AMI Berdiskusi soal Kelayakan Pemberian Penghargaan untuk Karya Musik Berbasis AI, Setuju Nggak Gansist akan Wacana Tersebut?

Banyak sekali sekarang pekerjaan yang bisa di bantu oleh sebuah sistem tekhnologi kecerdasan buatan atau AI ya gansist, dari yang pertama soal bantuan untuk menulis sebuah artikel sampai pada hal musik dan perfilman. Semuanya bisa dibantu oleh sesuatu yang dengan nama lain 'akal imitasi' tersebut. Bahkan sampai saat ini kemampuan AI dan para penggunanya, sudah sampai pada tahap akan diapresiasi dalam bentuk suatu penghargaan lho.

Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI) baru-baru ini menggelar diskusi penting mengenai keberadaan artificial intelligence (AI) dalam dunia musik Tanah Air. Diskusi tersebut dipimpin oleh Ketua Umum AMI, Candra Darusman, yang membuka ruang untuk membahas apakah karya musik berbasis AI seharusnya mendapat penghargaan.







Dengan melibatkan berbagai pihak terkait, diskusi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang AI dalam musik dan membuka jalan untuk menghargai karya-karya musik berbasis AI di masa depan. Kesimpulannya, keberadaan AI dalam musik merupakan realitas yang tak terhindarkan, dan perlu dipertimbangkan dengan serius oleh industri musik Indonesia.

Setuju nggak nih gansist dengan adanya wacana tentang pemberian penghargaan untuk karya musik berbasis AI, tentunya dengan sebuah penghargaan maka kemungkinan karya-karya dari yang sejenis tersebut akan makin banyak keluar dan jadi rujukan seniman dalam bermusik. Namun dengan adanya kategori penghargaan untuk AI, maka jadi makin jelas oleh penikmat musik di tanah air. Mana yang karya asli buatan tangan sendiri dan mana yang lewat bantuan peralatan paing modern saat ini tersebut.


Sumber Tulisan dan Gambar:

Liputan6

VOA Indonesia