- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
TPNPB OPM Bantah Eksekusi Pilot Helikopter: Merusak Reputasi Rakyat Papua!


TS
mabdulkarim
TPNPB OPM Bantah Eksekusi Pilot Helikopter: Merusak Reputasi Rakyat Papua!
TPNPB OPM Bantah Eksekusi Pilot Helikopter: Merusak Reputasi Rakyat Papua!

Rabu 07-08-2024,16:02 WIB
Reporter: Reza Permana|Editor: Reza Permana
TPNPB OPM Bantah Eksekusi Pilot Helikopter: Merusak Reputasi Rakyat Papua!
Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi papua Merdeka atau TPNPB OPM bantah eksekusi Pilot helikopter di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin, 5 Agustus 2024 lalu.-Media Pusat Penerangan TPNPB-
JAKARTA, DISWAY.ID – Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi papua Merdeka atau TPNPB OPM bantah eksekusi Pilot helikopter di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin, 5 Agustus 2024 lalu.
Bentahan tersebut disampaikan oleh Amatus Akoubo Douw yang merupakan Ketua Dewan Diplomatik dan Luar Negeri Papua Barat.
Menurut Amatus kematian Glen Malcolm Conning yang merupakan pilot helikopter berkebangsaan Selandia Baru bukanlah atas tindakan anggota TPNPB OPM.
Bahkan Amatus mengungkapkan jika yang melakukan penembakan dan pembakaran terhadap pilot serta helikopter tersebut adalah pihak dari TNI POLRI.
Dalam rilisnya yang di posting di akun facebook @ Media Pusat Penerangan TPNPB, Amatus mengatakan bahwa pihaknya mendapat informasi pertama dari tim lapangan bahwa pilot asal Selandia Baru ditembak oleh pasukan Indonesia yang bertugas di Timika .
Selain itu Amatus juga menyampaikan bahwa pihaknya juga akan melakukan investigasi atas peristiwa tersebut.
Menurut Amatus, peristiwa tewasnya pilot asal Selandia Baru tersebut merupakan salah satu upaya dalam memberikan kesan negatif atas rencana dari Egianus Kagoya untuk membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philips Max Marten.
“Pembunuhan ini sebuah usaha dalam marusak reputasi perjuangan rakyat Papua di mata pemerintah Selandia Baru,” tulisnya.
“Kami mendorong agar Selandia Baru dan seluruh negara anggota di seluruh dunia termasuk organisasi hak asasi manusia internasional untuk mengirimkan Tim Investigasi Internasional,” tambahnya.
Adapun Brigjen Pol Faizal Ramadhani selaku Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 mengungkapkan pihaknya mendapatkan informasi tersebut dari pilot helikopter yang belum sempat mendarat di lokasi penembakan Glen.
Dalam peristiwa tersebut dikatakan bahwa setelah menembak, KKB kemudian membakar jasad Malcolm bersamaan dengan helikopter tersebut.
Brigjen Faizal menjelaskan bahwa peristiwa penembakan terjadi saat Glen dengan helikopternya membawa 4 penumpang ke Distrik Alama.
Adapun 4 penumpang yang dibawa Glen di antaranya tenaga kesehatan serta satu bayi dan satu anak dari Bandara Mozes Kilangin Timika.
Akan tetapi menurut Amnesty International Indonesia membantah keterangan bahwa tubuh Malcolm dibakar.
Tidak hanya itu, Amnesty International Indonesia ajuga menunjukkan foto jenazah korban yang masih utuh begitupun helikopter yang tidak dibakar.
Usman Hadi yang merupakan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hadi menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga korban dan berjanji akan mengusut tuntas kasus tersebut.
Sejauh ini, Amnesty International Indonesia telah mencatat ada sebanyak lima kasus penembakan terhadap pesawat sipil yang dilakukan kelompok bersenjata di Papua sejak Februari hingga Agustus 2024.
https://disway.id/read/809277/tpnpb-...akyat-papua/15
Curigai ada skenario, TPNPB minta investigasi independen pembunuhan pilot asal Selandia Baru

Posisi dan kondisi tubuh Mr Glen Malcom Conning (50 tahun) pilot helikopter berkebangsaan Selandia Baru, terkulai di kursinya dengan setidaknya dua luka menganga di bagian kepala dan lengan di Lapter Distrik Alama, Mimika pada Senin, 5 Agustus 2024. –Jubi/Istimewa
SHARE
Nabire, Jubi – Juru Bicara Nasional TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka) Sebby Sambom melalui siaran pers pada Rabu (7/8/2024) pagi mengaku, sampai hari ketiga pasca peristiwa penembakan pilot heilkopter asal Selandia Baru Mr Glen Malcom Conning yang terjadi di Lapter Distrik Alama, Mimika pada Senin, 5 Agustus 2024, tidak ada laporan konfirmasi dari TPNPB di wilayah kejadian kepada Komando Nasional TPNPB-OPM.
“Oleh karena itu, perlu investigasi independen, karena kami curiga bahwa hal ini merupakan bagian dari skenario untuk menghalangi misi pembebasan pilot asal Selandia Baru, dengan tujuan gagalkan niat baik Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Derakma Bridjen Egianus Kogeya dan pasukannya,” kata Sebby Sambom.
Jubir TPNPB-OPM menyampaikan sejumlah hal yang menurutnya mencurigakan terkait peristiwa tersebut. Di antaranya, peristiwa itu terjadi setelah Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB mengumumkan tentang pembebasan Phillip Mark Mehrtens, pilot Susi Air asal Selandia Baru, yang masih ditahan TPNPB.

