- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah Pastikan Hak-Hak Kelompok Penghayat Aliran Kepercayaan Diakui


TS
kutarominami69
Pemerintah Pastikan Hak-Hak Kelompok Penghayat Aliran Kepercayaan Diakui
Pemerintah Pastikan Hak-Hak Kelompok Penghayat Aliran Kepercayaan Diakui dan Dihormati
Hilmi Setiawan
Rabu, 21 Agustus 2024 | 11:58 WIB

Kegiatan sarasehan nasional penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa di Surabaya. (Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek)
JawaPos.com - Bangsa Indonesia tidak hanya terdiri dari umat dari enam agama yang diakui negara. Tetapi juga ada kelompok-kelompok penghayat aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pemerintah memastikan hak-hak kelompok penghayat itu diakui dan dihormati dengan baik dan adil.
Komitmen dari pemerintah itu disampaikan dalam gelaran Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan. Acara tersebut digelar di Surabaya pada 19-22 Agustus. Kelompok penghayat aliran kepercayaan saat ini di bawah naungan Kemendikbudristek.
Sarasehan ini dihadiri o275 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang. Seperti organisasi Penghayat Kepercayaan, Generasi Muda Penghayat Kepercayaan (Gema Pakti), dan Perempuan Penghayat Kepercayaan (Puan Hayati).
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Kemendikbudristek Sjamsul Hadi menekankan sarasehan itu sebagai wadah untuk membangun dialog yang konstruktif antara para penghayat kepercayaan dan pemerintah. Menurutnya, pemerintah telah berupaya keras dalam memastikan bahwa hak-hak penghayat kepercayaan diakui dan dihormati melalui serangkaian program dan kebijakan yang telah diterbitkan.
Namun, tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana para penghayat dapat mengimplementasikan regulasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka dapat memanfaatkan sepenuhnya layanan yang telah disediakan.
"Penghayat kepercayaan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keberagaman Indonesia," kata Sjamsul dalam keterangannya Rabu (21/8).
Dia mengatakan, para penghayat kepercayaan tidak hanya berdampingan dengan beragam tantangan yang kini dihadapi. Seperti perkembangan teknologi, urbanisasi, serta perubahan lingkungan. Tetapi juga harus mampu mandiri dan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup.
Lebih lanjut, Sjamsul menambahkan bahwa Sarasehan Nasional itu tidak hanya menjadi ajang untuk bertukar pikiran. Tetapi juga menjadi momentum penting untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang dapat diambil oleh para penghayat dan pemerintah dalam menghadapi tantangan ke depan.
Dia mengatakan, peran penghayat kepercayaan dalam pembangunan nasional harus terus didorong dan diperkuat. Terutama dalam konteks ketahanan sosial, budaya, dan ekologi.
"Melalui kegiatan ini, pemerintah dan para penghayat kepercayaan diharapkan dapat menyepakati rencana aksi yang konkret dan berkesinambungan," jelasnya.
Rencana aksi tersebut nantinya akan menjadi panduan bagi para penghayat dalam berkontribusi secara aktif pada pembangunan nasional yang berkelanjutan. Sekaligus memperkuat posisi mereka dalam masyarakat yang semakin plural dan dinamis.
Dengan semangat persatuan dan gotong royong, Sarasehan Nasional ini menjadi wujud nyata dari komitmen bangsa Indonesia untuk terus maju dan berkembang. Tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar berdirinya negara ini. Penghayat Kepercayaan, kata Sjamsul, diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan nusantara baru yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan bahwa kegiatan Sarasehan Nasional itu merupakan momen istimewa untuk merumuskan langkah strategis untuk menghadapi tantangan ke depan. Baik sebagai individu ataupun komunitas.
"Para penghayat memiliki nilai-nilai luhur yang diyakini untuk kebaikan seluruh masyarakat," kata Hilmar.
Menurut dia, nilai-nilai itu dapat menjadi jawaban dari berbagai tantangan dalam menjaga ketahanan sosial secara global. Kemudian ajaran yang dijalankan para penghayat kepercayaan, dapat memberikan kontribusi nyata untuk mewujudkan ketahanan budaya, sosial, dan lingkungan.
Hilmar mengatakan kegiatan Sarasehan Nasional itu juga diharapkan mampu memperkuat jaringan kerja sama antara penghayat kepercayaan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, para penghayat dapat saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, serta bersama-sama membangun bangsa yang lebih kokoh dan harmonis.
"Sarasehan ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas, meneguhkan identitas, dan berkontribusi lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara," tambah Hilmar.
https://www.jawapos.com/nasional/015...hormati?page=2
Ditunggu bukti di lapangan
Hilmi Setiawan
Rabu, 21 Agustus 2024 | 11:58 WIB

Kegiatan sarasehan nasional penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa di Surabaya. (Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek)
JawaPos.com - Bangsa Indonesia tidak hanya terdiri dari umat dari enam agama yang diakui negara. Tetapi juga ada kelompok-kelompok penghayat aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pemerintah memastikan hak-hak kelompok penghayat itu diakui dan dihormati dengan baik dan adil.
Komitmen dari pemerintah itu disampaikan dalam gelaran Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan. Acara tersebut digelar di Surabaya pada 19-22 Agustus. Kelompok penghayat aliran kepercayaan saat ini di bawah naungan Kemendikbudristek.
Sarasehan ini dihadiri o275 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang. Seperti organisasi Penghayat Kepercayaan, Generasi Muda Penghayat Kepercayaan (Gema Pakti), dan Perempuan Penghayat Kepercayaan (Puan Hayati).
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Kemendikbudristek Sjamsul Hadi menekankan sarasehan itu sebagai wadah untuk membangun dialog yang konstruktif antara para penghayat kepercayaan dan pemerintah. Menurutnya, pemerintah telah berupaya keras dalam memastikan bahwa hak-hak penghayat kepercayaan diakui dan dihormati melalui serangkaian program dan kebijakan yang telah diterbitkan.
Namun, tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana para penghayat dapat mengimplementasikan regulasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka dapat memanfaatkan sepenuhnya layanan yang telah disediakan.
"Penghayat kepercayaan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keberagaman Indonesia," kata Sjamsul dalam keterangannya Rabu (21/8).
Dia mengatakan, para penghayat kepercayaan tidak hanya berdampingan dengan beragam tantangan yang kini dihadapi. Seperti perkembangan teknologi, urbanisasi, serta perubahan lingkungan. Tetapi juga harus mampu mandiri dan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup.
Lebih lanjut, Sjamsul menambahkan bahwa Sarasehan Nasional itu tidak hanya menjadi ajang untuk bertukar pikiran. Tetapi juga menjadi momentum penting untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang dapat diambil oleh para penghayat dan pemerintah dalam menghadapi tantangan ke depan.
Dia mengatakan, peran penghayat kepercayaan dalam pembangunan nasional harus terus didorong dan diperkuat. Terutama dalam konteks ketahanan sosial, budaya, dan ekologi.
"Melalui kegiatan ini, pemerintah dan para penghayat kepercayaan diharapkan dapat menyepakati rencana aksi yang konkret dan berkesinambungan," jelasnya.
Rencana aksi tersebut nantinya akan menjadi panduan bagi para penghayat dalam berkontribusi secara aktif pada pembangunan nasional yang berkelanjutan. Sekaligus memperkuat posisi mereka dalam masyarakat yang semakin plural dan dinamis.
Dengan semangat persatuan dan gotong royong, Sarasehan Nasional ini menjadi wujud nyata dari komitmen bangsa Indonesia untuk terus maju dan berkembang. Tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar berdirinya negara ini. Penghayat Kepercayaan, kata Sjamsul, diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam mewujudkan nusantara baru yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan bahwa kegiatan Sarasehan Nasional itu merupakan momen istimewa untuk merumuskan langkah strategis untuk menghadapi tantangan ke depan. Baik sebagai individu ataupun komunitas.
"Para penghayat memiliki nilai-nilai luhur yang diyakini untuk kebaikan seluruh masyarakat," kata Hilmar.
Menurut dia, nilai-nilai itu dapat menjadi jawaban dari berbagai tantangan dalam menjaga ketahanan sosial secara global. Kemudian ajaran yang dijalankan para penghayat kepercayaan, dapat memberikan kontribusi nyata untuk mewujudkan ketahanan budaya, sosial, dan lingkungan.
Hilmar mengatakan kegiatan Sarasehan Nasional itu juga diharapkan mampu memperkuat jaringan kerja sama antara penghayat kepercayaan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, para penghayat dapat saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, serta bersama-sama membangun bangsa yang lebih kokoh dan harmonis.
"Sarasehan ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas, meneguhkan identitas, dan berkontribusi lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara," tambah Hilmar.
https://www.jawapos.com/nasional/015...hormati?page=2
Ditunggu bukti di lapangan


mnotorious19150 memberi reputasi
1
71
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan