Kaskus

News

amekachiAvatar border
TS
amekachi
Beratnya Wartawan saat Mencari Berita: Ditolak Wawancara karena Pakai Handphone China









Beratnya Wartawan saat Mencari Berita: Ditolak Wawancara karena Pakai Handphone China
Beratnya seorang Wartawan dalam Mencari Berita: Ditolak Wawancara karena Pakai Handphone China saat Merekam

Berita terbaru, mereka adalah orang-orang yang senantiasa menyajikan untuk masyarakat Indonesia tentang berita terbaru dalam negeri ini, tentunya nggak gampang dan penuh risiko. Contoh satu misalnya, kemarin baru saja diberitakan satu keluarga di kabupaten Karo, Sumatera Utara rumahnya terbakar dan menewaskan 3 orang penghuninya.

Ini adalah rumah dari wartawan Tribrata TV Sempurna Pasaribu, sampai saat ini kepolisian sudah menangkap 3 pelaku atas kasus ini yang menjadi kasus pembunuhan. Namun menurut Komite Keselamatan Jurnalis atau KKJ Sumatera Utara, ada kejanggalan dalam kebakaran ini. Sebab menurut Array A Argus, kejadian ini terjadi setelah korban memberitakan perjudian yang ada di jalan Kapten Bom Ginting, kabupaten Kabanjahe yang melibatkan oknum aparat berinisial HB.


Quote:





Beratnya Wartawan saat Mencari Berita: Ditolak Wawancara karena Pakai Handphone China
Berbagai macam kisah seperti yang terjadi di daerah konflik seperti Nagaland, India timur laut, wartawan sering menjadi sasaran pasukan keamanan dan intelijen. Mereka hidup dalam bayang-bayang ancaman dan pengawasan konstan. Darurat militer mempercepat kerja mereka, seringkali membatasi kebebasan mereka untuk mencari fakta secara menyeluruh.

Di Jalur Gaza wartawan atau reporter pun jadi korban keganasan perang antar milisi Hamas dan militer Israel, di Indonesia pun banyak kisah. Semisal nasib wartawan sebuah stasiun televisi swasta Indonesia, Sory Ersa Siregar yang tewas dalam baku tembak antara TNI dan anggota GAM saat meliput konflik di Aceh tahun 2003.


Quote:




Beratnya Wartawan saat Mencari Berita: Ditolak Wawancara karena Pakai Handphone China
Namun sampai saat ini kasus tersebut sudah berakhir dengan baik, Kombes Dodi Darjanto telah meminta maaf kepada jurnalis SCTV tersebut. Itu dilakukan Dodi dengan cepat sehari setelah kejadian, dirinya langsung menyadari kesalahannya. Dodi pun menerangkan jika saat itu dirinya sedang bercanda dan tak untuk merendahkan profesi jurnalis, tapi kejadiannya jadi seperti ini, sebut Dodi.emoticon-Big Grin

Memang dalam setiap berita yang disajikan, wartawan harus mempertimbangkan risiko yang melingkupi. Dari persoalan peliputan yang terganggu, keengganan dalam wawancara bahkan sampai pada penculikan seperti yang dialami oleh jurnalis yang sekarang jadi Ketua Komisi 1 DPR RI Meutya Hafid. Karena sejatinya mereka tidak hanya memperjuangkan kebenaran, tetapi juga keselamatan diri mereka sendiri. Ketika keinginan untuk memberikan informasi yang benar bertabrakan dengan risiko yang tak terhitung, pilihan sulit harus diambil.

Risiko berat yang dihadapi wartawan dalam mencari berita adalah cerminan dari keberanian dan ketegasan mereka dalam memenuhi tugas jurnalistik. Kita sebagai publik harus menghargai upaya mereka yang tak kenal lelah, dan berdoa agar langkah-langkah mereka diliputi perlindungan dan keamanan.


Sumber Tulisan dan Gambar:

Tribunnews

detikNews
krukovAvatar border
xatriaAvatar border
dragonhosterAvatar border
dragonhoster dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.2K
39
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan