- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Emosi! Pelatih Renang Tendang Guru Wanita di Tepi Kolam Minta Maaf dan Jalur Damai


TS
amekachi
Emosi! Pelatih Renang Tendang Guru Wanita di Tepi Kolam Minta Maaf dan Jalur Damai

Hanya Emosi Sesaat! Pelatih Renang di Asahan yang Tendang Guru Wanita di Tepi Kolam Minta Maaf, Dan Berharap Kasusnya Diselesaikan Lewat Jalur Damai
Yang namanya wanita itu hanya patut untuk disayangi dan diperhatikan ya gansist, sepertinya seperti itu kalau tidak salah. Bagi seorang laki-laki yang tega sampai melakukan kekerasan kepadanya, anggapan miring langsung dituduhkan, dari sebutan pria yang hanya berani terhadap wanita, cemen, nggak punya rasa malu dan sebagainya.
Padahal di dunia ini banyak sekali terjadi, pria yang tergolong kuat, pemberani dan sesama pria pun takut kepadanya, namun tetap saja bisa melakukan kekerasan terhadap perempuan. Ini sepertinya hanya tentang masalah kontrol diri dan kontrol emosi saja.
Seperti yang diungkapkan oleh pelaku penendang sesama guru renang di Asahan nih gansist, pelaku tersebut bernama Jaimas Simaremare. Jaimas ini dituduhkan telah alat vital guru renang pas lagi di kolam renang. Berdasarkan penuturannya, kejadian ini terjadi akibat dirinya kalap soal pembagian jatah latih renang di tempat tersebut.
Quote:

Itulah salah satu bentuk penganiayaan terhadap wanita yang masih sering terjadi di republik ini, mudah-mudahan bisa diselesaikan dengan baik oleh kepolisian. Untuk dari pihak korban sih, dari suami korban telah memaafkan perbuatan pelaku, namun meminta juga agar prosesnya tetap dibawa ke jalur hukum.
Tindak kekerasan pada wanita masih saja sering terjadi, baik dalam bentuk kekerasan terhadap perempuan (KTP) maupun kekerasan terhadap anak perempuan. Data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Jawa Tengah misalnya, mencatat ada 632 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah tersebut hingga bulan Mei 2022.
Kekerasan terhadap perempuan bukanlah masalah baru. Tindakan kekerasan tersebut sering kali dianggap sebagai bentuk kejahatan kebencian, terutama karena mayoritas korban adalah perempuan. Motivasi di balik kekerasan semacam ini bisa berasal dari rasa superioritas, kebencian, atau rasa memiliki hak untuk melakukan tindakan tersebut.
Kasus kekerasan terhadap jurnalis perempuan juga semakin mengkhawatirkan. Banyak kasus kekerasan terhadap jurnalis perempuan melibatkan pelaku dari polisi, TNI, aparat pemerintah, dan organisasi masyarakat. Sayangnya, proses hukum untuk menindaklanjuti kasus kekerasan terhadap perempuan seringkali lambat dan tidak memuaskan, sehingga korban sering kali tidak melanjutkan kasusnya.
Tantangan lainnya adalah kurangnya dukungan keamanan dari tempat kerja, terutama dalam hal pelatihan keamanan bagi perempuan jurnalis. Hal ini meningkatkan potensi terjadinya kekerasan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perempuan di lingkungan kerja.
Kesadaran dan tindakan bersama dari masyarakat, institusi, dan pemerintah sangat penting untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap perempuan. Diperlukan perlindungan yang lebih baik dan penegakan hukum yang tegas untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan bagi seluruh perempuan dan anak perempuan.
Sumber Tulisan dan Gambar:
detikNews
Tribunnews






krukov dan 21 lainnya memberi reputasi
22
1.4K
62


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan