Menakjubkan! Minat Warga Miskin Indonesia akan Rokok Nomor 2 setelah Beras, Makanan Lain Tengkurap!

Sering kali kita tak memperhitungkan seberapa banyak sih uang dari hasil kerja kita dipergunakan, padahal jika ditelusuri kembali, mungkin ada barang-barang yang setiap hari dibeli namun sebenarnya tidak sangat diperlukan. Masyarakat Indonesia sekarang ini masih gemar merokok, baik orang kaya maupun orang kelas menengah ke bawah sepertinya sama saja.

Dan ada penelitian yang menghebohkan dari BPS nih gansist, khususnya menyorot pengeluaran terbesar warga Indonesia kategori miskin yang dikutip dari CNBC Indonesia, (8/7). Dijelaskan, garis kemiskinan dinilai dari jumlah pengeluaran. Jika pengeluaran untuk makanan prosentasenya 74,44%, sedangkan untuk bukan makanan hanya sebesar 25,56 berarti mereka digolongkan sebagai warga miskin.







Konsumsi terbesar orang miskin di Indonesia seringkali terfokus pada dua hal utama, yaitu beras dan rokok. Kedua jenis barang ini menjadi prioritas dalam pengeluaran mereka sehari-hari. Beras menjadi sumber energi utama bagi orang miskin di Indonesia, karena merupakan makanan pokok yang memberikan kebutuhan karbohidrat yang penting. Selain itu, harga beras yang relatif stabil membuatnya menjadi pilihan yang terjangkau bagi kebanyakan orang.

Di sisi lain, rokok juga menjadi salah satu konsumsi terbesar bagi orang miskin di Indonesia. Meskipun memiliki dampak negatif pada kesehatan, rokok seringkali dijadikan sebagai pelarian atau bentuk relaksasi bagi orang miskin dalam mengatasi tekanan hidup sehari-hari. Kebiasaan merokok juga seringkali menjadi bagian dari budaya dan lingkungan sosial di mana mereka berada.

Dalam mengatasi masalah konsumsi beras dan rokok yang mendominasi bagi orang miskin, penting untuk memberikan pemahaman yang lebih luas tentang pentingnya pola makan yang seimbang dan mengurangi konsumsi rokok. Pendidikan kesehatan dan sosial yang menyeluruh dapat membantu orang miskin untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kesehatan dan pengelolaan keuangan yang bijaksana.

Dengan memahami konsumsi terbesar orang miskin di Indonesia, kita dapat memberikan perhatian lebih terhadap upaya pemberdayaan ekonomi dan pendidikan kesehatan yang lebih baik bagi mereka. Semoga dengan langkah-langkah ini, kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama orang miskin, dapat terus meningkat ke arah yang lebih baik.


Sumber tulisan dan gambar