Kemudian, Sebby Sambom menuduh TNI-Polri melakukan pembohongan publik dengan dalil mayat korban, pilot Mr Glen Malcom Conning, dibakar dengan helikopternya.
“Katanya mayat pilot helikopter asal Selandia Baru [itu] dibakar dengan helikopter, tapi di foto-foto ini mayat dan helikopter masih utuh, berarti TNI-Polri telah dan sedang melakukan pembohongan publik yang masif, dan kami curiga bahwa pembunuhan pilot helikopter asal Selandia Baru itu sudah diskenariokan oleh militer dan polisi Indonesia sendiri,” kata Sambom dalam siaran pers.
Sambom mengaitkan peristiwa berbeda empat tahun silam sebagai alasan lain. TPNPB, katanya, punya pengalaman peristiwa penembakan karyawan Freeport di Kuala Kencana pada 2020, di mana warga Selandia Baru juga ditembak mati. TPNPB menyebut pelakukanya TPNPB. “Tapi belakangan kami ketahui bahwa itu diskenariokan oleh militer Indonesia,” ujarnya.
“Kami menilai bahwa militer Indonesia kerja sama TPNPB binaanya, mereka menyerang para karyawan Freeport di Kuala Kencana pada 30 Maret 2020, dan anggota TPNPB binaan itu kemudian TNI bunuh dia di Timika Kota, karena kekhawatiran militer Indonesia bahwa dia adalah saksi dan pelaku skenario itu,” katanya.
Papua Inteligence Service Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (PIS TPNPB), kata Sambom, melaporkan kepada Management Markas Pusat Komnas TPNPB setelah tiga tahun kemudian.
“Dari pengalaman ini, maka kami curigai bahwa pembunuhan pilot helikopter asal Selandia Baru adalah bagian dari skenario militer dan polisi Indonesia,” kata Sebby Sambom.

Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom. — Dok. Pribadi
Sebby Sambom melalui siaran pers itu juga mengeritisi pemberitaan media-media mainstream Indonesia yang menurutnya lebih banyak memberitakan berita bohong (hoax news).
“Mengapa? Karena hampir semua media di Indonesia mewartakan pilot disandera, kemudian dibunuh dan dibakar dengan helikopter[-nya], namun ternyata kami lihat di foto yang kami terima dari PIS-TPNPB menunjukkan mayat pilot masih utuh dan helikopter juga tidak dibakar,” katanya.
Menurut Sambom, kedua kasus hampir sama. Kedua korban adalah sama-sama warganegara Selandia Baru dan juga dua-duanya karyawan Freeport. “Oleh karena itu, perlu investigasi independen dan kami tunggu fakta hukumnya,” ujarnya.
Jubi.id mengkonfirmasi pernyataan Jubir TPNPB-OPM kepada Kepala Satgas Humas Ops Damai Cartenz-2024 Kombes Bayu Suseno melalui pesan WhatsApp pada Rabu (7/8/2024) siang. Kombes Bayu Suseno menjawab singkat, “Itu propaganda KKB. Kemarin bunih pilot karena mata-mata, sekarang ngomong lain. Itulah propaganda pelaku,” katanya.
Kontras Papua: perlu investigasi independen
Koordinator KontraS Papua Sem Awom juga meminta agar dilakukan investigas menyeluruh terkait peristiwa pembunuhan pilot Selandia Baru, Mr Glen Malcom Conning. Menurutnya kejadian itu harus diungkap melalui investigasi independen yang melibatkan Indonesia dan Selandia Baru.
“Karena ini bukan ada penembakan, lalu meninggal dunia. Tidak bisa dari Satgas Nemangkawi mengklaim dilakukan oleh TPNPB dan TPNPB mengklaim penembakan dilakukan oleh TNI-Polri, harus ada investigass,” katanya kepada Jubi.id.

Koordinator Kontras Papua Sem Awom. –Jubi/ Hengky Yeimo
Awom mengatakan perlu melibatkan lembaga negara yang dipercaya, seperti Komnas HAM dan NGO-NGO yang ada di Papua dan Jakarta untuk melakukan investigasi menyeluruh.
“Kami meminta agar lembaga gereja juga harus dilibatkan dalam melakukan investigasi tersebut secara menyeluruh dan utuh,” katanya.
Menurut Awom, tidak dilakukannya investigasi bisa berdampak buruk bagi warga sipil di Timika.
“Sudah cukup 60 ribu pengungsi di Tanah Papua. Kalau tidak ada investigasi menyeluruh dan aparat turun, berapa banyak lagi kampung-kampung yang akan dibumihanguskan,” ujarnya.
Jika itu terjadi, kata Awom, merupakan sesuatu yang berbahaya bagi rakyat sipil yang tidak tahu apa apa.
“PT Intan Angkasa Air Service harus trasparan terkait aktivitas pilot Mr Glen Malcom Conning, kapan dia bertugas dan apa saja tugas dia, berapa lama dia bekerja, apakah dia mengangkut barang, mengangkut penumpang, ini semua harus dilihat,” katanya.
Sebaiknya, kata Awom, aparat keamanan, pihak gereja, dan perusahaan bersepakat mengatur jadwal penerbangan dan melihat potensi konflik ini sehingga ada solusi yang tepat.
“Kalau situasi seperti ini belum ada kejelasan yang tepat, kemudian muncul emosi dan operasi militer, ini berbahaya bagi warga sipil,” ujarnya.
Awom menduga di balik insiden penembakan pilot ini ada insiden operasi pembebasan pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens yang masih ditahan TPNPB.

Jenazah Mr Glen Malcom Conning (50 tahun), pilot helikopter berkebangsaan Selandia Baru dinaikkan ke atas pesawat. –Jubi/ Dok. Satgas Humas Ops Damai Cartenz-2024
“Karena yang disandera itu pilot berkebangsaan Selandia Baru dan yang dibunuh juga pilot berkebangsaan Selandia Baru, ini titik sentral fokus investigasi,” katanya.
Awom juga menduga ada skenario besar untuk menghabiskan anggaran. “Daripada menghabiskan anggaran untuk operasi keamanan mendingan dana ini dipakai untuk peningkatan kesejahteraan masyarat. Jadi harus diinvestigasi menyeluruh,” ujarnya.
Komnas HAM kecam pembunuhan Conning
Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengeluarkan siaran pers yang ditandatangani Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro, Rabu (7/8/2024). Pada siaran pers yang berjudul “Komnas HAM Kecam Pembunuhan Pilot Asal Selandia Baru Glen Malcolm Conning dan Serangan Terhadap Warga Sipil di Mimika”, Atnike mengatakan penghadangan terhadap pilot dan penumpang helikopter, serta pembunuhan pilot Conning, menurut informasi yang beredar di media massa, dilakukan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB), di Landasan Bandara Alama, Distrik Alama Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (5/8/2024).
Komnas HAM menyampaikan lima hal terkait peristiwa tersebut. Selain menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap meninggalnya pilot Glen Malcolm Conning dan korban selamat, empat dewasa dan dua anak, Komnas HAM mengecam aksi serangan terhadap pilot dan penumpang helikopter tersebut, dan serangan terhadap warga sipil lainnya.
“[Serangan ini] mencederai upaya untuk mewujudkan perdamaian di Papua,” kata Atnike.
Komnas HAM juga mendesak dilakukannya penegakan hukum terhadap KSB pelaku aksi serangan yang telah menyebabkan jatuhnya korban dan mengakibatkan hilangnya nyawa.
“Hak hidup, hak bebas dari rasa takut, dan hak atas perlakuan yang manusiawi adalah hak asasi yang harus dijamin dan dilindungi, dan menjadi tanggung jawab Negara,” ujarnya.
Komnas meminta pemerintah untuk melakukan langkah-langkah perlindungan dan pemulihan bagi korban dan keluarga akibat aksi kekerasan tersebut.
Komnas HAM juga meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk memastikan keamanan warga sipil di Papua. (Reporter: Hengky Yeimo/ Editor: Syofiardi)
https://jubi.id/polhukam/2024/curiga...selandia-baru/
KKB coba cuci tangan sama kasus ini?
Komnas HAM Kecam KKB Bunuh Pilot Selandia Baru di Mimika Papua Tengah

Mimika - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya pilot helikopter bernama Glen Malcolm Conning (50) usai dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Komnas HAM pun mengecam aksi keji KKB.
"Komnas HAM mengecam aksi serangan terhadap pilot dan penumpang helikopter tersebut, dan serangan terhadap warga sipil lainnya, yang mencederai upaya untuk mewujudkan perdamaian di Papua," kata Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro dalam keterangannya, Rabu (7/8/2024).
Atnike mengatakan, pihaknya mendesak dilakukannya penegakan hukum terhadap KKB. Dia menegaskan pelaku aksi serangan yang mengakibatkan hilangnya nyawa tidak dapat ditolerir
"Hak hidup, hak bebas dari rasa takut, dan hak atas perlakuan yang manusiawi adalah hak asasi yang harus dijamin dan dilindungi, dan menjadi tanggung jawab Negara," tambahnya.
Atnike menuturkan, Komnas HAM meminta pemerintah untuk melakukan langkah-langkah perlindungan dan pemulihan bagi korban dan keluarga akibat aksi kekerasan tersebut.
"Lebih lanjut Komnas HAM meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk memastikan keamanan warga sipil di Papua," imbuh Atnike.
Diketahui, KKB membunuh pilot tersebut di Distrik Alama, Mimika, Senin (5/8) sekitar pukul 10.00 WIT. Korban tewas ditembak pelaku, sementara 6 penumpang lainnya yang sempat disandera dibebaskan dengan alasan merupakan warga setempat.
Jenazah pilot helikopter itupun diterbangkan ke Jakarta, hari ini. Jasad pilot kebangsaan Selandia Baru itu rencananya akan dipulangkan ke negara asalnya.
"Kami dari Satgas Ops Damai Cartenz-2024 siap mendukung proses pemulangan jenazah Pilot Gleen Malcom Coning ke Jakarta dan selanjutnya ke Selandia Baru," kata Kepala Ops Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Rabu (7/8).
Sementara itu, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2024 Kombes Bayu Suseno menambahkan, jenazah pilot diterbangkan dari Bandar Udara Mozes Kilangin Timika. Perusahaan tempat korban bekerja, PT Intan Angkasa mengawal proses pemulangan.
"Hari ini korban akan dibawa menuju Sentani dan kemudian akan diberangkatkan kembali menuju Jakarta dengan didampingi oleh pihak perusahaan," imbuhnya.
https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...-papua-tengah.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Minta Usut Tuntas Pembunuhan Pilot di Papua

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid
TRIBUN-PAPUA.COM, JAKARTA - Pembunuhan pilot asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning, di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah menyita perhatian berbagi pihak. Termasuk para aktivis Hak Asasi Manusia (HAM).
Satu di antaranya adalah, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid. Menurutnya, peristiwa biadab dan tidak manusiawi itu merupakan pelanggaran berat hukum kemanusiaan internasional.
“Perlindungan warga sipil adalah prinsip fundamental yang harus selalu dijunjung tinggi, dan penargetan serta pembunuhan terhadap warga sipil secara sengaja tidak dapat diterima,” katanya di Jakarta.
Lebih lanjut dia berharap agar semua pihak yang terlibat dalam konflik berkepanjangan di Papua harus menghindari pembunuhan terhadap warga sipil.
“Kami mendesak pihak berwenang Indonesia segera menyelidiki kejahatan ini guna membawa pelaku ke pengadilan, termasuk diawali dengan eksaminasi forensik dan otopsi jenazah korban,” tegasnya.
Menurutnya, hal itu sangat penting bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan di luar hukum ini diadili dan harus segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Sekadar diketahui, Glen Malcolm Conning, seorang pilot Selandia Baru yang bekerja di Intan Angkasa Air Service, dibunuh oleh kelompok bersenjata saat helikopternya mendarat di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Senin (5/8/2024) setelah mendaratkan helikopter.
Amnesty International Indonesia mencatat lima kasus penembakan terhadap pesawat sipil yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata pro-kemerdekaan di Papua sejak 16 Februari hingga 2 Agustus 2024. Jumlah kasus tertinggi terjadi pada Februari dengan tiga insiden.
Kelompok bersenjata pro-kemerdekaan Papua (TPNPB-OPM) mengklaim bahwa tentara Indonesia sering menggunakan pesawat sipil untuk mengangkut pasukan dan perlengkapan militer ke zona konflik di Papua.
Akibatnya, pesawat sipil yang memasuki area tersebut menjadi sasaran serangan kelompok tersebut.
Warga sipil di Papua, termasuk Orang Asli Papua (OAP) lama menderita melalui operasi militer yang telah mengakibatkan pembunuhan di luar hukum oleh kelompok bersenjata negara dan non-negara.
Kemudian penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya, pengungsi internal, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
Rentang 1 Januari 2018 dan 5 Agustus 2024, Amnesty International Indonesia mencatat 130 pembunuhan di luar hukum dan setidaknya 240 warga sipil tewas.
Sedangkan warga negara Selandia Baru lainnya, Phillip Mehrtens, telah disandera sejak 7 Februari 2023 oleh faksi bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.
Pilot Susi Air ini disandera setelah mendaratkan pesawat komersial tersebut di daerah terpencil pegunungan Nduga.
Kelompok tersebut mengancam akan menembak warga negara Selandia Baru itu jika pembicaraan mengenai kemerdekaan Papua tidak dimulai.
Sejak penyanderaan tersebut, pemerintah telah mengerahkan lebih banyak pasukan keamanan. Dari Februari 2023 hingga April 2024, pemerintah telah mengerahkan 6.773 personel militer dan polisi ke Tanah Papua.
Penyanderaan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan dasar dan perjanjian internasional, termasuk Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949, yang melindungi warga sipil dan melarang penyiksaan serta perlakuan tidak manusiawi.
Hal ini juga bertentangan dengan Konvensi 1979 tentang Pengambilan Sandera, yang mengkriminalisasi tindakan tersebut oleh aktor negara dan non-negara. Selain itu, Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) melindungi hak individu atas kebebasan, keamanan, dan perlindungan dari perlakuan tidak manusiawi. (*)
https://papua.tribunnews.com/2024/08...ilot-di-papua.
kecaman berbagai pihak

