- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Fakta-Fakta Bos Koperasi Bunuh Karyawannya Sendiri, Gegara Duit 500 Ribu


TS
kabar.reskrim
Fakta-Fakta Bos Koperasi Bunuh Karyawannya Sendiri, Gegara Duit 500 Ribu

BOS sekaligus pemilik Koperasi Jaya Perkasa di Lombok NTB berinisial PCM alias Charles tega menghabisi karyawanya sendiri. Korban berinisial Jaimitu Fatima atau JF (23), mahasiswa asal Atambua NT yang baru seminggu bekerja di koperasi tersebutT.
Pelaku sempat melapor kepada polisi bahwa korban mati gegara bunuh diri. Namun dari hasil penyelidikan, mahasiswa malang itu diduga dibunuh tiga pelaku.Yakni pimpinan koperasi PCM (23) serta pengawas lapangan berinisial AYT (32) dan PFM (19).
“Korban JF sama-sama bekerja di koperasi bersama tiga pelaku. Korban baru 1 minggu kerja di koperasi tersebut,” ungkap AKBP Didik dikutip, Rabu 5 Juni 2024.
Korban dibunuh karena memiliki tanggungan Rp 500 ribu namun ingin pulang kampung. Hal itulah yang diduga memicu amarah pelaku dan mengejar pelaku menggunakan sepeda motor.
“Para pelaku menganiaya korban dengan cara memukul menggunakan sebatang kayu pada bagian punggung dan kepala. Korban hilang kesadaran dan diduga langsung meninggal dunia,” sebut Kapolres.
Panik dengan kondisi korban yang telah meninggal, ketiga pelaku kemudian merekayasa kejadian tersebut seolah-olah korban gantung diri. Korban diikat menggunakan baju di sebuah kayu. Para pelaku juga menyiram air ke celana korban seolah-olah benar korban menggantung diri
Kapolres Lombok Utara AKBP Didik Putra Kuncoro mengatakan bahwa saat mayat korban atas nama Jaimitu, 23 tahun warga Atambua, NTT yang tinggal di BTN Nusantara ditemukan, itu terdapat banyak kejanggalan. Polisi kemudian berhasil menemukan bukti bahwa korban sengaja dibunuh.
“Di TKP kita menemukan korban tergantung dalam keadaan tidak menggunakan baju. Bajunya digunakan untuk menggantung diri di pohon. Kemudian celananya basah semuanya. Kejanggalan paling nyata adalah jarak tubuh korban dengan tanah itu kurang dari 1 cm,” ujarnya, Rabu (29/5).
Ketiga pelaku kemudian ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Mereka diancam pelanggaran pidana Pasal 351 ayat (3) tentang penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal. Para pelaku yakni pimpinan koperasi tempat korban bekerja berinisial PCM alias Charles (23 ), warga Belu, NTT. Kemudian pengawas lapangan koperasi berinisial AYT alias Yuven (32) warga Bengkulu dan PFM alias Dito (19) warga Belu, NTT.
“Alhamdulillah pelaku berhasil kita tangkap kurang dari 48 jam,” ucapnya.
Pengakuan Keluarga
Jaimitu (23) yang diduga menjadi korban pembunuhan adalah anak ke 5 dari 8 bersaudara dari pasangan Joaong Lay dan Brigida Gomes. Pria yang akrab disapa Amitu itu merupakan alumni Sekolah Menengah Atas di SMAN I Atambua.
Salah satu perwakilan keluarga atas nama Emanuel Ulu menjelaskan bagaimana perjalanan singkat almarhum Jaimitu Fatima yang berakhir dengan menjadi korban pembunuhan.
Pada tanggal 13 Mei 2024 Amitu berangkat dari rumahnya di Ursulin ke Lombok, NTB melalui jalan darat ke Kupang. Sampai di Kupang keberangkatan sempat tertunda sebab Kapal penumpang baru akan berlayar pada tanggal 18 Mei dan tiba di Mataram pada 21 Mei 2024.
Amitu berangkat ke Lombok – NTB dengan membawa uang yang pas – pasan saja.
Kepergiannya adalah bekerja untuk merubah nasib sebab kondisi ekonomi keluarga yang cukup terbatas yang mana awalnya Amitu berkomunikasi dengan teman – temannya yang ada di Lombok bahwa ada pekerjaan baginya.
Namun naasnya, teman – teman yang berkomunikasi dengan Amitu-lah yang kemudian menjadi pelaku pembunuhan.
Dikatakan pihak keluarga bahwa sesampainya di Mataram, Amitu tetap aktif berkomunikasi dengan keluarga di Atambua melalui Handphone. “Dia Telpon dan WA kepada keluarga dan adik – adik bahwa sudah tiba dengan selamat dan sudah mulai bekerja,” tutur Emanuel Ulu.
Dan terjadilah sesuatu yang tidak pernah keluarga bayangkan yaitu pada hari Minggu tanggal 26 Mei 2024 pihak mendengar berita bahwa anak mereka meninggal dengan cara menggantung diri.
“Kami seperti tidak percaya, bagaimana mungkin hal ini terjadi sebab dia berangkat dari sini dalam keadaan sehat walafiat. Setahu keluarga Amitu Fatimah tak ada masalah apapun di keluarga atau lainnya yang membuat dirinya stres hingga harus mengakhiri hidup dengan cara tragis seperti itu,” pintanya.
Ditambahkan,”Kami betul – betul tidak bisa menerima kenyataan itu sehingga sejak hari minggu kami tetap menghubungi anak–anak kita yang ada di Mataram.”
Sampai berita terakhir yang diketahui keluarga bahwa Amitu bukan mati bunuh diri melainkan dibunuh. Yang membuat keluarga lebih sakit hati lagi adalah tersangka yang membunuh bukanlah orang lain.
“Tersangka yang membunuh ini bukan orang lain tetapi teman – temannya sendiri, ini yang membuat kami sakit hati luar biasa seperti tidak menerima kenyataan ini,” ujar Emanuel Ulu.
Di saat–saat terakhir sebelum kematiannya, Amitu aktif mengirim pesan Whatsapp dengan keluarga yang menceritakan bagaimana kondisinya dan dia dalam situasi yang terjepit.
Sumber
Gara-gara Hutang 500 Ribu, Bos Koperasi Bunuh Karyawanya Secara Sadis
Pria di Lombok Ditemukan Tewas Tergantung, Ternyata Dibunuh Bos Koperasi
Ini Motif Pimpinan Tega Bunuh Pegawai Koperasi
Baru Belasan Hari Pergi Merantau, Amitu Diduga Dibunuh Sesama Orang Belu Di NTB
Turut berduka cita atas wafatnya beliau Jamitu Fatima alias Amitu.






aku.hamil.mas dan 3 lainnya memberi reputasi
4
561
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan