- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Seberapa Puas Dan Kepuasan Apa yang Kamu Cari, Kisah Ini Menyadarkan Kita


TS
iskrim
Seberapa Puas Dan Kepuasan Apa yang Kamu Cari, Kisah Ini Menyadarkan Kita

Di sebuah kota kecil yang penuh warna dan hiruk pikuk anak muda, ada seorang pemuda bernama Rino berusia sekitar 20 tahun. Rino adalah tipe orang yang selalu penasaran dengan kehidupan. Ia sering kali merenung, memikirkan apa sebenarnya yang bisa membuat orang merasa puas..
Pertanyaan ini sering kali muncul di pikirannya, terutama ketika ia sedang berbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit yang dinding kamarnya penuh dengan poster-poster band punk kesukaannya dan sebuah gitar kesayangannya.
Suatu hari, Rino memutuskan untuk mencari jawabannya. "Gue harus tahu apa yang bikin orang benar-benar puas," gumamnya sambil memakai jaket kulitnya yang sudah lusuh tapi tetap jadi favoritnya. Dengan tekad yang kuat, ia pun keluar dari rumah dan mulai berpetualang, bertemu dengan berbagai macam orang di kotanya.
Pertama, Rino bertemu dengan Teteh Leni, seorang pemilik warung kopi yang terkenal dengan ramah tamahnya. Warung kopi itu selalu ramai, penuh dengan suara tawa dan obrolan. "Teh, apa sih yang bikin teteh puas dalam hidup?" tanya Rino sambil menyeruput hangat es te em je nya.
Teteh Leni yang genit itu pun ramah dan menjawab, "Buat teteh mah, rasa puas itu muncul kalau pelanggan-pelanggan di sini tersenyum setelah menyeruput dagangan teteh. Apalagi kalau mereka kembali lagi dan lagi, itu tandanya mereka suka. Buat teteh mah, ini udah cukup, teteh terpuaskan."
Jawaban teteh Leni membuat Rino berpikir, "Mungkin rasa puas datang ketika kita bisa bikin orang lain senang," pikirnya. Tapi Rino merasa jawabannya belum lengkap, dan petualangannya pun berlanjut.
Singkatnya di perjalanan berikutnya, Rino bertemu dengan Doni kaka kelas waktu di SMA dulu, Doni adalah sahabat lama yang kini menjadi pengusaha sukses. Doni punya segala hal yang mungkin diinginkan banyak orang: mobil mewah, rumah besar, dan banyak uang. Mereka duduk di balkon rumah Doni, menikmati pemandangan kota dari atas.
"Doni, lo sekarang punya semuanya. Tapi, apakah lo puas dengan hidup lo sekarang?" tanya Rino, ingin tahu apakah harta benda bisa jadi kunci kepuasan. Doni tertawa kecil, lalu menatap Rino dengan serius, "Rino, gue dulu pikir uang bisa bikin gue puas. Tapi setelah punya semuanya, gue sadar yang bikin gue benar-benar puas itu bukan semua harta ini, tapi keluarga gue. Ketika gue pulang lihat istri tersenyum dan anak-anak lari nyamperin gue sambil teriak ‘Papa!’ itu yang bikin gue merasa lengkap."

Mendengar itu, Rino semakin menyadari bahwa kepuasan itu lebih-lebih dari sekedar materi. Itu datang dari hubungan yang tulus dan momen-momen kecil yang penuh makna.
Rino terus melangkah. Dia kemudian bertemu dengan Lia, seorang seniman muda yang sedang melukis pada sebuah kanvas besar dibelakang rumahnya. Lia terlihat begitu bahagia, meskipun kedua tangannya penuh dengan cipratan cat.
"Lia, lo keliatan bahagia banget. Apa yang bikin lo puas?" tanya Rino, kali ini dia penasaran dengan sudut pandang seorang seniman. Lia tersenyum lebar dan menjawab, "Rino, buat gue, rasa puas datang kalau gue bisa mengekspresikan diri gue lewat seni ini. Saat gue berhasil menuangkan perasaan dan pemikiran gue ke dalam karya, gue merasa puas. Apalagi kalau karya gue bisa bikin orang lain merasa atau berpikir sesuatu, itu luar biasa!", "Gue nggak menjual karya seni, tapi kalau ada yang membeli gue bisa lebih semangat buat menghasilkan karya terbaik gue."
Setelah mendengar cerita Lia, Rino mulai mengerti bahwa kepuasan juga bisa datang dari proses kreatif, kemampuan untuk menjadi diri sendiri dan menghargai diri sendiri.
Setelah berbincang dengan begitu banyak orang, Rino pun duduk di sebuah taman kota, merenung. Ia mengingat semua percakapannya hari itu dan menyadari sesuatu yang penting. Rasa puas ternyata tidak ada satu resep yang pasti.
Setiap orang punya cara dan alasan yang berbeda untuk merasa dan mendapatkan kepuasan yang dia inginkan. Rino menyimpulkan, "Rasa puas itu bukan tentang apa yang lo punya, tapi bagaimana lo bisa merasakan dan bisa menikmati hidup lo. Dengan pemahaman baru ini, Rino lalu kembali ke rumah, merasa lebih tenang dan puas daripada sebelumnya. Ia tidak lagi mencari jawaban di luar, tapi di dalam dirinya sendiri.
Dan di malam itu, sambil berbaring di tempat tidurnya, Rino menatap langit-langit kamarnya dengan senyum kecil di wajahnya. Akhirnya, ia mengerti bahwa rasa puas bukanlah tujuan akhir, tapi perjalanan yang harus dinikmati setiap saat. Setuju?


Original Thread © 2016 - 2024 iskrim™
Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS
Opini | img : Ai
Diubah oleh iskrim 22-08-2024 00:26






provocator.3301 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
610
45


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan