Mulan Van Java! Kisah Heroik Pejuang Wanita asal Kebumen Melawan Penjajah Belanda, Tan Peng Nio

Indonesia atau wilayah yang dahulunya disebut Nusantara ini sudah lama banyak dikunjungi umat manusia itu sepertinya adalah fakta ya gansist, sejarahwan dengan bukti-buktinya menunjukkan bahwa perkotaan kuno seperti Banten memiliki jumlah bahkan lebih banyak daripada kota-kota di Eropa pada masa yang sama. Silih-berganti orang-orang dari berbagai tempat pun migrasi ke Nusantara, hingga menjadikan Indonesia dengan komposisi penduduk yang heterogen seperti sekarang.

Keanekaragaman inilah yang menjadikan Indonesia kini mengenal banyak nenek moyangnya yang berjuang melawan penjajahan terdiri dari banyak etnis dan suku bangsa, mungkin yang sangat terkenal adalah Cut Nyak Dien, Christina Martha Tiahahu, RA Kartini dan Dewi Sartika. Namun ternyata ada lho pejuang perlawanan yang bahkan sampai dijuluki Mulan Van Java, berikut kisahnya.







Di Sunda Kalapa tahun 1740 terjadi huru-hara besar, dimana etnis tionghoa dibantai oleh tentara VOC Belanda. di masa yang sering disebut juga dengan perang Kuning (1740-1743), Tan Peng Nio ikut bergabung dengan kerabatnya Kapitan Sepanjang (Khe Panjang), seorang pemimpin dari kelompok laskar bersenjata Tionghoa yang bertempur melawan Belanda secara gerilya.

Khe Panjang tidak terlalu banyak diketahui kiprahnya dalam konflik tersebut, namun menurut sejarawan Universitas Negeri Semarang, Prof. Wasino, Khe Panjang merupakan tokoh penting di konflik Geger Pecinan seperti Patih Notokusumo, Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa dan Raden Mas Garendi atau Amangkurat 5 atau Sunan Kuning.







Tan Peng Nio, prajurit wanita berdarah Tionghoa, dikenal karena keberaniannya melawan penjajah Belanda pada abad ke-18. Kiprahnya terjadi dalam Perang Jawa melawan Belanda di wilayah Kebumen pada tahun 1741. Tan Peng Nio merupakan anggota pasukan khusus yang turut serta dalam memerangi penjajah dengan tekad yang kuat.

Meskipun tidak banyak yang diketahui tentang sejarah perjuangan Tan Peng Nio secara rinci, keberadaannya tetap memberikan warna dalam kisah perlawanan terhadap penjajah Belanda. Dalam suatu pertempuran besar pada tahun 1743, prajurit wanita ini menunjukkan ketangguhan dan semangat perlawanan yang luar biasa.

Sebagai seorang prajurit wanita dari etnis minoritas pada zamannya, Tan Peng Nio menjadi sosok inspiratif yang patut dihargai. Dalam ingatannya, kita terdorong untuk mengenang semangat perjuangan yang diwariskan olehnya. Dengan keberaniannya, Tan Peng Nio dapat diibaratkan sebagai Mulan dari Tanah Jawa yang pantang menyerah dalam melawan penjajah.

Kisah heroik Tan Peng Nio menunjukkan bahwa semangat perjuangan tak mengenal batas gender atau etnis. Melalui perjuangannya, dia membuktikan bahwa keberanian dan kesetiaan pada tanah air adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun tak terlalu dikenal luas, jasa perjuangannya dalam melawan penjajah Belanda tetap menjadi bagian dari sejarah perlawanan bangsa yang patut dikenang.


Sumber Tulisan dan Gambar:

Sindonews

Wikipedia

jernih.co


Keterangan foto: foto hitam putih Tan Peng Nio diambil dari digitalcollections.universiteitleiden.nl/KITLV 184881, namun banyak yang meragukannya, sebab di zaman kehidupan Tan Peng Nio, VOC belum memiliki kamera.

Dimungkinkan foto tersebut adalah milik seorang wanita yang punya nama persis dengan pejuang tersebut, yaitu Tan Ping Nio atau Eveline Tan, cucu dari kapiten Cina Bogor Tan Goan Piauw. Dan foto diambil sekitar tahun 1922.