Rabu 07-08-2024,16:02 WIB
Reporter: Reza Permana|Editor: Reza Permana
TPNPB OPM Bantah Eksekusi Pilot Helikopter: Merusak Reputasi Rakyat Papua!
Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi papua Merdeka atau TPNPB OPM bantah eksekusi Pilot helikopter di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin, 5 Agustus 2024 lalu.-Media Pusat Penerangan TPNPB-
JAKARTA, DISWAY.ID – Pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi papua Merdeka atau TPNPB OPM bantah eksekusi Pilot helikopter di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada Senin, 5 Agustus 2024 lalu.
Bentahan tersebut disampaikan oleh Amatus Akoubo Douw yang merupakan Ketua Dewan Diplomatik dan Luar Negeri Papua Barat.
Menurut Amatus kematian Glen Malcolm Conning yang merupakan pilot helikopter berkebangsaan Selandia Baru bukanlah atas tindakan anggota TPNPB OPM.
Bahkan Amatus mengungkapkan jika yang melakukan penembakan dan pembakaran terhadap pilot serta helikopter tersebut adalah pihak dari TNI POLRI.
Dalam rilisnya yang di posting di akun facebook @ Media Pusat Penerangan TPNPB, Amatus mengatakan bahwa pihaknya mendapat informasi pertama dari tim lapangan bahwa pilot asal Selandia Baru ditembak oleh pasukan Indonesia yang bertugas di Timika .
Selain itu Amatus juga menyampaikan bahwa pihaknya juga akan melakukan investigasi atas peristiwa tersebut.
Menurut Amatus, peristiwa tewasnya pilot asal Selandia Baru tersebut merupakan salah satu upaya dalam memberikan kesan negatif atas rencana dari Egianus Kagoya untuk membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philips Max Marten.
“Pembunuhan ini sebuah usaha dalam marusak reputasi perjuangan rakyat Papua di mata pemerintah Selandia Baru,” tulisnya.
“Kami mendorong agar Selandia Baru dan seluruh negara anggota di seluruh dunia termasuk organisasi hak asasi manusia internasional untuk mengirimkan Tim Investigasi Internasional,” tambahnya.
Adapun Brigjen Pol Faizal Ramadhani selaku Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 mengungkapkan pihaknya mendapatkan informasi tersebut dari pilot helikopter yang belum sempat mendarat di lokasi penembakan Glen.
Dalam peristiwa tersebut dikatakan bahwa setelah menembak, KKB kemudian membakar jasad Malcolm bersamaan dengan helikopter tersebut.
Brigjen Faizal menjelaskan bahwa peristiwa penembakan terjadi saat Glen dengan helikopternya membawa 4 penumpang ke Distrik Alama.
Adapun 4 penumpang yang dibawa Glen di antaranya tenaga kesehatan serta satu bayi dan satu anak dari Bandara Mozes Kilangin Timika.
Akan tetapi menurut Amnesty International Indonesia membantah keterangan bahwa tubuh Malcolm dibakar.
Tidak hanya itu, Amnesty International Indonesia ajuga menunjukkan foto jenazah korban yang masih utuh begitupun helikopter yang tidak dibakar.
Usman Hadi yang merupakan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hadi menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga korban dan berjanji akan mengusut tuntas kasus tersebut.
Sejauh ini, Amnesty International Indonesia telah mencatat ada sebanyak lima kasus penembakan terhadap pesawat sipil yang dilakukan kelompok bersenjata di Papua sejak Februari hingga Agustus 2024.
https://disway.id/read/809277/tpnpb-...akyat-papua/15
Curigai ada skenario, TPNPB minta investigasi independen pembunuhan pilot asal Selandia Baru

Posisi dan kondisi tubuh Mr Glen Malcom Conning (50 tahun) pilot helikopter berkebangsaan Selandia Baru, terkulai di kursinya dengan setidaknya dua luka menganga di bagian kepala dan lengan di Lapter Distrik Alama, Mimika pada Senin, 5 Agustus 2024. –Jubi/Istimewa
SHARE
Nabire, Jubi – Juru Bicara Nasional TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka) Sebby Sambom melalui siaran pers pada Rabu (7/8/2024) pagi mengaku, sampai hari ketiga pasca peristiwa penembakan pilot heilkopter asal Selandia Baru Mr Glen Malcom Conning yang terjadi di Lapter Distrik Alama, Mimika pada Senin, 5 Agustus 2024, tidak ada laporan konfirmasi dari TPNPB di wilayah kejadian kepada Komando Nasional TPNPB-OPM.
“Oleh karena itu, perlu investigasi independen, karena kami curiga bahwa hal ini merupakan bagian dari skenario untuk menghalangi misi pembebasan pilot asal Selandia Baru, dengan tujuan gagalkan niat baik Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Derakma Bridjen Egianus Kogeya dan pasukannya,” kata Sebby Sambom.
Jubir TPNPB-OPM menyampaikan sejumlah hal yang menurutnya mencurigakan terkait peristiwa tersebut. Di antaranya, peristiwa itu terjadi setelah Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB mengumumkan tentang pembebasan Phillip Mark Mehrtens, pilot Susi Air asal Selandia Baru, yang masih ditahan TPNPB.

Kemudian, Sebby Sambom menuduh TNI-Polri melakukan pembohongan publik dengan dalil mayat korban, pilot Mr Glen Malcom Conning, dibakar dengan helikopternya.
“Katanya mayat pilot helikopter asal Selandia Baru [itu] dibakar dengan helikopter, tapi di foto-foto ini mayat dan helikopter masih utuh, berarti TNI-Polri telah dan sedang melakukan pembohongan publik yang masif, dan kami curiga bahwa pembunuhan pilot helikopter asal Selandia Baru itu sudah diskenariokan oleh militer dan polisi Indonesia sendiri,” kata Sambom dalam siaran pers.
Sambom mengaitkan peristiwa berbeda empat tahun silam sebagai alasan lain. TPNPB, katanya, punya pengalaman peristiwa penembakan karyawan Freeport di Kuala Kencana pada 2020, di mana warga Selandia Baru juga ditembak mati. TPNPB menyebut pelakukanya TPNPB. “Tapi belakangan kami ketahui bahwa itu diskenariokan oleh militer Indonesia,” ujarnya.
“Kami menilai bahwa militer Indonesia kerja sama TPNPB binaanya, mereka menyerang para karyawan Freeport di Kuala Kencana pada 30 Maret 2020, dan anggota TPNPB binaan itu kemudian TNI bunuh dia di Timika Kota, karena kekhawatiran militer Indonesia bahwa dia adalah saksi dan pelaku skenario itu,” katanya.
Papua Inteligence Service Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (PIS TPNPB), kata Sambom, melaporkan kepada Management Markas Pusat Komnas TPNPB setelah tiga tahun kemudian.
“Dari pengalaman ini, maka kami curigai bahwa pembunuhan pilot helikopter asal Selandia Baru adalah bagian dari skenario militer dan polisi Indonesia,” kata Sebby Sambom.

Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom. — Dok. Pribadi
Sebby Sambom melalui siaran pers itu juga mengeritisi pemberitaan media-media mainstream Indonesia yang menurutnya lebih banyak memberitakan berita bohong (hoax news).
“Mengapa? Karena hampir semua media di Indonesia mewartakan pilot disandera, kemudian dibunuh dan dibakar dengan helikopter[-nya], namun ternyata kami lihat di foto yang kami terima dari PIS-TPNPB menunjukkan mayat pilot masih utuh dan helikopter juga tidak dibakar,” katanya.
Menurut Sambom, kedua kasus hampir sama. Kedua korban adalah sama-sama warganegara Selandia Baru dan juga dua-duanya karyawan Freeport. “Oleh karena itu, perlu investigasi independen dan kami tunggu fakta hukumnya,” ujarnya.
Jubi.id mengkonfirmasi pernyataan Jubir TPNPB-OPM kepada Kepala Satgas Humas Ops Damai Cartenz-2024 Kombes Bayu Suseno melalui pesan WhatsApp pada Rabu (7/8/2024) siang. Kombes Bayu Suseno menjawab singkat, “Itu propaganda KKB. Kemarin bunih pilot karena mata-mata, sekarang ngomong lain. Itulah propaganda pelaku,” katanya.
Kontras Papua: perlu investigasi independen
Koordinator KontraS Papua Sem Awom juga meminta agar dilakukan investigas menyeluruh terkait peristiwa pembunuhan pilot Selandia Baru, Mr Glen Malcom Conning. Menurutnya kejadian itu harus diungkap melalui investigasi independen yang melibatkan Indonesia dan Selandia Baru.
“Karena ini bukan ada penembakan, lalu meninggal dunia. Tidak bisa dari Satgas Nemangkawi mengklaim dilakukan oleh TPNPB dan TPNPB mengklaim penembakan dilakukan oleh TNI-Polri, harus ada investigass,” katanya kepada Jubi.id.

Koordinator Kontras Papua Sem Awom. –Jubi/ Hengky Yeimo
Awom mengatakan perlu melibatkan lembaga negara yang dipercaya, seperti Komnas HAM dan NGO-NGO yang ada di Papua dan Jakarta untuk melakukan investigasi menyeluruh.
“Kami meminta agar lembaga gereja juga harus dilibatkan dalam melakukan investigasi tersebut secara menyeluruh dan utuh,” katanya.
Menurut Awom, tidak dilakukannya investigasi bisa berdampak buruk bagi warga sipil di Timika.
“Sudah cukup 60 ribu pengungsi di Tanah Papua. Kalau tidak ada investigasi menyeluruh dan aparat turun, berapa banyak lagi kampung-kampung yang akan dibumihanguskan,” ujarnya.
Jika itu terjadi, kata Awom, merupakan sesuatu yang berbahaya bagi rakyat sipil yang tidak tahu apa apa.
“PT Intan Angkasa Air Service harus trasparan terkait aktivitas pilot Mr Glen Malcom Conning, kapan dia bertugas dan apa saja tugas dia, berapa lama dia bekerja, apakah dia mengangkut barang, mengangkut penumpang, ini semua harus dilihat,” katanya.
Sebaiknya, kata Awom, aparat keamanan, pihak gereja, dan perusahaan bersepakat mengatur jadwal penerbangan dan melihat potensi konflik ini sehingga ada solusi yang tepat.
“Kalau situasi seperti ini belum ada kejelasan yang tepat, kemudian muncul emosi dan operasi militer, ini berbahaya bagi warga sipil,” ujarnya.
Awom menduga di balik insiden penembakan pilot ini ada insiden operasi pembebasan pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens yang masih ditahan TPNPB.

