Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
OTT Mahasiswa di Medan Sebagai Bentuk Pembungkaman Demokrasi

OTT Mahasiswa di Medan Sebagai Bentuk Pembungkaman Demokrasi
Pran Hasibuan
- Kamis, 8 Agustus 2024 | 14:59 WIB

Mantan aktivis senior mahasiswa Kota Medan, Sutrisno Pangaribuan. (Istimewa)


MEDAN, METRODAILY — Beredar kabar sejumlah pimpinan (Ketua) organisasi mahasiswa Medan ditangkap oleh polisi. Mereka ditangkap dengan tuduhan melakukan pemerasan terhadap pejabat yang tidak disebutkan nama dan asal instansinya.

"Maka terlalu terburu- buru jika ada pernyataan dari pihak mana pun yang menyebut kasus ini pemerasan. Kita justru menduga mahasiswa dijebak oleh pihak tertentu, untuk tujuan pembungkaman, dan pembunuhan karakter," ujar Ketua BPC GMKI Medan (2003- 2005), Sutrisno Pangaribuan kepada wartawan di Medan, Kamis, 8 Agustus 2024.

Ia percaya bahwa aktivis mahasiswa tidak memiliki kecakapan, keahlian, dan keberanian memeras pejabat. Maka tuduhan pemerasan yang disampaikan oleh siapapun diduga sebagai upaya terstruktur, sistematis, dan massif (TSM) untuk membunuh karakter, menghancurkan kredibilitas, dan melemahkan gerakan (aktivis) mahasiswa.

"Kita patut menduga bahwa penangkapan pimpinan (ketua) organisasi mahasiswa tersebut berkaitan dengan aksi yang mereka gelar sebelumnya. Patut diduga sebagai reaksi dari pihak tertentu yang terganggu dengan kegiatan/aksi organisasi mahasiswa tersebut baru- baru ini. Operasi tangkap tangan (OTT) tersebut diduga bertujuan untuk membungkam, menertibkan organisasi mahasiswa di Medan," tegas Sutrisno.

Politisi PDI Perjuangan ini menghimbau seluruh aktivis mahasiswa jangan mau dipengaruhi tuduhan pemerasan yang sengaja dibangun. Semua narasi tentang pemerasan sengaja dibangun untuk memecah- belah aktivis mahasiswa di Medan.

"Maka seluruh aktivis, gerakan mahasiswa harus bersatu, bergerak untuk menggalang kekuatan menghadapi kekuasaan politik yang otoriter," ujarnya.

Mantan anggota DPRD Sumut ini juga menegaskan, negara menjamin kebebasan berpikir secara kritis. Maka siapapun tidak boleh membungkam apalagi membunuh pikiran dan kesadaran kritis. Polisi dimintanya segera membebaskan keempat pimpinan (aktivis) mahasiswa tersebut.

"Mereka adalah calon-calon pemimpin bangsa yang sedang belajar dan berjuang. Mereka menjadi aktivis mahasiswa karena tidak memiliki darah biru yang membuat mereka mudah mencapai sesuatu. Mereka harus belajar, berjuang agar kelak bisa menjadi bupati, wali kota, gubernur, hingga presiden. Sebab mereka bukan anak, menantu, cucu dari wali kota, bupati, gubernur, atau presiden," pungkas Sutrisno.

OTT Mahasiswa di Medan Sebagai Bentuk Pembungkaman Demokrasi
Mantan Presma Univa Medan, Abdul Thalib Siahaan.
Tangkap Pelaku Suap
Hal senada disuarakan eks Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Al Washliyah (UNIVA) Kota Medan, Abdul Thaib Siahaan. Abdul bahkan dengan lantang meminta polisi menangkap pemberi suap kepada keempat aktivis mahasiswa tersebut.

Ia mengatakan, jangan sampai kepolisian terindikasi menjadi tameng pembungkaman kritis mahasiswa dan apalagi terjadi pembiaran. Sudah saatnya mahasiswa untuk keluar dari kampus melakukan perlawanan terhadap pembungkaman gerakan mahasiswa tersebut

“Kami tidak meyakini mereka mampu melakukan pemerasan, deal-dealan terhadap gerakan mahasiswa yang dibangun," ujarnya.

Menurut Abdul, yang dilakukan Kapolrestabes Medan saat ini adalah terindikasi alat pembungkaman gerakan mahasiswa yang kritis terhadap wali kota Medan. Ia menegaskan bahwa Eksponen BEM Kota Medan juga sudah menyikapi pembungkaman demokrasi saat ini.

Selaku mantan presma UNIVA Medan, ia akan mengkonsolidasi gerakan kepada seluruh mantan presiden mahasiswa terhadap indikasi pembungkaman gerakan mahasiswa yang terjadi saat ini.

Abdul juga meminta tegas Kapolrestabes Medan untuk mengeluarkan sejumlah ketua aktivis mahasiswa yang ditahan karena terindikasi itu adalah jebakan untuk membunuh demokrasi yang ada di Kota Medan.

Patut diduga kuat ini adalah bentuk pengalihan isu terhadap kinerja wali kota Medan yang dikritisi oleh ketua aktivis mahasiswa beberapa waktu yang lalu," ujarnya.

Ia pun mensiyalir bahwa pembungkaman tersebut merupakan bagian dari pengalihan isu Blok Medan yang diungkap oleh Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba.

Ia sangat meyakini pembungkaman demokrasi yang terjadi saat ini akan menimbulkan reaksi seluruh aktivis kampus. Maka dari itu, Abdul meminta kepada Kapolrestabes Medan, untuk menjaga kondusifitas wilayahnya.

Kami meminta untuk keempat aktivis tersebut untuk dibebaskan," pungkasnya.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba, membenarkan terkait informasi sejumlah ketua organisasi mahasiswa tersebut.

“Yang jelas OTT ada,” kata Jama seperti dilansir Tribun Medan, Rabu (7/8/2024).

Jama mengatakan bahwa OTT tersebut berkaitan dengan tindakan suap.

“Kira-kira demikian (suap),” sebutnya. (*)

https://metrodaily.jawapos.com/medan...mokrasi?page=2

4 Ketua Organisasi Mahasiswa di Medan Dikabarkan Kena OTT Polisi, Apa Perkaranya?
[img]https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/11/48865-ilustrasi-penangkapan.webp[/img[
Mereka diduga ditangkap karena terlibat pemerasan.
Suhardiman
Rabu, 07 Agustus 2024 | 23:54 WIB
fb share twitter share tele share wa share link share
4 Ketua Organisasi Mahasiswa di Medan Dikabarkan Kena OTT Polisi, Apa Perkaranya?
Ilustrasi penangkapan. [Suara.com/Eko Faizin]
SuaraSumut.id - Sejumlah ketua organisasi mahasiswa di Medan, Sumatera Utara (Sumut), dikabarkan terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Polrestabes Medan.

Berdasarkan informasi yang diterima, ada sekitar empat orang yang ditangkap. Mereka diduga ditangkap karena terlibat pemerasan. Keempatnya diamankan beberapa hari setelah melakukan unjuk rasa di Pemkot Medan.

"Ada empat orang yang ditangkap," demikian informasi yang beredar di kalangan wartawan, Rabu (7/8/2024).

Keempatnya saat ini berada di Polrestabes Medan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba ketika dikonfirmasi SuaraSumut.id tidak menampik adanya penangkapan empat ketua organisasi mahasiswa tersebut.

Namun, Jama belum mau menjelaskan secara rinci OTT terhadap keempat mahasiswa ini atas perkara dugaan tindak pidana pemerasan atau lainnya.

Informasi diperoleh SuaraSumut.id, OTT dilakukan di salah satu kafe Jalan Sei Silau, PB Selayang I, Medan Selayang, pada Minggu (4/8/2024) malam. Mereka yang diamankan berinisial AS, AR, DR, dan IP.

https://sumut.suara.com/read/2024/08...apa-perkaranya

Pembungkaman gerakan mahasiswa atau benar-bener pemerasan?
gabener.edanAvatar border
gabener.edan memberi reputasi
1
270
9
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan