Ilustrasi turis di Bali/Sumber gambar: Bisnis.com



Oknum Turis Asing bikin Resah di Bali, Dari Kriminal, Jadi Makelar Tanah, Ngamen hingga Jualan Sayur! Bagaimana Penindakannya?

Polemik tentang overtourism di Bali masih menjadi topik hangat yang diperbincangkan. Beberapa pihak berpendapat bahwa kondisi pariwisata di Pulau Dewata telah mencapai titik jenuh akibat jumlah wisatawan yang terlalu banyak.

Namun, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membantah anggapan tersebut dengan menyatakan bahwa data statistik menunjukkan bahwa belum terjadi overtourism di Bali.







Untuk mengatasi permasalahan ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, menyebutkan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk memperluas pola perjalanan wisatawan ke kawasan pariwisata lain seperti Bali Utara, Bali Timur, dan Bali Barat guna mengurangi konsentrasi wisatawan di wilayah selatan.

Namun ada soal lain juga yang menggelayuti nih gansist. Jika bukan karena overtourism, namun akibat banyaknya turis yang masuk dan tidak terkontrol dengan baik. Banyak dari mereka yang tampak ugal-ugalan, dari yang memang kriminal murni seperti bule Inggris yang merampas truk dan ngebut di jalan tol. Ada juga hal lain yaitu para wisatawan mancanegara tersebut pun ikut bekerja di Bali.







Meresahkan nggak nih gansist tentang fenomena yang terjadi di Bali hari-hari ini, kemarin baru saja ada pemberitaan anak kecil asal Ukraina yang ugal-ugalan bernama Kocong. Sekarang kembali lagi muncul masalah yang menyangkut ekonomi rakyat Bali.

Kalau yang gede-gede sih nggak ada masalah ya gansist, mungkin bule tersebut juga sudah ada izinnya. Masalahnya ini soal aktivitas jual-beli masyarakat Bali yang paling kecil lho. Masak untuk jualan sayur saja, ada turis asing yang melakukannya.

Namun dari kesemuanya yang datang ke Bali, yang meresahkan hanyalah oknum. Karena masih banyak turis asing yang memberikan banyak manfaat untuk Bali.


Sumber Tulisan dan Gambar:

CNBC Indonesia

Merdeka