intervensi terhadap lembaga legislatif dan yudikatif yang ditujukan untuk memanipulasi prosedur demokrasi sebagai sarana melanggengkan kekuasaan.
Kedua, menolak berbagai bentuk praktik legitimasi praktik kekuasaan yang mendistorsi prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat.
Ketiga, mendorong dan menuntut penyelenggaraan Pilkada yang bermartabat dan berkeadilan dan sesuai kaidah hukum yang benar dan adil.
Keempat, mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk tetap menjaga marwah dan prinsip sebagai penyelenggara Pilkada yang bermartabat dengan berpegang teguh pada tatanan aturan hukum yang ditetapkan, termasuk mematuhi dan menjalankan sepenuhnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXII/2024 dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 70/PUU-XXII/2024 sebagai landasan hukum.
Kelima, mengajak semua lapisan masyarakat sebagai subjek demokrasi untuk berkonsolidasi dan berpartisipasi aktif menyelamatkan Demokrasi Indonesia.
https://jogja.suara.com/read/2024/08...an-sikap'
seruan UGM






viniest dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.4K
106


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan