Tularemia merupakan penyakit infeksi bakteri langka yang menyerang paru-paru, kulit, mata dan kelenjar getah bening manusia. Tularemia disebabkan karena infeksi bakteri Francisella tularensis.



Tularemia merupakan penyakit yang menyerang hewan dan manusia. Kelinci dan hewan-hewan pengerat lainnya yang terserang tularemia dapat menularkan bakteri penyebab tularemia ke manusia. Oleh karena itu, tularemia disebut juga dengan istilah demam kelinci atau demam lalat rusa.

Di Amerika Serikat, kasus tularemia telah dilaporkan di semua negara bagian, kecuali Hawaii.

Seseorang dapat terinfeksi bakteri penyebab tularemia melalui berbagai cara, yaitu:

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terserang tularemia, antara lain:

Tularemia lebih sering menyerang laki-laki dan lebih sering terjadi pada musim panas (antara bulan Mei sampai September).

Gejala-gejala tularemia sangat beragam, tergantung melalui manakah bakteri masuk ke tubuh manusia.

Ada 6 tipe tularemia, yaitu:

1. Tipe Ulseroglanduler

Tipe ini merupakan tipe tularemia yang paling banyak terjadi. Tularemia tipe ini biasanya terjadi setelah gigitan kutu hewan atau lalat rusa atau setelah menyentuh hewan yang terinfeksi. Gejala-gejala tularemia tipe ini meliputi demam, menggigil, sakit kepala dan munculnya luka terbuka pada kulit di tempat masuknya bakteri. Luka terbuka tersebut disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian tubuh yang terluka, biasanya di ketiak atau pangkal paha.

Luka terbuka pada kasus tularemia (agak DP)

2. Tipe Glanduler

Gejala tularemia tipe ini hampir sama dengan gejala tularemia ulseroglanduler, tetapi tanpa disertai luka terbuka pada kulit. Sama seperti tipe ulseroglanduler, biasanya tipe ini juga terjadi karena gigitan kutu hewan atau lalat rusa, atau karena kontak langsung dengan hewan yang sakit atau mati.

3. Tipe Okuloglanduler

Tularemia tipe ini terjadi apabila bakteri masuk melalui mata. Tularemia tipe ini dapat terjadi apabila seseorang sedang menyembelih hewan yang terinfeksi, kemudian menyentuh daerah mata. Gejala-gejala tularemia tipe ini meliputi sakit mata, mata merah dan pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar telinga.

4. Tipe Orofaring

Tularemia tipe ini disebabkan karena seseorang mengonsumsi makanan atau air minum yang terkontaminasi. Gejala-gejalanya tularemia tipe ini meliputi demam, sariawan, sakit tenggorokan, pembengkakan amandel dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher.

5. Tipe Pneumonik

Tularemia tipe pneumonik merupakan tipe tularemia yang paling berbahaya. Gejala-gejala tularemia tipe pneumonik meliputi batuk kering, nyeri dada dan sesak napas. Tularemia tipe ini terjadi karena menghirup debu yang tercemar bakteri penyebab tularemia. Tularemia tipe ini juga bisa terjadi apabila tularemia tipe lain (misalnya tipe ulseroglanduler) sudah terjadi dan tidak segera diobati, sehingga bakteri menyebar melalui aliran darah ke paru-paru.

6. Tipe Tifoid

Tularemia tipe tifoid merupakan tipe tularemia yang langka tetapi sangat berbahaya. Gejala-gejalanya meliputi pembesaran limpa, pembesaran hati, muntah-muntah, diare, kelelahan yang teramat sangat dan demam tinggi.

Tularemia pada umumnya diobati dengan antibiotik, baik yang disuntikkan maupun yang diminum. Pada kasus pneumonia atau meningitis karena tularemia, biasanya dokter juga memberikan pengobatan tambahan.

Orang yang pernah terserang tularemia biasanya akan menjadi kebal terhadap bakteri tularemia, tetapi ada juga orang yang terserang tularemia lebih dari satu kali dalam hidupnya.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah tularemia, yaitu: