1. Donor darah (syok hipovolemik dapat terjadi apabila seseorang dengan berat badan di bawah 50 kg mendonorkan darah).
2. Perdarahan luar (luka pada kulit yang terlalu banyak mengeluarkan darah).
3. Perdarahan dalam (biasanya terjadi karena trauma tumpul rongga perut atau rongga dada, patah tulang paha atau panggul, saluran telur yang pecah akibat kehamilan ektopik, varises di kerongkongan yang pecah pada penderita sirosis hati, tukak lambung, serta tindakan operasi tertentu).
4. Perdarahan yang berlebihan dari v*g*na, misalnya karena menstruasi yang berlebihan (biasanya terjadi pada perempuan yang menderita kelainan pembekuan darah bawaan), kanker atau tumor kandungan, keguguran, perdarahan selama kehamilan, serta perdarahan pasca persalinan.
5. Muntah-muntah atau diare (kehilangan cairan tubuh melalui saluran pencernaan).
6. Luka bakar (kehilangan cairan tubuh dan protein plasma darah).
7. Berkeringat terlalu banyak (kehilangan cairan tubuh melalui kulit).
8. Obat-obatan diuretik (kehilangan cairan tubuh melalui air seni).
9. Diabetes insipidus (kehilangan cairan tubuh melalui air seni).
10. Demam berdarah dengue (kehilangan cairan tubuh dan protein plasma darah yang disebabkan karena kebocoran plasma darah).




1. Tubuh lemas karena jumlah darah di dalam tubuh terlalu sedikit.
2. Denyut nadi cepat tapi tidak teraba.
3. Laju pernapasan cepat tapi dangkal.
4. Kulit pucat kebiruan.
5. Denyut jantung cepat tapi lemah.
6. Produksi air seni berkurang.
7. Bibir dan ujung jari membiru.
8. Gelisah dan kebingungan.
9. Suhu tubuh menurun.
10. Tekanan darah menurun.
11. Kepala terasa pusing.
12. Rasa haus yang berlebihan karena jumlah cairan di dalam tubuh terlalu sedikit.
13. Pingsan atau tidak sadarkan diri.




1. Gagal ginjal akut akibat kurangnya suplai darah ke ginjal.
2. Gangren dan nekrosis pada tangan dan kaki akibat kurangnya suplai darah ke tangan dan kaki, yang dapat berujung pada tindakan amputasi.
3. Kerusakan otak akibat kurangnya suplai darah ke otak.
4. Iskemia usus akibat kurangnya suplai darah ke usus, yang ditandai dengan sakit perut hebat.
5. Kematian.




Syok hipovolemik adalah kondisi gawat darurat yang mengancam nyawa. Seseorang yang mengalami syok hipovolemik harus segera dibawa ke instalasi gawat darurat rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Sebelum membawa korban ke instalasi gawat darurat rumah sakit, pertolongan pertama yang harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa korban yaitu:

1. Baringkan tubuh korban di permukaan yang datar dan posisikan kepala korban lebih rendah dari jantung.
2. Walaupun korban merasa sangat kehausan, jangan berikan cairan jenis apapun ke dalam mulut korban. Biarkan korban mendapatkan penggantian cairan hanya melalui selang infus saja.
3. Naikkan kaki korban lebih tinggi dari jantung, sehingga posisi kepala korban jauh lebih rendah dari kaki korban.
4. Apabila ada perdarahan, tekanlah lokasi perdarahan dengan menggunakan kain yang bersih atau kassa steril untuk mengurangi jumlah darah yang terbuang (apabila perdarahan terjadi di kaki atau tangan korban, naikkan tangan atau kaki yang mengalami perdarahan lebih tinggi dari jantung).
5. Jaga suhu tubuh korban supaya tetap hangat dengan cara menyelimutinya.
6. Jangan pernah mencabut benda apapun yang menancap di tubuh korban, misalnya pecahan kaca, pisau, tombak, serta anak panah, karena hal ini hanya akan menyebabkan perdarahan yang jauh lebih hebat dari sebelumnya.




Setelah korban tiba di instalasi gawat darurat rumah sakit, dokter dan perawat akan melakukan tindakan penyelamatan nyawa secara agresif, antara lain:

1. Pemasangan jarum infus berukuran besar di vena besar (16G atau 14G untuk orang dewasa, 22G untuk anak-anak dan 24G untuk bayi) untuk mempermudah pemberian cairan infus dan transfusi darah secara agresif.
2. Pemberian cairan infus atau larutan albumin melalui selang infus untuk menambah volume darah supaya volume darah kembali normal.
3. Pemberian transfusi darah untuk menggantikan darah yang terbuang akibat perdarahan.
4.. Pemasangan kanul oksigen atau masker oksigen untuk meningkatkan kadar oksigen di dalam darah supaya organ-organ tubuh tidak kekurangan oksigen.
5. Pemberian obat-obatan yang bekerja meningkatkan tekanan darah, antara lain epinefrin dan norepinefrin.
6. Operasi darurat untuk menghentikan perdarahan, baik perdarahan dalam maupun perdarahan luar.

PENUTUP

Sekian thread dari gue .
Apabila ada salah kata atau ada kata-kata gue yang kurang berkenan, gue mohon maaf .
Selamat malam!

Sumber:

1. 70% pemikiran gue sendiri (dulu waktu gue masih SMA, gue mengikuti ekstrakurikuler PMR Wira).
2. https://www.alodokter.com/syok-hipovolemik
3. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hypovolemic_shock
4. https://hellosehat.com/kelainan-dara...k-hipovolemik/
5. https://www.halodoc.com/kesehatan/syok-hipovolemik
6. https://www.healthline.com/health/hy...ovolemic-shock
7. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/...ovolemic-shock

3 Tempat Wisata Ini Bikin Kita Tambah Bangga Menjadi Orang Indonesia!
3 Tumbuhan Berkhasiat Obat Yang Banyak Ditemukan Di Indonesia



#SeputarMusik 3 Lagu Lawas Milik Almarhum Glenn Fredly Yang Sangat Jarang Diketahui



#Kosmetologi 5 Bahan Baku Pelembap Yang Harus Kalian Ketahui
#Kosmetologi 3 Bahan Aktif Yang Banyak Digunakan Dalam Produk Krim Pencerah Kulit