Jenazah Mr Glen Malcom Conning (50 tahun), pilot helikopter berkebangsaan Selandia Baru dinaikkan ke atas pesawat. –Jubi/ Dok. Satgas Humas Ops Damai Cartenz-2024
“Karena yang disandera itu pilot berkebangsaan Selandia Baru dan yang dibunuh juga pilot berkebangsaan Selandia Baru, ini titik sentral fokus investigasi,” katanya.
Awom juga menduga ada skenario besar untuk menghabiskan anggaran. “Daripada menghabiskan anggaran untuk operasi keamanan mendingan dana ini dipakai untuk peningkatan kesejahteraan masyarat. Jadi harus diinvestigasi menyeluruh,” ujarnya.
Komnas HAM kecam pembunuhan Conning
Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengeluarkan siaran pers yang ditandatangani Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro, Rabu (7/8/2024). Pada siaran pers yang berjudul “Komnas HAM Kecam Pembunuhan Pilot Asal Selandia Baru Glen Malcolm Conning dan Serangan Terhadap Warga Sipil di Mimika”, Atnike mengatakan penghadangan terhadap pilot dan penumpang helikopter, serta pembunuhan pilot Conning, menurut informasi yang beredar di media massa, dilakukan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB), di Landasan Bandara Alama, Distrik Alama Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (5/8/2024).
Komnas HAM menyampaikan lima hal terkait peristiwa tersebut. Selain menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap meninggalnya pilot Glen Malcolm Conning dan korban selamat, empat dewasa dan dua anak, Komnas HAM mengecam aksi serangan terhadap pilot dan penumpang helikopter tersebut, dan serangan terhadap warga sipil lainnya.
“[Serangan ini] mencederai upaya untuk mewujudkan perdamaian di Papua,” kata Atnike.
Komnas HAM juga mendesak dilakukannya penegakan hukum terhadap KSB pelaku aksi serangan yang telah menyebabkan jatuhnya korban dan mengakibatkan hilangnya nyawa.
“Hak hidup, hak bebas dari rasa takut, dan hak atas perlakuan yang manusiawi adalah hak asasi yang harus dijamin dan dilindungi, dan menjadi tanggung jawab Negara,” ujarnya.
Komnas meminta pemerintah untuk melakukan langkah-langkah perlindungan dan pemulihan bagi korban dan keluarga akibat aksi kekerasan tersebut.
Komnas HAM juga meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk memastikan keamanan warga sipil di Papua. (Reporter: Hengky Yeimo/ Editor: Syofiardi)
https://jubi.id/polhukam/2024/curiga...selandia-baru/
KKB coba cuci tangan sama kasus ini?
Komnas HAM Kecam KKB Bunuh Pilot Selandia Baru di Mimika Papua Tengah

Mimika - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya pilot helikopter bernama Glen Malcolm Conning (50) usai dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Komnas HAM pun mengecam aksi keji KKB.
"Komnas HAM mengecam aksi serangan terhadap pilot dan penumpang helikopter tersebut, dan serangan terhadap warga sipil lainnya, yang mencederai upaya untuk mewujudkan perdamaian di Papua," kata Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro dalam keterangannya, Rabu (7/8/2024).
Atnike mengatakan, pihaknya mendesak dilakukannya penegakan hukum terhadap KKB. Dia menegaskan pelaku aksi serangan yang mengakibatkan hilangnya nyawa tidak dapat ditolerir
"Hak hidup, hak bebas dari rasa takut, dan hak atas perlakuan yang manusiawi adalah hak asasi yang harus dijamin dan dilindungi, dan menjadi tanggung jawab Negara," tambahnya.
Atnike menuturkan, Komnas HAM meminta pemerintah untuk melakukan langkah-langkah perlindungan dan pemulihan bagi korban dan keluarga akibat aksi kekerasan tersebut.
"Lebih lanjut Komnas HAM meminta pemerintah dan aparat keamanan untuk memastikan keamanan warga sipil di Papua," imbuh Atnike.
Diketahui, KKB membunuh pilot tersebut di Distrik Alama, Mimika, Senin (5/8) sekitar pukul 10.00 WIT. Korban tewas ditembak pelaku, sementara 6 penumpang lainnya yang sempat disandera dibebaskan dengan alasan merupakan warga setempat.
Jenazah pilot helikopter itupun diterbangkan ke Jakarta, hari ini. Jasad pilot kebangsaan Selandia Baru itu rencananya akan dipulangkan ke negara asalnya.
"Kami dari Satgas Ops Damai Cartenz-2024 siap mendukung proses pemulangan jenazah Pilot Gleen Malcom Coning ke Jakarta dan selanjutnya ke Selandia Baru," kata Kepala Ops Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Rabu (7/8).
Sementara itu, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2024 Kombes Bayu Suseno menambahkan, jenazah pilot diterbangkan dari Bandar Udara Mozes Kilangin Timika. Perusahaan tempat korban bekerja, PT Intan Angkasa mengawal proses pemulangan.
"Hari ini korban akan dibawa menuju Sentani dan kemudian akan diberangkatkan kembali menuju Jakarta dengan didampingi oleh pihak perusahaan," imbuhnya.
https://www.detik.com/sulsel/hukum-d...-papua-tengah.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Minta Usut Tuntas Pembunuhan Pilot di Papua

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid
TRIBUN-PAPUA.COM, JAKARTA - Pembunuhan pilot asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning, di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah menyita perhatian berbagi pihak. Termasuk para aktivis Hak Asasi Manusia (HAM).
Satu di antaranya adalah, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid. Menurutnya, peristiwa biadab dan tidak manusiawi itu merupakan pelanggaran berat hukum kemanusiaan internasional.
“Perlindungan warga sipil adalah prinsip fundamental yang harus selalu dijunjung tinggi, dan penargetan serta pembunuhan terhadap warga sipil secara sengaja tidak dapat diterima,” katanya di Jakarta.
Lebih lanjut dia berharap agar semua pihak yang terlibat dalam konflik berkepanjangan di Papua harus menghindari pembunuhan terhadap warga sipil.
“Kami mendesak pihak berwenang Indonesia segera menyelidiki kejahatan ini guna membawa pelaku ke pengadilan, termasuk diawali dengan eksaminasi forensik dan otopsi jenazah korban,” tegasnya.
Menurutnya, hal itu sangat penting bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan di luar hukum ini diadili dan harus segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Sekadar diketahui, Glen Malcolm Conning, seorang pilot Selandia Baru yang bekerja di Intan Angkasa Air Service, dibunuh oleh kelompok bersenjata saat helikopternya mendarat di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Senin (5/8/2024) setelah mendaratkan helikopter.
Amnesty International Indonesia mencatat lima kasus penembakan terhadap pesawat sipil yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata pro-kemerdekaan di Papua sejak 16 Februari hingga 2 Agustus 2024. Jumlah kasus tertinggi terjadi pada Februari dengan tiga insiden.
Kelompok bersenjata pro-kemerdekaan Papua (TPNPB-OPM) mengklaim bahwa tentara Indonesia sering menggunakan pesawat sipil untuk mengangkut pasukan dan perlengkapan militer ke zona konflik di Papua.
Akibatnya, pesawat sipil yang memasuki area tersebut menjadi sasaran serangan kelompok tersebut.
Warga sipil di Papua, termasuk Orang Asli Papua (OAP) lama menderita melalui operasi militer yang telah mengakibatkan pembunuhan di luar hukum oleh kelompok bersenjata negara dan non-negara.
Kemudian penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya, pengungsi internal, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
Rentang 1 Januari 2018 dan 5 Agustus 2024, Amnesty International Indonesia mencatat 130 pembunuhan di luar hukum dan setidaknya 240 warga sipil tewas.
Sedangkan warga negara Selandia Baru lainnya, Phillip Mehrtens, telah disandera sejak 7 Februari 2023 oleh faksi bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.
Pilot Susi Air ini disandera setelah mendaratkan pesawat komersial tersebut di daerah terpencil pegunungan Nduga.
Kelompok tersebut mengancam akan menembak warga negara Selandia Baru itu jika pembicaraan mengenai kemerdekaan Papua tidak dimulai.
Sejak penyanderaan tersebut, pemerintah telah mengerahkan lebih banyak pasukan keamanan. Dari Februari 2023 hingga April 2024, pemerintah telah mengerahkan 6.773 personel militer dan polisi ke Tanah Papua.
Penyanderaan melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan dasar dan perjanjian internasional, termasuk Pasal 3 Konvensi Jenewa 1949, yang melindungi warga sipil dan melarang penyiksaan serta perlakuan tidak manusiawi.
Hal ini juga bertentangan dengan Konvensi 1979 tentang Pengambilan Sandera, yang mengkriminalisasi tindakan tersebut oleh aktor negara dan non-negara. Selain itu, Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) melindungi hak individu atas kebebasan, keamanan, dan perlindungan dari perlakuan tidak manusiawi. (*)
https://papua.tribunnews.com/2024/08...ilot-di-papua.
kecaman berbagai pihak
0
292
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan