Kaskus

News

westernwayAvatar border
TS
westernway
Srv Litbang Kompas: Pemilih Pilkada Jateng Pertimbangkan Agama & Suku diatas 70%
Hasil survei Litbang Kompas memperlihatkan mayoritas masyarakat Jawa Tengah condong memilih calon kepala daerah yang seagama dan satu suku, menjelang Pilkada Jateng 2024.

Dikutip dari Kompas.id, Kamis (18/7/2024), hasil survei Litbang Kompas memperlihatkan sekitar 77,2 persen responden akan memilih calon kepala daerah yang seagama pada Pilkada Jateng 2024.

Sedangkan 13,8 persen responden tidak memilih calon kepala daerah yang seagama.

Kemudian sebanyak 72 persen responden menyatakan akan memilih calon yang satu suku dengan mereka di Pilkada Jateng. Sedangkan 13,2 persen responden menyatakan tidak masalah memilih calon yang berbeda suku.

Menurut peneliti Litbang Kompas M Toto Suryaningtyas, hasil survei itu juga memperlihatkan peta politik di kalangan masyarakat Jateng memperlihatkan terdapat 2 kelompok, yakni kelompok abangan atau nasionalis dan santri atau berbasis massa Islam.

Pada saat ini, kata Toto, kalangan pemilih nasionalis di Jateng terbelah menjadi basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan pendukung partai nasionalis sekuler lainnya.

"Akan tetapi, di kalangan pendukung PDI-P juga terbelah, ada yang loyal dengan PDI-P tapi ada juga yang pro Presiden Jokowi," kata Toto saat dihubungi.
Sedangkan basis pemilih dari kalangan Islam di Jateng, kata dia, tidak hanya didominasi kalangan santri.


Toto mengambil contoh fenomena Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Pemilu Legislatif 2024 di Jateng. Perolehan suara PKB mencapai 3,036,464 suara atau 15,3 persen berada pada posisi kedua di bawah PDI-P yang meraup 5.270.261 suara atau 26,6 persen.

"Partai Islam yang berkembang dengan pesat di Jateng itu memang PKB, karena corak pemilih Islam di Jateng juga bercorak nasionalis. PKB kan juga bercorak partai Islam yang nasionalis," ujar Toto.

Di sisi lain, kata Toto, dominasi PDI-P di Jateng juga mulai terdesak oleh sejumlah partai bercorak nasionalis lainnya.

Menurut Toto, partai berlambang banteng bermoncong putih itu kini harus menghadapi partai nasionalis seperti Gerindra, Nasdem, Demokrat, serta Golkar.

"Kemenangan PDI-P sejak 1999 cukup dominan, tapi memang enggak sampai 50 persen. Dominan dari keseluruhan kabupaten/kota mayoritas masih dimenangkan PDI-P. Di 2024 sudah mulai terganggu oleh partai-partai nasionalis yang lain," ucap Toto.


Toto menyampaikan, kombinasi pasangan calon kepala daerah berlatar nasionalis-Islam di Pilkada Jateng 2024 masih mungkin terjadi, seperti pada 2018 ketika Ganjar Pranowo berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen.

Akan tetapi, kata Toto, semua pihak saat ini masih bersikap menunggu gerak-gerik pesaing sebelum menetapkan siapa kandidat akan diusung pada Pilkada Jateng 2024.

"Sepertiga pemilih ada di PDI-P, sepertiga di pemilih Islam, sepertiga di pemilih nasionalis lain. Jadi semua saling menunggu siapa yang akan dicalonkan," papar Toto.

Survei itu dilakukan melalui wawancara tatap muka pada periode 20 sampai 25 Juni 2024.

Jumlah responden sebanyak 500 orang yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 35 kabupaten/kota di Jateng. Tingkat kepercayaan survei itu mencapai 95 persen dengan margin of error sekitar 4,4 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. 

kompas
namdokmaiAvatar border
namdokmai memberi reputasi
-1
76
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan