- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Duet Andika - Kaesang Siap Bantai Kapolda Jateng, Gibran Minta Adiknya Sowan ke Puan


TS
iqbalballe
Duet Andika - Kaesang Siap Bantai Kapolda Jateng, Gibran Minta Adiknya Sowan ke Puan

Sumber: Bisnis
Desas-desus mengatakan bahwa Ketua PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Kaesang Pangarep akan maju di Pilkada Jakarta 2024.
Akan tetapi, kabar tersebut ditepis oleh Wakil Presiden Terpilih sekaligus kakak kandung dari Kaesang, Gibran Rakabuming Raka.
Gibran menilai Kaesang tidak usah di Jakarta. Soal Gibran blusukan di Jakarta tidak terkait dengan Kaesang.
“Kaesang jangan di Jakarta lah. Kalau saya ke Jakarta enggak ada urusan dengan Kaesang,” ujar Kaesang usai Rapat Paripurna DPRD Solo, Senin, 8 Juli 2024.
Gibran justru mendukung pernyataan Puan Maharani yang mempertimbangkan Kaesang untuk diusung di Pilgub Jawa Tengah.
“Bagus itu, seharusnya hari ini Kaesang ketemu Mbak Puan. Kalau Mbak Puan sudah ber-statement seperti itu ya bagus,” kata Kaesang.
Lebih lanjut, Gibran mengatakan adanya dukungan dari Puan Maharani merupakan kekuatan bagi Kaesang.
Menurut Wali Kota Solo itu, seharusnya Kaesang segera merespons pernyataan Puan dengan menemui putri Megawati Soekarnoputri tersebut.
“Menyambut itu, ya Kaesang harus segera ketemu dengan Mbak Puan hari ini. Bagus itu,” kata dia.
Sumber : https://soloraya.solopos.com/soal-pi...harani-1956574
Pernyataan Gibran tentu menunjukkan keinginannya agar Kaesang segera sowan ke Puan Maharani untuk merealisasikan duet Andika Perkasa – Kaesang Pangarep.
Sumber : https://nasional.kompas.com/read/202...ad-luthfi-pada
Akan tetapi, bagaimana bisa tiba-tiba Gibran mendorong agar Kaesang maju di Pilgub Jateng bersama Andika Perkasa?
Berikut beberapa situasi politik tingkat tinggi terkini yang menyebabkan munculnya simptom baru tersebut.
PERTAMA, dimulainya babak baru persaingan Jokowi vs Prabowo menciptakan situasi geger nasional di pekan kemarin, dimana situasi ini turut dipicu oleh pelemahan tajam posisi tawar Kepolisian terhadap Militer secara ekstrim belakangan ini.
Sejumlah aspek vital yang perlu dicermati seksama dari sini meliputi:
a. Sejak aksi brutal Kepolisian mengepung gedung Kejaksaan Agung yang memicu friksi tajam antara Jaksa Agung – Panglima TNI – Kepala BIN vs Kapolri, posisi Kepolisian terus melemah.
Sumber : https://www.kompas.tv/nasional/51039...edung-kejagung
Apalagi, Presiden Jokowi kemudian menugaskan Menkopolhukam sebagai pimpinan Satgas Pemberantasan Judi Online, yang seharusnya menjadi tugas Kapolri, jelas merupakan tamparan hebat dari Presiden ke Kapolri.
Sumber : https://polkam.go.id/keppres-no-21-t...-polhukam-ada/
Meski kemudian bobolnya server PDN yang diduga kuat diserang oleh Komplotan Judi Online (Sa Kong Sa), menghambat kinerja Satgas Pemberantasan Judi Online Menkopolhukam, namun penyingkapan pembunuhan berencana terhadap wartawan Sumut (beserta keluarganya) oleh Kapolda Sumut Agung Setya Imam Effendi (mantan Deputi VI BIN, bagian dari poros Kepala BIN), menghadirkan penguatan posisi tawar terhadap Aliansi Jaksa Agung – Panglima TNI – Kepala BIN – Menkopolhukam menggebuk Kapolri.
Sumber :
https://www.mynews.id/read/2022/09/3...erbeda-mengapa
https://www.antaranews.com/berita/41...rtawan-di-karo
https://nasional.kompas.com/read/202...lda-baru-sumut
Terlebih, bebasnya Pegi Setiawan imbas salah fatal polisi menangkap dan tersangkakan pelaku dalam kasus Vina Cirebon, semakin menekan posisi Kapolri ke level paling rendah sejak kasus pembunuhan Brigadir Joshua oleh Ferdy Sambo.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasiona...an-polda-jabar
Sehingga tekanan politik hebat kepada Kapolri datang dari segala penjuru, mulai dari Wakil Presiden, DPR RI, hingga sejumlah Parpol.
b. Pelemahan tajam posisi Kapolri ini mendorong Wakapolri ambil peran utama dalam proses pengesahan anggaran Polri di DPR RI, dimana Kapolri sama sekali tidak menunjukkan muka di DPR RI selama proses ketok palu anggaran jumbo Polri yang naik Rp 60 T menjadi Rp 165 T di 2025.
Anggaran yang jauh melebihi gabungan anggaran IKN Rp 70 T di 2025 dan anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 71 T di 2025.
Sumber :
https://nasional.tempo.co/read/18788...-16531-triliun
c. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Agus Andrianto adalah orang kepercayaan Bobby Nasution (sejak masih Kapolda Sumut), sehingga penguatan posisi tawar Wakapolri menimbulkan kekhawatiran di internal Gerindra.
Sebab bergabungnya Bobby Nasution ke Gerindra (batal gabung Golkar) telah meningkatkan kans Gibran naik Ketum Gerindra baru pada 2025 atau 2026.
Sumber :
https://www.punosekawan.com/wakapolr...pw-pujakesuma/
https://nasional.kompas.com/read/202...-golkar-mekeng
Prabowo sendiri telah memerintahkan persiapan Bursa Ketum Gerindra untuk pertama kalinya sejak berdiri, pasca pelantikan Prabowo – Gibran.
Saat ini, Wakapolri Agus Andrianto sedang memainkan peranan sebagai orang nomor satu Polri yang dipercaya keluarga Presiden dan Luhut Binsar Pandjaitan. Sementara Kapolri Listyo Sigit Prabowo sedang bonyok di seluruh tubuhnya.
d. Tiga situasi di atas mendasari kemunculan pergerakan Sudrajat Djiwandono (Dewan Pakar TKN) melambungkan isu panas Makan Bergizi Gratis lebih prioritas daripada IKN, karena IKN ia nilai hanya menguntungkan Kalimantan.
Sumber : https://www.kompas.tv/ekonomi/496514...ada-bangun-ikn
Sikap Sudrajat merupakan reaksi terhadap pelemahan posisi tawar Budisatrio Djiwandono terhadap Gibran pada kursi calon ketum baru Gerindra.
e. Dalam merespons bola panas Sudrajat Djiwandono yang dimaknai media massa dan media sosial, serta khalayak luas sebagai pecahnya Jokowi vs Prabowo, Luhut Binsar Pandjaitan menjawab dengan penuh kehati-hatian, yang kemudian diikuti penegasan presiden bahwa IKN akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan sektor pertanian.
Sumber :
https://bisnis.tempo.co/read/1888426...ini-itungannya
https://nasional.kompas.com/read/202...n-ekonomi-baru
Reaksi LBP ini cukup menarik. Sebab, LBP selalu galak terhadap mereka yang mencoba utak-atik IKN. Namun kali ini tidak.
f. Akan tetapi bukan berarti Jokowi berdiam diri. Langkah Jokowi yang mendorong peran aktif BPK memantau dan mengawal akuntabilitas keuangan Pemerintahan Prabowo – Gibran 2024 – 2029, jelas merupakan pukulan balasan terhadap Poros Djiwandono.
Sumber : https://nasional.kontan.co.id/news/j...prabowo-gibran
Sebab, polemik Makan Bergizi Gratis soal apakah menggunakan dapur umum yang sarat KORUPSI vs menggunakan Conditional Cash Transfer (CCT) yang relatif lebih aman dari korupsi, hingga hari ini juga belum temui kata sepakat.
Sumber :
Manuver BPK yang dimainkan Jokowi jelas sebuah warning bagi Poros Djiwandono.
g. Prabowo pun sampai hari ini masih bungkam. Tidak merespons Gerakan Poros Djiwandono, maupun belum memperlihatkan pembelaan terhadap posisi Jokowi yang sedang dirudal oleh Poros Djiwandono.
Mungkin Prabowo sedang menakar efek pernikahan Budisatrio Djiwandono dengan kemenakan Muhammad Riza Chalid, terhadap potensi masuknya suara-suara sumbang gerombolan Nasdem dan Tom Lembong yang kerap menolak IKN, sebelum Prabowo bisa memutuskan harus memberi jalan kepada Gibran atau Budisatrio dalam kans memimpin Gerindra di masa mendatang.
Sumber : https://www.merdeka.com/jatim/resmi-....html?screen=5
h. Namun ada yang menarik dari gerak-gerik Prabowo belakangan ini, yang malah kian akrab dengan Kapolri yang sedang putus asa, kalah pamor, dan sedang dibuang Jokowi.
Keakraban antara Prabowo dan Kapolri justru terjadi saat orang kepercayaan keluarga Jokowi dan LBP di lingkar Kepolisian sedang bergeser ke Wakapolri.
Sumber : https://halosemarang.id/menhan-prabo...ra-utama-polri
i. Situasi ini menunjukkan bahwa persaingan panas Jokowi – IKN vs Djiwandono – Makan Bergizi Gratis, berkeselarasan dengan persaingan panas Gibran (melalui Bobby – Wakapolri) vs Budisatrio dalam peta persaingan Ketum Baru Gerindra.
Hal ini menjelaskan kenapa kemudian Prabowo justru berupaya memegang Kapolri yang sedang dibuang Jokowi.
Sebab, jika pada akhirnya Prabowo harus menyerahkan tahta Gerindra kepada Poros Djiwandono, maka Kapolri akan menjadi senjata untuk melawan pergerakan Wakapolri – Bobby – Gibran.
j. Situasi ini juga menunjukkan bahwa Prabowo yang sedang memegang kendali atas Kapolri, bersamaan LBP yang sedang memegang kendali atas Wakapolri, sedang menyiapkan pertarungan panas Kapolri vs Wakapolri, untuk nantinya digunakan dalam rangka mewujudkan penyetaraan TNI dan Polri
KEDUA, konstelasi yang diurai di atas juga bergerak linier dengan konstelasi yang sedang terbentuk pada spektrum Pilkada 2024.
Perhatikanlah sejumlah aspek vital berikut ini:
a. Belum menyurutnya kans kuat Golkar mengusung Ridwan Kamil ke Pilkada Jabar, akibat dari Gerindra yang tetap memaksakan Dedi Mulyadi yang surveinya lemah, telah mendorong efek turunan.
Yakni PAN memulai wacana duet Ridwan Kamil – Bima Arya untuk menggantikan usulan duet Dedi Mulyadi – Bima Arya.
Sumber : https://rm.id/baca-berita/pilkada/22...akal-digaet-rk
Hal ini menunjukkan posisi tawar Golkar lebih unggul jauh daripada Gerindra dalam peta Pilkada Jabar 2024.
b. Namun Gerindra dan Dedi Mulyadi bergerak tidak dengan tangan kosong. Apalagi ada peran Prabowo yang sedang memegang kendali atas Kapolri yang sedang dibuang Jokowi.
Remuk Kapolri dari kasus Vina Cirebon, otomatis dapat dengan mudah kita duga bahwa sebentar lagi akan ada pergantian Kapolda Jabar.
Pergantian Kapolda jelang Pilkada Jabar 2024, tentu akan menghasilkan perhitungan baru pada pergerakan calon duet Ridwan Kamil – Bima Arya.
Meski agak menjijikkan cara Dedi Mulyadi mengolah kasus Vina Cirebon untuk medium pencitraan sana-sini di Jawa Barat, rupayanya target utamanya adalah perombakan Kapolda Jabar dari kasus Vina Cirebon ini.
Sumber :
https://video.kompas.com/watch/15742...r-ke-bareskrim
https://wartakota.tribunnews.com/202...n-vina-cirebon
Senjata rahasia Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jabar ialah memanfaatkan kasus Vina Cirebon untu rombak Polda Jabar. Wajah boleh sederhana.
c. Menguatnya kans duet Ridwan Kamil - Bima Arya juga berdampak pada menyurutnya kans duet Ridwan Kamil - Kaesang di Pilkada Jakarta.
Apalagi, Gibran baru saja menyatakan tidak menyarankan Kaesang maju Pilkada Jakarta, dan lebih mendorong Kaesang temui Puan Maharani untuk membahas potensi dukungan PDIP mengusung duet Andika Perkasa - Kaesang di Pilkada Jateng.
Sebelumnya, Puan Maharani melambungkan wacana PDIP siap usung Kaesang ke Pilkada 2024, dimana pergerakan ini disusul Grand Master Catur RI Utut Adianto menyokong kuat kans duet Andika Perkasa – Kaesang Pangarep di Pilkada Jateng, sembari menekankan untuk menghadapi Kapolda Jateng yang maju di Pilkada Jateng 2024.
Sumber : https://www.merdeka.com/politik/pdip....html?screen=1
d. Konstelasi di atas sangat menarik. Prabowo dan Gerindra justru kini lebih mengandalkan peran Kapolri untuk menghambat Ridwan Kamil - Bima Arya dan memenangkan Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar.
Sebaliknya, Poros Jokowi - Gibran - Kaesang justru kini mengandalkan PDIP (Puan Maharani, Utut Adianto) dan Militer (Andika Perkasa) untuk mengalahkan Poros Kepolisian (Kapolda Jateng yang merupakan bagian dari Geng Polisi Solo bersama Kapolri) di Pilkada Jateng.
e. Kendati demikian, konstelasi ini tetap akan berdampak pada pelemahan posisi tawar Kepolisian.
Sebab, Kepolisian (satu matra) bisa berpecah menjadi berbagai faksi di dalamnya. Namun dalam ruang lingkup TNI, setiap matra akan solid.
Jika Poros Polisi Solo (Kapolri, Kapolda Jateng) mencoba-coba memukul TNI AD untuk menghantam Andika - Kaesang di Pilkada Jateng, maka bukan hanya TNI AD di belakang Andika Perkasa yang bereaksi, tetapi juga TNI AD di belakang Prabowo Subianto yang akan bersatu padu menghabisi POLISI.
TS (Thread Starter/Penulis) tidak melihat adanya ruang gerak bebas bagi Kepolisian pada rezim 2024 s/d 2029. Oleh karena itu, istilah POLISI DI-PRAMUKA-KAN niscaya akan terjadi pada periode 2024 s/d 2029.
Uraian-uraian di atas menunjukkan semakin besar kans bagi Gibran Rakabuming Raka menjadi pimpinan Gerindra di masa mendatang.
Sebab saat ini sedang terjadi pertukaran posisi antara Prabowo yang lebih dekat dengan Kepolisian, dengan Gibran dan Kaesang yang justru menguat relasinya terhadap militer, dimulai dari langkah Gibran mendukung usulan duet Andika – Kaesang yang diusung Puan dan Utut.
Apalagi, jika terbentuk duet Andika – Kaesang, berarti masa depan politik Kaesang Pangarep akan dititipkan kepada Poros Tentara Merah (Andika Perkasa) di dalam PDIP, sehingga tidak ada kekhawatiran bagi Prabowo untuk memberikan tahta Gerindra kepada Gibran Rakabuming Raka.
Sebab, jika Gibran berhasil mengantarkan Kaesang berada di bawah protektorat Andika Perkasa (Akmil 87), yang tidak lain adalah menantu dari Hendropriyono (Akmil 67), senior Prabowo (akmil 74), maka Gibran akan lebih mudah diterima oleh Golden Boys Akmil 73 yang menjadi penyokong kuat Prabowo hari ini, meliputi: SBY, Sjafrie Sjamsoeddin, Ryamizard Ryacudu, Djoko Suyanto, Sutanto, dan sebagainya.
Sehingga keputusan Gibran mendorong Kaesang maju Pilkada Jateng bersandingan dengan Andika Perkasa sangat tepat.




galihjoshua dan fitrigracia memberi reputasi
2
10.8K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan