- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sosok Della, Wanita Cantik yang Alami Gagal Ginjal, Hobi Makan Mie Instan dan Asin


TS
Cupeake
Sosok Della, Wanita Cantik yang Alami Gagal Ginjal, Hobi Makan Mie Instan dan Asin

Sosok Dela, wanita cantik yang alami gagal ginjal stadium akhir. Ternyata kebiasaannya makan mie instan dan makanan asin.
BANGKAPOS.COM -- Cerita Della Hiariej mengalami gagal ginjal di usia yang relatif masih muda ini bisa jadi pelajaran berharga bagi semua orang.
Kebiasaan Della hobi makan mie instan dan makanan yang mengandung micin atau asin berujung harus cuci darah seumur hidup.
Ya, Della mesti melakukan cuci darah setelah divonis menderita gagal ginjal stadium akhir.
Dalam unggahan di akun TikTok @fallscent, ia menyebut ada beberapa gejala yang dirasakannya, sebelum akhirnya ia mengetahui bahwa itu adalah gejala gagal ginjal stadium akhir.
Beberapa tanda itu berupa lebam di seluruh badan, mata merah, dan merasakan sakit seperti gejala asam lambung.
"Lebam, mata memerah, dan merasa sakit asam lambung. Ternyata pas ke ugd sakit gagal ginjal stadium akhir," tulis narasi dalam unggahan dikutip dari TribunJatim.com.
"Semoga kalian aware dengan kesehatan ya jangan seperti aku yang dulu," tambahnya.
Saat dihubungi, Rabu (27/9/2023), pemilik akun TikTok @fallscent adalah seorang wanita asal Bandung bernama Della Hiariej (25).
Wanita yang kerap dipanggil Della itu telah divonis gagal ginjal stadium akhir dan harus menjalani cuci darah seumur hidup, tepat di usia 22 tahun.
Della menceritakan, awal mulanya ia mengira bahwa gejala-gejala yang dirasakannya adalah gejala sakit asam lambung biasa.
"Saat bulan November 2020 mulai ada keluhan mual, muntah, sesak seperti sakit asam lambung dan selama seminggu itu sudah minum obat asam lambung. Tapi kondisi tidak membaik, jadinya ke Unit Gawat Darurat (UGD) Siloam," ujarnya, melansir dari Kompas.com.
"Saat masuk UGD semua diperiksa, saat itu aku tahu bahwa aku sakit gagal ginjal kronis stadium 5 karena hasil laboratorium menunjukan nilai ureum dan kreatinin yang tinggi," lanjutnya.
Della mengungkapkan bahwa ia sudah cukup lama merasakan gejala-gejala tersebut. Selain itu, ia juga menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi.
"Sebenarnya gejala sudah lama, karena aku hipertensi dari waktu SMA, karena turunan ibu aku dan nenek aku semua darah tinggi," lanjut dia.
Selain itu, ia juga sempat merasakan lebam dan memar yang dianggapnya akibat dari kecapekan lantaran aktivitas yang ia jalani.
"Gejala memburuk seperti pusing kepala sebelah, mata memerah, mimisan, mual, muntah, sesak, dan ada banyak memar di tubuh," ungkap Della.
"Saat itu aku mengira gerd, karena ada rasa panas pada dada, sesak, dan muntah. Ini salah aku juga sih, self-diagnose bukannya ke dokter spesialis," sambungnya.
Lebih lanjut, Della menyampaikan bahwa dirinya selama ini tidak pernah mengalami sakit apapun, kecuali hipertensi.
"Tidak pernah sakit sebelumnya, tidak pernah masuk rumah sakit juga. Makanya kaget karena dokter bilang sakitnya seperti sudah lama karena tidak mungkin tiba-tiba stadium akhir," jelasnya.
Della juga mengaku bahwa dirinya tidak pernah menggunakan suntik putih atau mengonsumsi obat-obatan.
"Aku tidak pernah suntik putih, infuse whitening, atau obat apapun untuk memutihkan, karena banyak yang mengira ini alasannya," tegasnya.
"Aku juga memar bukan karena penyakit autoimun atau lupus. Tapi, kata dokter karena tensinya tinggi, pada saat waktu itu sampai angka 232. Jadi pembuluh darah pecah dan mengakibatkan memar," lanjut Della.
Della mengungkapkan, dulunya ia memiliki pola makan yang tidak sehat.
Ia sering makan makanan asin yang mengandung banyak micin, makanan instan, junk food, dan juga mi.
Saat ini Della menjalani pengobatan berupa hemodialisis atau cuci darah yang dilakukan dua kali dalam seminggu. Cuci darah ini sudah berjalan selama 3 tahun.
"Untuk saat ini aku berobat jalan, cuman cuci darah aja kalau ke rumah sakit dan sudah berjalan 3 tahun semenjak sakit. Tiap bulan juga konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam dan ada obat rutin juga untuk tensi, kalsium, dan obat yang dibutuhkan saja," kata dia.
Melansir TribunJateng.com, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia (UI), Ari Fahrial Syam mengatakan, pasien gagal ginjal akan mengalami peningkatan ureum dan kreatinin.
"Pada pasien gagal ginjal terjadi peningkatan ureum dan kreatinin. Di mana gejalanya akan seperti sakit maag, namun bukan seperti pasien Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu.
Kadar ureum dalam darah adalah indikator fungsi ginjal.
Di mana, ureum diproduksi sebagai produk sampingan di hati ketika protein dimetabolisme. Artinya, ureum adalah zat sisa dari pemecahan protein dan asam amino di dalam hati.
Sementara itu, kreatinin merupakan produk akhir dari metabolisme kreatin yang dilepaskan dari otot yang kemudian diekskresi oleh ginjal.
Kadar ureum normal pada pria dewasa adalah 8-24 mg/dL, sedangkan wanita dewasa 6-21 mg/dL.
Sementara itu, kreatinin normal pada dewasa berkisar untuk pria antara 0,6–1,2 mg/dL dan untuk wanita 0,5–1,1 mg/dL.
Senada, dokter spesialis penyakit dalam dan Chairman JDN Indonesia, Andi Khomeini Takdir juga mengatakan bahwa gejala gagal ginjal dengan GERD itu berbeda.
"Gagal ginjal dan GERD itu berbeda, tapi memang pada pasien gagal ginjal terkadang terjadi ureumnya tinggi," terangnya terpisah.
"Ureum inilah yang sifatnya toksik ke saluran pencernaan. Jadi kadang-kadang ada pasien yang merasa mual dan muntah," lanjut dia.
Ia mengatakan, ada beberapa penyebab dari gagal ginjal, mulai dari infeksi, batu ginjal yang tidak diatasi atau tidak diobati, diabetes yang tidak terkontrol, hipertensi yang tidak terkontrol, dan lainnya.
Oh Della






bunuh.uclim.yuk dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.1K
60


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan