- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ternyata Ada Proyek Kereta Cepat di Balik Rugi WIKA 2023


TS
mabdulkarim
Ternyata Ada Proyek Kereta Cepat di Balik Rugi WIKA 2023

Samuel Gading - detikFinance
Kamis, 11 Jul 2024 21:30 WIB
Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang kini bernama Whoosh.Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA Agung Budi Waskito, mengungkap perusahaan mengalami kerugian besar pada 2023. Salah satu penyebabnya ada proyek Kereta Cepat.
Dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Agung membeberkan penyebab besar kerugian perseroan adalah PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI adalah konsorsium berisi beberapa BUMN yang terlibat dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, sekarang Whoosh.
Mengutip dari situs KCIC, konsorsium tersebut terdiri dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) 51,37%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 39,12%, PT Perkebunan Nusantara I 1,21%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8,30%. Pada 16 Oktober 2015 PSBI dan konsorsium perusahaan perkeretaapian Tiongkok, melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd membentuk perusahaan patungan yang dinamakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Selain PSBI, faktor tingginya beban bunga juga menjadi pemicu kerugian.
"Kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pak, yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp 6,1 triliun, kemudian yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, pak. Sehingga hampir Rp 12 triliun," ujar Agung Budi di DPR, Senin (8/7/2024).
Agung kemudian menjelaskan guna menyiasati hal itu, perseroan mau tidak mau harus melakukan pinjaman melalui obligasi yang menimbulkan beban keuangan Rp 11 triliun. Selain itu, performa keuangan WIKA juga harus turun karena memberikan Surat Hibah Lahan (SHL) dalam periode 2019 sampai 2022.
"Sehingga memang dengan pinjaman yang cukup besar ini di dalam laporan tadi ada dua komponen. Yang pertama adalah beban bunga yang memang cukup tinggi. Yang kedua adalah beban lain-lain di antaranya mulai tahun 2022 itu kita juga sudah mulai mencatat adanya kerugian dari PSBI atau Kereta Cepat yang tiap tahun juga cukup besar, pak. Jadi kira-kira gitu, pak," jelasnya.
Di sisi lain, Agung menjelaskan WIKA mempunyai saham mayoritas di PSBI yang merupakan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI). PBSI sendiri memegang 60% saham dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh.
"Kita, jadi kereta cepat itu 60% dimiliki PSBI atau Indonesia, 40 persen China, yang 60 persen itu kita 38 persen, pak. Jadi kalau dulu di Perpres kita sebagai leader, tapi sekarang leadernya di KAI, Pak. Tapi kemungkinan kami masih 38 persen. Mungkin secara garis besar, demikian Pak Haris, sisanya tertulis," pungkasnya.
(hns/hns)
https://finance.detik.com/bursa-dan-...ugi-wika-2023.
Demi Proyek Whoosh, PT KAI Tidak Setor Dividen ke Negara

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
IKLAN
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia atau KAI tidak membagikan dividen kepada negara selama periode 2021–2023 demi memperkuat keuangan perusahaan dan mendukung kelancaran proyek kereta cepat Jakarta--Bandung Whoosh.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya mengatakan keputusan ini sesuai dengan arahan Komite Kereta Cepat, yang terdiri dari Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN.
“Sejak 2021, KAI mendapat amanah dari Komite Kereta Cepat untuk menahan dividen untuk penguatan keuangan KAI … Jadi tidak ada porsi dividen,” ujar Salusra.
KAI mencatat total kontribusi kepada penerimaan negara pada 2018 adalah Rp3,9 triliun, kemudian naik menjadi Rp4,4 triliun pada 2019 melalui pajak dan PNBP atau penerimaan negara bukan pajak.
Namun, pada 2020 dan 2021, kontribusi KAI dalam bentuk PNBP dan pajak menurun karena pandemi COVID-19 yang menyebabkan operasional kereta api mengalami penurunan kinerja. Kontribusi KAI kepada negara pada 2020 adalah Rp3 triliun dan pada 2021 sebesar Rp2,9 triliun.
Salusra menyebut perseroan tidak menyetorkan dividen sepanjang periode tersebut.
Meskipun tidak membagikan dividen, KAI tetap memberikan kontribusi yang signifikan kepada penerimaan negara melalui pajak dan PNBP. Pada 2023, total kontribusi KAI mencapai Rp4,9 triliun. Pada 2022, total kontribusi yang diberikan KAI kepada penerimaan negara adalah Rp3,1 triliun.
KAI mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1,8 triliun pada tahun anggaran 2025 untuk mendukung pengadaan sarana KRL Jabodetabek, termasuk mendatangkan 11 rangkaian kereta baru dari luar negeri.
Salusra mengatakan suntikan ini dibutuhkan untuk mengganti kereta komuter yang usianya sudah di atas 30 tahun sekaligus mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang.
“Sekarang yang terjadi cadangan sudah habis terpakai dan beberapa kereta sudah tidak dapat difungsikan sehingga penggantian dan penambahan kereta ini mendesak,” katanya.
Pada periode 2015-2022, total PMN tunai yang diterima KAI adalah sebesar Rp17,7 triliun, yang seluruhnya dipakai untuk penugasan proyek kereta cepat Jakarta—Bandung dan LRT Jabodetabek.
Jumlah Penumpang Whoose Capai 2,6 Juta Orang
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat jumlah penumpang yang diangkut Whoose selama beroperasi periode Januari hingga Juni 2024 mencapai 2.658.492 orang.
"Pada periode Januari sampai dengan Juni 2024, KCIC melayani sebanyak 2.658.492 penumpang Whoosh," kata GM Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa dalam keterangan di Jakarta, 5 Juli 2024.
Eva mengatakan, secara keseluruhan jumlah penumpang yang diangkut kereta cepat Whoosh sejak dioperasikan secara komersial di 17 Oktober 2023 sebanyak 3,8 juta orang.
Pada Semester I 2024, rata-rata volume penumpang bulanan KCIC mencapai 443 ribu penumpang per bulan. Puncaknya terjadi pada Juni 2024 dengan total penumpang mencapai 535 ribu penumpang per bulan.
"Sebelumnya rata-rata penumpang harian KCIC di semester I 2024 mencapai 14,6 ribu penumpang per hari, jumlah tersebut terus mengalami peningkatan hingga puncaknya di bulan Juni 2024 rata-rata penumpang per hari mencapai 17,8 ribu penumpang per hari," ujar Eva.
Dia mengatakan sejak Januari 2024, volume penumpang terus menunjukkan peningkatan mulai April, Mei, hingga Juni.
Menurutnya, peningkatan itu terjadi karena beberapa faktor seperti kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh dari waktu ke waktu melalui layanan pemesanan rombongan dan frequent Whoosher yang dihadirkan untuk pengguna rutin yang juga mengalami peningkatan.
"Selain itu adanya momen libur lebaran, long weekend dan libur sekolah juga menjadi salah satu faktor pendukung," tutur Eva.
Dia menyebutkan berbagai peristiwa penting menghiasi perjalanan KCIC di semester I 2024, yakni penerapan tarif dinamis, libur panjang, angkutan libur lebaran, angkutan libur sekolah, peresmian layanan batal dan ubah jadwal online, layanan contact center, dan frequent Whoosher Card.
Eva menambahkan rata-rata okupansi Whoosh juga terus terjaga di 60-70 persen di luar jam sibuk dan 80-100 persen pada jam sibuk pagi dan sore hari.
Ia mengklaim penumpang pebisnis, wisatawan, pelajar, perorangan dan rombongan silih berganti menggunakan Whoosh secara rutin.
"KCIC siap menyambut semester 2 di tahun 2024 dengan penuh rasa optimis. Berbagai peningkatan pelayanan disiapkan oleh KCIC untuk meningkatkan kenyamanan seluruh penumpang Whoosh," kata Eva.
https://bisnis.tempo.co/read/1890236...iden-ke-negara
Dibalik besarnya hutang KCIC, jutaan orang sudah merasakan manfaat akses cepat Jakarta-Bandung yang sebelumnya paling cepat 3.5 jam lewat kereta Parahyangan...


aku.hamil.mas memberi reputasi
1
273
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan