Kaskus

Story

DheaafifahAvatar border
TS
Dheaafifah
Harapan Diantara Kita
Di sebuah sekolah menengah yang ramai, cerita ini dimulai. Pagi itu, matahari bersinar cerah, menambah semangat para siswa untuk mengikuti kegiatan di sekolah. Di kantin sekolah, terlihat Jinan yang sedang duduk di sudut sambil menikmati jus jeruk favoritnya. Rambutnya yang hitam panjang tergerai indah, dan senyumnya yang manis selalu berhasil menarik perhatian.
Harapan Diantara Kita
Jinan, seorang gadis yang pintar dan ceria, sudah lama menyimpan rasa pada Kevin, seorang pemuda tampan dan atletis yang selalu terlihat di lapangan olahraga. Kevin, dengan postur tegap dan senyum yang menawan, menjadi idola banyak siswa di sekolah, termasuk Jinan. Namun, Jinan selalu merasa malu untuk mendekatinya. Setiap kali melihat Kevin, jantungnya berdegup lebih cepat, dan pipinya merona merah.

Hari itu, seperti biasa, Kevin duduk di meja dekat lapangan olahraga setelah selesai berlatih basket. Keringat membasahi kaosnya, menambah pesonanya. Jinan melihatnya dari kejauhan dan mengambil keputusan untuk memberanikan diri mendekatinya. Namun, setiap langkah yang diambilnya terasa begitu berat.

Sementara itu, di dalam hati Kevin, ada rasa yang selama ini ia pendam. Ia selalu kagum pada Jinan yang selalu ceria dan pintar. Namun, Kevin merasa bingung bagaimana cara mengungkapkan perasaannya. Ia takut, jika ia mengungkapkan, hubungan mereka bisa berubah canggung.

"Hey, Jinan!" terdengar suara temannya, Lila, yang menyadarkan Jinan dari lamunannya. "Kamu suka Kevin, kan? Kenapa nggak coba ngobrol sama dia?"

Jinan hanya tersenyum malu-malu dan menggelengkan kepalanya. "Aku nggak berani, Lila. Dia terlalu keren buat aku."

Lila tertawa kecil. "Ah, kamu ini. Coba aja dulu, siapa tahu dia juga suka sama kamu."

Jinan pun menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian yang tersisa. Dengan langkah gemetar, ia berjalan mendekati meja tempat Kevin duduk. Di sana, Kevin sedang berbicara dengan temannya, Raka.

"Hai, Kevin," sapa Jinan dengan suara sedikit bergetar.

Kevin menoleh dan tersenyum. "Hai, Jinan. Ada apa?"

Jinan ragu sejenak, namun kemudian ia tersenyum. "Aku cuma mau bilang... kamu hebat tadi di lapangan."

Kevin tersenyum lebih lebar. "Makasih, Jinan. Kamu baik banget."

Percakapan singkat itu membuat Jinan merasa lebih lega. Ternyata, berbicara dengan Kevin tidak seseram yang dibayangkannya. Namun, sebelum ia sempat melanjutkan, bel tanda istirahat selesai berbunyi. Jinan pun kembali ke kelasnya, merasa sedikit lebih dekat dengan Kevin.

Di sisi lain, Kevin merasa ada harapan. Ia melihat Jinan yang tersenyum malu-malu padanya dan merasa ada sesuatu yang spesial. Kevin pun berjanji pada dirinya sendiri, suatu hari nanti ia akan mengungkapkan perasaannya pada Jinan.

Hari-hari berlalu, dan mereka sering kali bertukar senyum di kantin atau di lapangan. Meski belum ada kata cinta yang terucap, keduanya tahu bahwa ada rasa yang tumbuh di antara mereka. Mereka hanya perlu sedikit lebih berani untuk mengungkapkannya.

Gambar: google
delia.adelAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan delia.adel memberi reputasi
2
96
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan