- Beranda
- Komunitas
- News
- Citizen Journalism
Bahkan Anak SMP pun Belum Bisa Baca Tulis, Miris Nggak Gansist dengan Negeri ini?


TS
amekachi
Bahkan Anak SMP pun Belum Bisa Baca Tulis, Miris Nggak Gansist dengan Negeri ini?

Bahkan Anak SMP pun Belum Bisa Baca Tulis, Miris Nggak Gansist dengan Negeri ini?
Kalau seseorang yang tidak bisa membaca dan menulis dengan benar itu namanya buta huruf ya gansist? Jika nyari penjelasan di google, bukan buta huruf yang di pencarian paling atas, tapi buta aksara. Sepertinya ini berlaku juga untuk kesemuanya, jika ada anak yang masih sekolah, pun dirinya belum bisa membaca itu bisa juga disebut mereka masih buta huruf. Perlu ditingkatkan lagi, diajarkan cara membaca dan menulis yang benar.
Jika ada wacana-wacana seperti pendapatan negara yang berlimpah, seperti kemarin tentang Indonesia dapat ratusan triliun rupiah dari hasil cukai, saya selalu mengedepankan agar semoga yang pertama duitnya dilimpahkan untuk biaya pendidikan.
Karena sesuatu yang paling penting untuk negara, sekalipun Indonesia kedatangan ribuan investor asing untuk tanamkan modal di negeri ini, jika pendidikan orang Indonesia kurang, ya sama saja bohong. Jangankan jadi atasan di perusahaan, jadi kuli pun bisa dilengserkan oleh pekerja asing.
Quote:

Total siswa SMPN yang nggak bisa membaca itu ada 29 murid. Selain alasan tidak etis tidak dinaikkan walaupun belum bisa membaca, juga guru di sana tak memiliki kompetensi mengajar anak berkebutuhan khusus di SD maupun SMP.
Mungkin sebenarnya memang bukan dari gurunya ya gansist, mereka pasti memberikan pengajaran dan keputusan yang terbaik untuk muridnya. Mudah-mudahan juga kisah ini bisa dijadikan peringatan untuk kita agar tak menggantungkan diri ke pihak guru dalam hal baca tulis anak kita.
Quote:

Literasi adalah hak asasi manusia yang penting, namun masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah buta huruf di Indonesia. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan mengadakan kegiatan masyarakat yang mendukung peningkatan tingkat literasi. Misalnya, lomba kecil-kecilan di tingkat RT/RW dapat membantu memantau kemampuan membaca masyarakat setempat.
Pentingnya literasi sebagai modal utama dalam menghadapi perkembangan zaman tak bisa dipandang sebelah mata. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS tahun 2022, angka buta aksara di Indonesia usia 15-59 tahun turun menjadi 1,50%, namun masih terdapat sekitar 2.666.859 orang yang mengalami buta huruf. Inovasi pada pendidikan dan kesadaran akan pentingnya literasi di masyarakat merupakan langkah penting dalam mengurangi angka buta huruf di Indonesia.
Meskipun terjadi penurunan tren buta huruf dalam satu dekade terakhir, masih diperlukan upaya bersama untuk memberantas masalah ini. Semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, perlu bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan literasi agar masyarakat Indonesia semakin terampil dalam membaca dan menulis.
Sumber Tulisan dan Gambar:
Kompas
suara.com
Hanya menulis berdasarkan sumber media, di sana ada kalimat menunjukkan anak berkebutuhan khusus
Namun dari wawancara reporter iNews tahun lalu pada kepala sekolahnya, video 6 menit
Menit terakhir di cecar pertanyaan pun, pak kepseknya nggak ngomong kalau mereka adalah siswa berkebutuhan khusus







iwankeme198016 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
2.5K
133


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan