Bayar Kesalahanmu dengan Berderma! Ernest Prakasa Ngaku Bersalah telah Pilih Jokowi 2 Kali

Di dunia politik, semuanya bisa tidak terduga ya gansist. Seseorang yang dulunya dipuja-puja tapi akhirnya banyak dikritisi akan kepemimpinannya saat menjabat di pemerintahan. Sebenarnya itu hal yang wajar, karena semua calon pejabat atau yang telah jadi pejabat negara, begitupun dengan partai, sudah pasti jargonnya, tindakannya , misi yang dia emban, pasti yang bagus-bagus dan memukau.

Ada yang masuk gorong-gorong, ambisi proyek makan siang gratis, BLT rakyat miskin, biaya pendidikan 100% gratis dan sebagainya. Ada cuma sekedar jargon dan janji-janji, ada juga yang semacam iklan proyek besar, tapi pada dasarnya semuanya ya ngiklan, sebuah janji yang bisa saja nanti dirubah, diganti atau bahkan ditiadakan.

Situasi seperti ini bikin masyarakat yang gampang baperan atau kagetan, sudah pasti sangat berpengaruh lho gansist. Bukan hanya orang awam, orang terkenal yang berpendidikan tinggi pun bisa tersulut, bahkan sampai mengungkapkan penyesalannya telah memilih 2 kali pejabat negara tersebut di ajang pilpres.







Pengakuan Ernest Prakasa ini menunjukkan perubahan pandangannya terhadap kebijakan pemerintah dan menyoroti kehati-hatian dalam memberikan dukungan politik. Sikap kritis Ernest Prakasa juga tercermin dari responsnya terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi yang memungkinkan Gibran Rakabuming Raka, yang belum genap 40 tahun, untuk maju sebagai cawapres dalam kontestasi pemilu.

Dengan mengakui 'kesalahannya' dalam memilih Jokowi, Ernest Prakasa memberikan contoh bahwa seorang publik figur juga bisa berubah pendapat dan menyuarakan keberatan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak tepat. Pengakuan ini juga menunjukkan bahwa seorang individu tidak harus tetap mempertahankan dukungannya, namun bisa berubah sesuai dengan pemikiran dan kebijaksanaan yang dimiliki.

Selain itu, bisa dijadikan sebagai pelajaran untuk kita nih gansist. Setidaknya dalam mengambil keputusan yang tepat di situasi apapun. Jangan sampai gara-gara kita salah ambil keputusan, malah bikin rakyat menderita. Risikonya berat gansist klo bersalah kepada rakyat Indonesia, membayar kesalahannya tidak tepat dengan hanya cuap-cuap, tapi harusnya yang berupa materi.

Duit lah gampangannya. Masyarakat butuh duit dan bantuan lainnya, bukan hanya sekedar koar-koar!

Yang pastinya dalam melihat politik di Indonesia, jangan baperan dan kagetan ya gansist!


Sumber Tulisan dan Gambar:


Suara

Jawa Post