Histoplasmosis adalah penyakit infeksi jamur pada paru-paru yang disebabkan karena menghirup spora jamur Histoplasma capsulatum. Jamur Histoplasma capsulatummerupakan spesies jamur mikroskopis yang ditemukan di sebagian wilayah Amerika Serikat dan di beberapa wilayah di dunia.

Setelah seseorang menghirup spora jamur Histoplasma capsulatum, orang tersebut seringkali tampak sehat-sehat saja dan tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi, penyakit histoplasmosis dapat menimbulkan gejala mulai dari pneumonia ringan hingga yang mengancam nyawa. Penyakit histoplasmosis sering keliru didiagnosis atau terlambat didiagnosis karena gejalanya sangat mirip dengan pneumonia biasa yang disebabkan karena infeksi bakteri atau virus.

Penyakit histoplasmosis yang berat cukup jarang terjadi. Pada sebagian orang, terutama orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit histoplasmosis dapat berujung pada infeksi paru-paru jangka panjang. Pada kasus histoplasmosis yang berat, infeksi ini dapat menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh yang lainnya, termasuk ke selaput otak (meningitis).

Penyakit histoplasmosis disebabkan karena seseorang menghirup debu tanah yang terkontaminasi spora jamur Histoplasma capsulatum. Histoplasma capsulatumsendiri merupakan suatu spesies jamur mikroskopis yang biasa ditemukan di tanah yang sudah bercampur dengan kotoran ayam, kotoran burung, atau kotoran kelelawar. Di Amerika Serikat, jamur ini banyak ditemukan di wilayah-wilayah di bagian tengah dan timur Amerika Serikat, seperti di negara bagian Ohio dan di lembah Sungai Mississippi.

Orang-orang yang banyak bersentuhan dengan kotoran burung atau ayam dalam jumlah besar lebih berisiko untuk terinfeksi jamur Histoplasma capsulatum. Petani, pemelihara unggas, penata taman dan pekerja bangunan merupakan beberapa pekerjaan yang dapat membuat seseorang terpapar spora jamur Histoplasma capsulatum dan dapat meningkatkan risiko untuk terserang histoplasmosis. Selain itu, seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih rentan terserang histoplasmosis, khususnya histoplasmosis berat.

Beberapa kondisi medis yang membuat seseorang lebih rentan terserang histoplasmosis, yaitu:

-HIV/AIDS
-Penerima transplantasi organ
-Orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan pelemah sistem kekebalan tubuh
-Usia yang terlalu muda atau terlalu tua (bayi atau lanjut usia)

Gejala-gejala penyakit histoplasmosis sangat mirip dengan gejala-gejala flu atau pneumonia pada umumnya, yaitu:

-Demam
-Menggigil
-Batuk
-Badan terasa pegal
-Tidak bertenaga
-Sakit kepala
-Nyeri dada

Gejala-gejala histoplasmosis muncul antara 3-17 hari setelah seseorang menghirup spora jamur Histoplasma capsulatum. Seringkali, gejala-gejala tersebut ringan dan bisa hilang dengan sendirinya dalam jangka waktu beberapa hari hingga satu bulan. Di daerah di mana jamur Histoplasma capsulatumbiasa ditemukan, orang-orang sudah terbiasa menghirup spora jamur tersebut, tetapi tidak mengalami gejala apa pun.

Dokter mendiagnosis penyakit histoplasmosis dengan cara mengambil sampel darah atau sampel urin untuk diperiksa di laboratorium.

Pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk mendiagnosis penyakit histoplasmosis mungkin termasuk:

-Pemeriksaan sampel cairan dari paru-paru atau saluran pernafasan
-Pemeriksaan imagingseperti rontgen atau CT scan paru-paru
-Pemeriksaan biopsi (pengambilan sampel jaringan yang terinfeksi melalui pembedahan)

Apabila sistem kekebalan tubuh penderitanya cukup kuat, gejala histoplasmosis bisa hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan.

Obat antijamur yang diresepkan oleh dokter diperlukan untuk mengobati:

-Pneumonia yang berat atau kronis
-Penyakit histoplasmosis yang sudah menyebar ke bagian tubuh lain dan meningitis jamur

Itrakonazol merupakan salah satu jenis obat antijamur yang biasa digunakan untuk mengobati histoplasmosis. Amfoterisin B adalah obat lainnya yang mungkin digunakan pada kasus histoplasmosis berat.

Lamanya pengobatan penyakit histoplasmosis dapat berkisar antara 3 bulan sampai satu tahun. Lamanya pengobatan tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan tingkat kekebalan tubuh penderitanya.